c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

08 Agustus 2024

18:01 WIB

Mirae Asset Ungkap Alasan Kripto Lebih Diminati Dibanding Saham

Jumlah investor kripto meningkat menjadi 20,24 juta hingga Juni 2024, melampaui jumlah investor pasar modal yang sebesar 13 juta.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Mirae Asset Ungkap Alasan Kripto Lebih Diminati Dibanding Saham</p>
<p id="isPasted">Mirae Asset Ungkap Alasan Kripto Lebih Diminati Dibanding Saham</p>

Ilustrasi berbagai macam aset kripto yang beredar. Shutterstock/dok

JAKARTA - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengungkapkan alasan kripto saat ini lebih diminati dibanding saham. Hal itu terlihat dari peningkatan pesat jumlah investor kripto.

Head of Investment Solution Mirae Asset Roger MM mengatakan sebagian investor lebih menyukai volatilitas. Oleh karena itu, investor lebih memilih kripto karena aset kripto memiliki pergerakan harga yang volatil.

Artinya, harga aset kripto mudah sekali berubah, bisa naik atau turun secara signifikan dalam rentang waktu yang terbilang singkat.

"Sebagian investor kita kan suka sama yang volatil. Nah, di kripto itu harganya itu lebih volatil dibanding saham," kata Roger saat sesi doorstop di Jakarta, Kamis (8/8).

Baca Juga: Jumlah Investor Meningkat, Reku: Didorong Peforma Bitcoin ETF

Kemudian, lanjut dia, faktor yang mempengaruhi kripto adalah global, beda halnya dengan saham. Pada saham, emitennya juga dinilai terlalu sempit cakupannya.

Dia memberikan contoh ketika membeli saham emiten produsen semen dengan merek Semen Gresik, yakni PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), berarti hanya semen yang mempengaruhi naik-turunnya. 

Selain itu, pelaku pasarnya juga tidak global dan pemainnya terlalu sedikit.

"Jadi, pergerakan harga saham sama pergerakan harga kripto lebih menarik mungkin, bagi spekulan, bagi trader itu di kripto," imbuhnya.

Masih dalam kesempatan yang sama, Roger juga mengungkapkan beberapa penyebab yang membuat transaksi saham menurun.

Salah satu penyebabnya adalah penerapan Papan Pematauan Khusus dengan mekanisme perdagangan Full Call Auction (FCA). Menurutnya, penerapan FCA sudah diprotes oleh banyak pelaku pasar dan Bursa pun sudah diminta untuk reviu kembali.

Kedua, Roger tidak menampik adanya instrumen lain yang lebih menarik secara volatilitas, terutama aset kripto. Lantaran, pelaku di kripto lebih banyak dari yang berinvestasi di pasar modal.

"Mungkin karena volatilitasnya cukup tinggi, sehingga orang berpikir gampang nih dapat cuan di kripto, karena tadi ada volatilitas di situ," ungkap Roger.

Kendati demikian, dia mengingatkan untuk berinvestasi pada aset yang sudah dikenal. Sedangkan jika tetap ingin terjun ke investasi kripto, maka harus mempelajarinya terlebih dahulu.

Investor diharapkan jangan sekadar FOMO (Fear Of Missing Out) dalam investasi kripto. FOMO sendiri adalah memiliki rasa takut merasa “tertinggal” karena tidak mengikuti aktivitas tertentu.

Baca Juga: Tokocrypto Minta Pemerintah Kenakan Pajak Pada Perusahaan Kripto Asing

Investor Pindah ke Kripto
Indonesia tengah menyaksikan fenomena menarik dalam dunia investasi, yaitu peningkatan pesat jumlah investor kripto.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa jumlah investor kripto meningkat menjadi 20,24 juta hingga Juni 2024, melampaui jumlah investor pasar modal yang sebesar 13 juta.

Sementara itu, harga Bitcoin (BTC) mengalami penurunan tajam di bawah level US$50 ribu setelah aksi jual dramatis pada Senin (5/8), yang dipicu oleh berbagai faktor ekonomi dan geopolitik.

Sentimen risk-off yang disebabkan oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi di AS, ditambah dengan data ekonomi yang lemah dan penurunan di pasar saham global, mengakibatkan aksi jual besar-besaran.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar