c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

28 April 2025

19:07 WIB

Meski Menjanjikan, OJK Imbau Perbankan Hati-hati Salurkan Kredit Industri TPT

OJK mengimbau perbankan berhati-hati menyalurkan kredit industri TPT. Perkembangan industri TPT domestik masih cukup menjanjikan dengan peningkatan realisasi investasi sebesar 31,1% (yoy) di 2024.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Khairul Kahfi

<p>Meski Menjanjikan, OJK Imbau Perbankan Hati-hati Salurkan Kredit Industri TPT</p>
<p>Meski Menjanjikan, OJK Imbau Perbankan Hati-hati Salurkan Kredit Industri TPT</p>

Ilustrasi - Pekerja menjahit kain di industri tekstil rumahan C59 di Bandung, Jawa Barat, Senin (25/6/2018). Antara Foto/Raisan Al Farisi

JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (KE PBKN) OJK Dian Ediana Rae mengungkap, perkembangan industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) RI masih cukup menjanjikan. Namun, perbankan perlu mengedepankan manajemen risiko yang terukur serta prinsip kehati-hatian, terutama dalam kaitan terkait kebutuhan penyaluran kredit.

Hal tersebut Dian utarakan menyusul imbauan presiden yang mendorong bank ikut mendorong kredit ke industri tekstil. Menurutnya, industri TPT termasuk Kulit dan Alas Kaki dinilai sebagai penopang ekonomi nasional dan merupakan salah satu sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja (padat karya).

"(Namun) regulasi pemerintah terkait trade policy, industrial policy dan investment policy sangat diharapkan untuk mengatasi disrupsi industri TPT, antara lain tingginya biaya produksi dan impor tekstil ilegal, yang pada akhirnya meningkatkan risiko kredit bagi industri perbankan yang menyalurkan kredit pada industri TPT," ungkapnya dalam keterangan tertulis RDKB edisi Maret, Jakarta, dikutip Senin (28/4).

Baca Juga: OJK: Perbankan Wajib Siaga Hadapi Dampak Tarif Trump

Dian membeberkan, per Februari 2025, pembiayaan kredit perbankan kepada industri pengolahan TPT mencapai Rp103,54 triliun. Capaian ini tumbuh 0,19% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. 

Lebih rinci, kredit untuk pengolahan kulit dan alas kaki masih mencatatkan pertumbuhan yang tinggi, masing-masing 14,14% dan 3,54% (yoy).

"Industri perbankan telah melakukan mitigasi risiko untuk mengantisipasi penurunan kualitas kredit di sektor tekstil dengan membentuk CKPN atas kredit bermasalah di sektor tekstil, dengan coverage CKPN sebesar 80-90% untuk total kredit bermasalah," imbuh Dian.

Investasi TPT Meningkat
Tak hanya itu, Dian mengungkap perkembangan industri TPT di Indonesia juga masih cukup menjanjikan dilihat dari meningkatnya realisasi investasi yang naik 31,1% (yoy), dari Rp29,92 triliun di 2023 menjadi Rp39,21 triliun pada 2024.

Selain itu, ada sebanyak empat perusahaan di sektor Tekstil dan Pakaian Jadi yang telah mengantongi Surat Keterangan Usaha (SKU) di kuartal I/2025, dengan nilai investasi keseluruhan mencapai Rp304,43 miliar.

"Industri TPT juga menyerap 3,87 juta tenaga kerja atau 20,51% terhadap total serapan tenaga kerja sektor manufaktur. Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor TPT mencapai US$1,02 miliar per Februari 25 atau naik 1,41% secara bulanan," bebernya.

Baca Juga: Investasi Dan Reaktivasi Industri, APSyFI Minta Pemerintah Bendung Impor

Dian memastikan, seiring dengan kondisi dinamika dan tantangan perekonomian nasional dan global serta masih berlangsungnya pertumbuhan pada industri TPT saat ini, perbankan akan memberikan dukungan kredit terhadap industri TPT di tanah air.

"Dukungan stakeholders termasuk sinergi dengan perbankan akan mendukung pengembangan industri TPT sebagai salah satu penopang dalam pertumbuhan ekonomi nasional, dengan tetap mengedepankan manajemen risiko yang baik dan terukur serta prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit," tegasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar