25 Maret 2022
10:59 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Harga emas Antam pada Jumat (25/3) menguat Rp6.000 ke posisi Rp1.000.000/gram. Senada, harga buyback atau pembelian kembali turut naik Rp6.000 ke angka Rp904.000/gram.
Harga emas di situs Logam Mulia pada pekan lalu, tercatat merosot sebesar Rp17.000. Pada Senin (14/3), harga ditutup Rp1.001.000/gram, hingga Sabtu (19/3), emas Antam ditutup di posisi Rp984.000/gram.
Kemudian, emas Antam pada Senin (21/3) melemah tipis Rp1.000 ke posisi Rp983.000/gram. Pada hari berikutnya, Selasa (22/3), emas berbalik menguat Rp6.000 menjadi Rp989.000/gram.
Tapi pada Rabu (23/3), emas Antam kembali melemah goceng alias Rp5.000 ke Rp984.000/gram. Pada Kamis (24/3), emas berbalik menguat lagi ceban alias Rp10.000 menjadi Rp994.000/gram.
Harga emas Antam sendiri sempat menyentuh titik tertinggi sepanjang masa pada level Rp1.065.000/gram pada Jumat (7/8/2020).
Di Pegadaian, pada Jumat (25/3), emas Antam dibanderol Rp1.034.000/gram, Antam Retro Rp998.000/gram. Sementara itu, Antam Batik Rp1.189.000/gram dan emas cetakan UBS Rp1.003.000/gram.
Dikutip dari Antara, harga emas naik ke level tertinggi lebih dari satu minggu pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Karena, kekhawatiran atas melonjaknya harga-harga dan ketidakpastian seputar perang di Ukraina mengangkat daya tarik emas sebagai aset safe-haven dan lindung nilai inflasi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, melonjak US$24,9 atau 1,29% menjadi US$1.962,20 per ounce.
Sehari sebelumnya, Rabu (23/3), emas berjangka terangkat US$15,8 atau 0,82% menjadi US$1.937,30, setelah tergelincir US$8 atau 0,41% menjadi US$1.921,50 pada Selasa (22/3), dan naik US$0,2 atau 0,01% menjadi US$1.929,50 pada Senin (21/3).
"Tekanan inflasi dasar yang sangat kuat terus menjadi faktor fundamental pendukung utama yang mendorong harga emas. Ada faktor pendukung lainnya, terutama perang di Ukraina," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Federal Reserve menaikkan biaya pinjaman sebesar 25 basis poin pada 16 Maret, dan sejak itu pembuat kebijakan bank sentral AS telah mengisyaratkan pendekatan yang lebih agresif terhadap pengetatan kebijakan moneter tahun ini untuk melawan kenaikan inflasi.
"Bahkan gagasan tentang lingkungan suku bunga yang meningkat yang menggigit pasar emas tidak cukup untuk mengimbangi tekanan positif yang kami lihat dari kemiringan inflasi. Kami percaya bahwa The Fed tetap berada di belakang kurva," tambah Meger.
Komoditas emas, yang tidak membayar bunga, cenderung kehilangan daya tariknya ketika suku bunga naik, tetapi konflik yang sedang berlangsung di Ukraina dan lonjakan harga minyak menambah tekanan inflasi yang ada telah menempatkan dukungan bagi harga emas, kata para analis.
Kepemilikan SPDR Gold Trust, exchange-traded fund (ETF) yang didukung emas terbesar di dunia, naik ke level tertinggi sejak Februari 2021 pada Rabu (23/3).
Dengan kenaikan ETF yang didukung emas, "emas bisa menarik lebih banyak peminat jika risiko stagflasi menjadi lebih besar dalam waktu dekat," ujar Han Tan, kepala analis pasar di Exinity.
Sementara itu, para pemimpin Barat yang bertemu di Brussels sepakat untuk memperkuat pasukan mereka di Eropa Timur, meningkatkan bantuan militer ke Ukraina dan memperketat sanksi mereka terhadap Rusia saat serangan Moskow terhadap tetangganya memasuki bulan kedua.
Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia, memicu permintaan safe haven untuk emas. Mereka juga melarang transaksi terkait emas dengan bank sentral Rusia.
Sementara itu, data ekonomi yang dirilis pada Kamis (24/3) beragam. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pesanan barang tahan lama AS merosot 2,2% pada Februari setelah melonjak 1,6% pada Januari. Penurunan ini jauh lebih besar dari perkiraan penurunan 0,5%.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim pengangguran awal AS turun 28 ribu menjadi 187 ribu untuk pekan yang berakhir 19 Maret, terendah sejak September 1969.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 73,1 sen atau 2,9% menjadi US$25,92 per ounce. Platinum untuk pengiriman April turut naik US$10,2 atau 1% menjadi US$1.031,20 per ounce.