c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

15 Juni 2023

12:18 WIB

NFA Minta Bulog Pasok Kedelai Ke Pengrajin Tahu Dan Tempe

NFA juga meminta Bulog agar berperan sebagai offtaker yang menyerap kedelai hasil panen petani.

Editor: Fin Harini

NFA Minta Bulog Pasok Kedelai Ke Pengrajin Tahu Dan Tempe
NFA Minta Bulog Pasok Kedelai Ke Pengrajin Tahu Dan Tempe
Pekerja mencuci kedelai di pabrik tempe Kejayan di Kampung Pejaten, Kramatwatu, Serang, Banten, Senin (31/10/2022). Antara Foto/Asep Fathulrahman

JAKARTA- Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi meminta BUMN Pangan yakni Perum Bulog untuk memasok kebutuhan kedelai ke pengrajin tahu dan tempe secara terorganisir melalui wadah koperasi.

"Kita menginginkan terbangunnya satu ekosistem di mana para pengrajin tahu-tempe tidak lagi kesulitan mendapatkan bahan baku. Nah, kehadiran negara melalui kolaborasi bersama BUMN pangan dalam membangun sistem harus dilakukan, sehingga ada jaminan pasokan kepada para pengrajin dan tidak dipengaruhi oleh fluktuasi harga kedelai," ujar Kepala NFA Arief di Jakarta, Kamis (15/6), dikutip dari Antara.

Arief juga meminta Bulog agar berperan sebagai offtaker yang menyerap hasil panen petani yang dikoordinasikan melalui kelembagaan Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo).

Menurutnya, skema closed loop ini merupakan bagian dari tata kelola ekosistem kedelai nasional yang sedang dibangun saat ini untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. 

Salah satunya dengan menempatkan BUMN Pangan sebagai sentral dari tata niaga kedelai nasional.

“Melalui skema tersebut, BUMN bersama koperasi akan mempersiapkan stok minimal untuk dua hingga tiga bulan ke depan, sesuai dengan hasil prakiraan neraca komoditas pangan guna memperkuat cadangan kedelai,” ucapnya.

Baca Juga: Penguatan CPP, Siasat Pemerintah Hadapi Tantangan El Nino

Adapun berdasarkan Prognosa Pangan, kebutuhan nasional kedelai saat ini mencapai 2,8 juta ton, sedangkan produksi kedelai dalam negeri masih berada di kisaran 300 ribu ton, sehingga masih dibutuhkan impor sebesar 2,5 juta ton.

Arief menuturkan, neraca kedelai nasional yang masih defisit harus dilihat sebagai peluang bagi para produsen kedelai untuk meningkatkan produksi domestik mengingat besarnya kebutuhan tersebut.

NFA juga telah menetapkan Harga Acuan Pembelian (HAP) Kedelai melalui Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 11 Tahun 2022. Adanya regulasi ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan harga di tiga lini rantai pangan, dan meningkatkan gairah menanam bagi petani yang diikuti dengan upaya penguatan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk Kedelai dengan menempatkan BUMN sebagai standby buyer.

Tingkatkan Produksi
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meminta Gakoptindo memperkuat organisasi, memperbaiki data kelembagaan dan keanggotaan agar dapat menyejahterakan produsen tahu tempe di Indonesia.

Hal ini ditegaskan Zulkifli saat membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) XIII Gakoptindo Tahun Buku 2022 di Jakarta, pada Rabu (14/6). Turut hadir pada acara ini Ketua Gakoptindo Aip Syarifuddin. Hadir mendampingi Mendag yaitu Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Isy Karim.

"Saya berharap Gapkoptindo semakin kuat. Dengan organisasi yang semakin kuat dan terus dibina pemerintah, maka dapat mempercepat produsen kecil untuk berkembang menjadi besar," kata Zulkifli melalui keterangan tertulis.

Baca Juga: Putus Ketergantungan Impor, Pemerintah Rumuskan Harga Kedelai Lokal

Zulkifli menyebut, pemerintah berupaya meningkatkan produksi kedelai lokal melalui peluncuran program Gerakan Tanam Kedelai di Lampung pada Jumat (2/6).

"Petani harus mendapat kepastian harga jual panen kedelai. Dengan organisasi kuat, Gakoptindo dapat bekerja sama dengan petani melalui pembelian panen kedelai dengan harga yang menguntungkan," ujarnya.

Zulkifli pun meminta dukungan dan komitmen Gakoptindo mendorong anggotanya untuk melakukan pembaharuan data Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) dan anggotanya serta kelengkapan legalitas usaha sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.

"Dengan data yang lengkap, secara kelembagaan Gakoptindo akan semakin kuat dan diperhitungkan," kata Zulkifli.

Menurut Zulkifli, perajin tahu tempe di daerah telah memiliki keterampilan dan modal sebagai pengusaha. 

Untuk itu, perlu didukung dan dibina agar semakin berkembang dan sejahtera. Gakoptindo diharapkan semakin kuat dan terus memperjuangkan perajin tahu tempe agar terus berkembang.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar