26 Januari 2024
19:07 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membukukan laba bersih sebesar Rp20,9 triliun pada tahun buku 2023. Angka ini meningkat 14,2% secara tahunan (year on year/YoY).
Tercatat, laba perusahaan anak berkontribusi senilai Rp419,4 miliar dengan pertumbuhan 36,2% YoY.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengungkapkan, pertumbuhan laba sepanjang tahun lalu seiring dengan kemampuan bank dalam membukukan tingkat pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE).
BNI mencatatkan ROE sebesar 15,2% pada 2023, meningkat sebesar 120 basis poin (bps) dari posisi 14% di tahun 2019 atau sebelum pandemi covid-19.
"Pencapaian ini diperoleh di tengah nilai modal atau ekuitas yang terus meningkat, sehingga menggambarkan naiknya tingkat profitabilitas perusahaan," ujar Royke dalam Press Conference Kinerja Full Year 2023 BNI secara daring, Jumat (26/1).
Ia menjelaskan, hasil positif ini diperoleh dari perbaikan fundamental, termasuk kontribusi fee-based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset.
Baca Juga: BNI Bagikan Cara Hindari Modus Penipuan Kenaikan Biaya Transaksi
Sepanjang periode 2020-2023, BNI mampu mencatatkan rata-rata pertumbuhan kredit mencapai 7,9% per tahun. Pertumbuhan kredit utamanya berasal dari segmen prospektif berisiko rendah.
Segmen ini menghasilkan penurunan profil risiko yang tergambar dari ATMR (Aset Tertimbang Menurut Risiko) untuk risiko kredit yang turun dari 82% di tahun 2019 menjadi 73% di tahun 2023.
Royke menuturkan, perbaikan kualitas aset dilakukan sebagai langkah strategis untuk memastikan bisnis perusahaan tetap sustain dalam jangka panjang di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah.
"Transformasi tiga tahun terakhir telah menjadi turning point yang memperkuat fondasi bisnis BNI. Kami melihat program transformasi ini lebih dari sekadar inisiatif. Ini adalah sebuah langkah besar yang menandai dedikasi dan komitmen kami untuk terus tumbuh dan berkembang serta beradaptasi terhadap perubahan di tingkat nasional dan global," katanya.
Baca Juga: BNI Ungkap Manfaat dan Tantangan Adopsi IoT pada Sektor Perbankan
Bidik ROE 20%
Lebih lanjut, Royke mengungkapkan, BNI memiliki aspirasi untuk dapat meningkatkan ROE hingga 20% pada tahun 2028.
Peningkatan ROE akan dicapai melalui konsistensi dalam membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen consumer, corporate, dan UMKM sehingga kualitas aset akan sehat dalam jangka panjang.
"Mulai dari segmen consumer, corporate, hingga UMKM. Sehingga, kualitas aset akan sehat dalam jangka panjang," kata Royke.
Sementara itu, kredit sepanjang tahun 2023 tumbuh sebesar 7,6% YoY, mencapai Rp695 triliun. Hal ini didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan Perusahaan Anak.
Korporasi blue chip swasta tumbuh 14,3% YoY, blue chip BUMN tumbuh 11,8% YoY, kredit konsumer tumbuh 13,6% YoY, serta Perusahaan Anak yang tumbuh 134% YoY.
Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada tahun 2023 tercatat tumbuh 5,4%, menjadi Rp810,73 triliun.