03 Oktober 2022
16:13 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan bahwa pemerintah tak bisa bekerja sendiri dalam menaikkan kelas para pelaku UMKM. Dalam hal ini, harus ada kemitraan antara usaha besar dengan UMKM agar misi tersebut dapat terlaksana.
Dalam Panel Diskusi Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas di Jakarta, Teten menerangkan pemerintah dalam UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja telah menyiapkan sederet insentif bagi usaha besar yang menjalin kemitraan dengan UMKM.
"Kemitraan usaha besar dengan usaha kecil masih rendah. Karena itu, kemitraan tersebut akan terdapat insentif pajak untuk swasta," ujarnya, Senin (3/10).
Tak hanya mewujudkan misi naik kelas, kemitraan dengan usaha besar pun akan mempercepat UMKM masuk ke dalam rantai produksi global atau global value chain. Keterlibatan UMKM Indonesia dalam global value chain itu sendiri masih di kisaran 4,1% atau relatif rendah jika dibandingkan negara tetangga.
"Misalnya saja Malaysia sudah 46,2%, Thailand 29,6%, Vietnam 20,1%, serta Filipina yang sudah mencapai 21,4%. Keterlibatan UMKM kita di global value chain masih sangat rendah," kata MenkopUKM.
Rendahnya kemitraan strategis digadang-gadang menjadi salah satu musabab minimnya keterlibatan UMKM dalam global value chain. MenkopUKM menyebut bahwa saat ini baru sekitar 7% UMKM yang menjalin kemitraan strategis dengan usaha besar.
Karenanya, kemitraan strategis harus diimplementasikan lewat alih keterampilan bidang produksi, pengolahan, hingga pemasaran. Meski sudah terdapat sederet kemitraan UMKM dengan usaha besar, namun masih banyak yang berupa pembinaan konvensional yang tidak terintegrasi dengan sistem produksi usaha besar.
"Jadi yang kita ingin, usaha besar bukan menjadi bapak asuh, tapi terintegrasi dalam rantai pasok. Itulah yang dilakukan di China, Korea Selatan, dan Jepang. Kita ingin UMKM jadi bagian rantai produksi usaha besar," tutur Menteri Teten.
Karena itu, Teten menyampaikan usulan kepada Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, mulai dari mendorong para anggota untuk membangun ekosistem kemitraan rantai pasok, lebih aktif melakukan business matching antara UMKM dengan usaha besar, serta membantu merumuskan kebijakan ekosistem rantai pasok setiap sektor usaha.
MenkopUKM juga meminta KADIN Indonesia ikut membantu identifikasi kemitraan rantai pasok koperasi dan UMKM (KUMKM) dengan BUMN, hingga mengembangkan market intelligence untuk pasar ekspor di berbagai negara.
"Saya pun minta KADIN Indonesia mendorong anggota mereka untuk menjadi agregator UMKM untuk pasar luar negeri," tandas Teten Masduki.