13 Maret 2025
17:21 WIB
MIND ID Setor Dividen Ke Negara Rp11,2 Triliun Sepanjang 2024
Total realisasi kontribusi MIND ID ke negara untuk tahun 2022, 2023, 2024 mencapai Rp66,48 triliun dalam bentuk pajak dan PNBP. Sedangkan dalam bentuk royalti kepada negara sebesar 12,73 triliun
Booth MIND ID di Sarinah Thamrin, Jakarta,13-15 Oktober 2023. dok. Mind ID
JAKARTA - PT Mining Industry Indonesia (MIND ID) membagikan dividen ke kas negara senilai Rp11,2 triliun pada 2024. Jumlah ini naik dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp7,5 triliun.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Kamis (13/3), Direktur Keuangan MIND ID Akhmad Fazri menyebut secara total perseroan telah menyetorkan dividen ke kas negara, sebagai penyetoran penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sekitar Rp18,67 triliun.
Dalam paparannya, Akhmad juga menyebut bahwa kinerja keuangan MIND ID terus meningkat setiap tahunnya. Laba bersih pada 2024 tercatat sebesar Rp36 triliun, naik dari sebelumnya Rp28 triliun pada 2023.
Selain itu, Akhmad menyebut kenaikan itu juga diikuti dengan kenaikan pendapatan perseroan dari Rp108 triliun pada 2023 menjadi Rp145 triliun pada 2024. “Kemudian, net profit margin di angka 25%, tumbuh rata-rata 17,6%,” kata Akhmad.
Lalu, aset perseroan pada 2024 mencapai Rp290 triliun dengan rata-rata pertumbuhan 12,3% per tahun. Adapun ekuitas perseroan tercatat Rp157 triliun, naik 21,6% per tahun. Sedangkan return on equity 24% dengan pertumbuhan rata-rata 13,5 % tiap tahun.
Total realisasi kontribusi MIND ID kepada negara untuk tahun buku 2022, 2023, 2024 mencapai Rp66,48 triliun untuk setoran pajak dan PNBP. Adapun kontribusi dalam bentuk pembayaran royalti kepada negara pada 2024 sebesar 12,73 triliun.
Biaya Modal
Sementara itu, MIND ID mencatat kebutuhan biaya belanja modal atau capital expenditure (capex) terkonsolidasi tahun ini mencapai Rp19,9 triliun. Dana tersebut digunakan untuk menjalankan program prioritas tahun ini, khususnya hilirisasi sektor pertambangan.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo menuturkan, terdapat sejumlah proyek hilirisasi untuk komoditas strategis yang dikelola grupnya. Seperti pengolahan bauksit menjadi alumina, smelter nikel, tembaga hingga timah.
"Untuk total kebutuhan capex tahun 2025, untuk seluruh grup konsolidasi kira-kira membutuhkan capex sekitar Rp19,9 triliun," tuturnya.
Rinciannya, ia menerangkan, proyek pertama yakni Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang merupakan pengolahan bauksit di Mempawah, Kalimantan Barat. Adapun, smelter dan refinery berkapasitas 1 juta ton tersebut dikelola oleh anak usaha PT Antam Tbk. dan Inalum, PT Borneo Alumina Indonesia.
Dalam hal ini, pihaknya akan melakukan ekspansi kapasitas pada proyek SGAR fase kedua hingga mencapai 2 juta ton. Saat ini, MIND ID masih dalam tahap final investment decision (FID) untuk SGAR Mempawah Fase II.
Sementara itu, untuk commercial operation date (COD) SGAR Mempawah Fase I akan dilakukan pada kuartal I/2025. "Untuk pengelolaan nikel oleh Antam dan Vale. Untuk Antam kami melakukan hilirisasi proyek integrasi dari nickel ore, kemudian pyrometallurgy untuk menjadi NPI [nickel pig iron] dan ferronickel, kemudian dari hydrometallurgy untuk menghasilkan mixed hydroxide precipitate (MHP)," tuturnya.