31 Januari 2025
16:26 WIB
Nama TUKU Resmi Dibubuhkan Di Stasiun MRT Cipete Raya
Stasiun Cipete Raya TUKU menjadi stasiun kedelapan di fase 1 ini yang dikerjasamakan dalam hak penamaan (Naming Rights) stasiun MRT
PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Karya Tetangga Tuku, selaku pemegang merek Toko Kopi Tuku (TUKU) bekerja sama kemitraan melalui penamaan (naming rights) pada Stasiun Cipete Raya TUKU, Jakarta, Jumat (31/1/2025). ANTARA/Luthfia Miranda Putr
JAKARTA - PT MRT Jakarta (Perseroda) resmi membubuhkan nama TUKU di Stasiun Cipete Raya menjadi Cipete Raya TUKU). Hal ini sebagai bagian dari bisnis perusahaan di bidang penjualan hak penamaan (naming rights).
"Stasiun Cipete Raya TUKU menjadi stasiun kedelapan di fase 1 ini yang dikerjasamakan dalam hal penamaan," kata Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda) Farchad Mahfud di Stasiun Cipete Raya TUKU Jakarta, Jumat (31/1).
Farchad mengatakan PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Karya Tetangga Tuku, selaku pemegang merek Toko Kopi Tuku (TUKU) mengumumkan kemitraannya melalui penamaan (naming rights) pada Stasiun Cipete Raya TUKU.
Kemudian, dia menambahkan, MRT Jakarta terus mendorong kerja sama dan kolaborasi dalam memajukan sistem transportasi publik untuk mendukung gaya hidup masyarakat di berbagai bidang.
Dia menilai kemitraan antara MRT Jakarta dan TUKU ini melengkapi dan menunjukkan, MRT Jakarta merangkul siapa saja dalam hal mengembangkan Jakarta sebagai episentrum ekonomi dan bisnis nasional.
"Tentu saja, kami berharap lebih banyak lagi kerja sama dan inovasi yang dapat dikolaborasikan untuk meningkatkan pengalaman penumpang MRT Jakarta," ujarnya.
Diharapkan kesempatan bermitra dengan berbagai pihak terkait penamaan stasiun merupakan salah satu inisiatif MRT Jakarta dalam hal pendapatan non-tiket (non-farebox).
Makna Mendalam
Sementara itu, CEO & Founder TUKU Andanu Prasetyo menyampaikan makna mendalam Cipete sebagai tempat berdirinya dan berkembangnya TUKU. Andanu mengatakan sinergi TUKU dengan PT MRT Jakarta merupakan bentuk apresiasi kepada komunitas yang telah mendukung perjalanan TUKU sejak awal.
"Cipete adalah rumah bagi TUKU. Menjadi bagian dari mobilitas masyarakat melalui MRT Jakarta adalah sebuah kebanggaan. Kami ingin lebih dekat dan menjadi bagian dari keseharian mereka," ujar Andanu.
Andanu juga berharap penamaan baru Stasiun MRT Cipete Raya dapat memberikan dampak positif, salah satunya menciptakan kolaborasi dan memberikan pengalaman menyenangkan bagi para penumpang.
Ia menerangkan, selaku pemegang merek Toko Kopi Tuku (TUKU), ia mengaku membutuhkan waktu enam tahun dengan menabung agar bisa berkolaborasi dengan PT MRT Jakarta (Perseroda) di bidang hak penamaan (naming rights).
"Rasanya tabungan pendapatan enam tahun sudah lebih dari cukup buat kami yang akhirnya pada saat kemarin kita coba eksplorasi, ternyata Alhamdulillah kesempatan itu bisa terwujud di hari ini," ucap Andanu.
Andanu mengatakan, impiannya bekerja sama dengan MRT Jakarta sudah tertanam sejak tokonya masih kecil dan bahkan sebelum MRT diresmikan. Terlebih, kini pelopor bisnis kopi lokal itu telah berkembang hingga 10 tahun lamanya dengan memiliki lebih dari 50 gerai.
"Karena kita memiliki imajinasi bagaimana kita punya sebuah toko kopi di tempat yang terintegrasi dan yang kita suka lihat di luar negeri ini," ujarnya.
Dia berharap bisnisnya akan semakin global dengan kerja sama penamaan bersama MRT Jakarta. Diharapkan MRT Jakarta akan terus terbuka untuk berkolaborasi dengan UMKM lainnya. "Kami di Tuku tidak melakukan promosi atau pemasaran (marketing) yang gencar. Ini adalah marketing terbesar kami yang mana kami harus nabung enam tahun tersebut," ucapnya.
Baca Juga:
Jokowi Canangkan Koridor Baru MRT Bekasi-Tomang
Kontribusi Besar
Asal tahu saja, buat MRT sendiri, menjual hak penamaan (naming rigsht) stasiun telah memberikan kontribusi hingga 40% terhadap pendapatan perusahaan dari non tiket. Sehingga bisnis ini akan terus digencarkan MRT untuk ke depannya.
"Kontribusinya signifikan mencapai 30-40%," kata Farchad.
Farchad mengatakan, kontribusi hak penamaan stasiun terbilang cukup signifikan bagi sektor iklan bisnis (business advertisement).
Lebih lanjut, dia menilai hak penamaan stasiun menjadi kunci bagi para pelaku usaha industri agar produknya menjadi unggul dan terkenal. Maka itu, dia optimis sejumlah stasiun MRT yang tersedia seperti Lebak Bulus, Blok A, Haji Nawi, ASEAN, dan Bendungan Hilir memiliki daya tarik tersendiri bagi sejumlah perusahaan.
Selain itu, dia juga telah menargetkan Stasiun Monas maupun Thamrin yang tengah dibangun untuk juga dipasang hak penamaan stasiun. "Ada Monas, Thamrin yang ini kami tawarkan sejak sekarang, biasanya perusahaan sekitar itu ingin punya," ucapnya.
Dengan demikian, MRT Jakarta meyakini bahwa hak penamaan stasiun mampu memberikan kontribusi eksis maupun nilai besar bagi mitra yang bekerja sama.
Dengan kehadiran Cipete Raya TUKU, sejatinya terdapat sembilan stasiun MRT yang sudah mengantongi hak penamaan. Antara lain, Lebak Bulus Grab, Fatmawati Indomaret, Blok M BCA, Senayan Mastercard, Istora Mandiri, Setiabudi Astra, Dukuh Atas BNI, dan Bundaran HI Bank DKI.
Namun, lantaran GRAB tak lagi melanjutkan kerjasama ini untuk penamaan Stasiun Lebak Bulus setelah berakhir di akhir 2024, maka saat ini hanya delapan stasiun MRT yang sudah ‘dibeli’ penamaannya.