06 November 2025
18:57 WIB
Nasib Emiten BUMN Karya Kritis, Analis: Harus Diselamatkan
Perusahaan karya seperti Waskita Karya sejatinya tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Lantaran, mereka hanya menjalankan mandat pemerintah.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Gedung PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Antara/HO-Waskita
JAKARTA - Pengamat pasar modal sekaligus Co-Founder PasaRDana Yohanis Hans Kwee menilai langkah ekspansi besar-besaran yang dilakukan perusahaan karya, termasuk PT Waskita Karya Tbk (WSKT) merupakan konsekuensi dari arah kebijakan pemerintah pada satu dekade terakhir.
“Memang kalau kita lihat masalah perusahaan karya ini kan waktu 10 tahun era Presiden Jokowi itu terlalu ekspansi. Jadi, memang ini arah kebijakan pemerintah. Jadi, masalah gede kita 10 tahun terakhir itu pembangunan infrastruktur itu agak berlebih,” kata Hans kepada media di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (6/11).
Dia mengungkapkan, sebagian proyek infrastruktur yang digenjot dalam 10 tahun terakhir belum sepenuhnya dibutuhkan oleh masyarakat. Alhasil, tingkat pengembalian (return) investasi menjadi rendah.
“Tapi sebenarnya belum dibutuhkan masyarakat. Sehingga, kalau kita lihat tingkat pengembaliannya jadi rendah. Nah, ini yang jadi masalah bagi perusahaan karya tadi,” terang dia.
Baca Juga: Bakal Ada Kajian Bersama Soal Konsolidasi BUMN Oleh Danantara
Akan tetapi, Hans menegaskan, perusahaan karya seperti Waskita Karya sejatinya tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Lantaran, mereka hanya menjalankan mandat pemerintah. Oleh sebab itu, langkah penyelamatan perusahaan-perusahaan karya menjadi keharusan.
“Menurut saya perusahaan karya itu harus diselamatkan. Karena mereka sebenarnya ngikutin arahan pemerintah untuk lebih ekspansi. Jadi, mereka harus diselamatkan,” ungkap Hans.
Baca Juga: Waskita Karya 2 Tahun Suspensi, Kapan Delisting?
Ia menambahkan, langkah penyelamatan perlu ditempuh melalui restrukturisasi utang dan kebijakan strategis lain.
Selama ini, Hans menilai, perusahaan karya seperti Wijaya Karya memiliki kinerja yang baik, sehingga seharusnya tetap dibiarkan menjadi perusahaan publik.
“Selama ini perusahaan karya seperti Wijaya Karya itu bagus sekali. Kalaupun terakhir dia harus memilih go private, memang itu keputusan pemerintah gitu. Tetapi, menurut saya itu perusahaan yang bagus harusnya dibiarkan go public,” pungkas Hans.