12 Agustus 2025
11:51 WIB
Meski Belum Road Test, Dirjen EBTKE Jamin Implementasi B50 Tetap Tahun Depan
Dirjen EBTKE Eniya Listiani Dewi menyebut kajian teknis dan ekonomi terus dimatangkan sebelum menjalankan road test B50
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Kementerian ESDM luncurkan biodiesel B35 dan B100. ValidNewsID/Nuzulia Nur Rahma
JAKARTA - Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi membidik penerapan campuran 50% minyak sawit dengan bahan bakar solar (B50) pada tahun 2026 yang akan datang.
Kajian pun terus dilakukan, terutama dari sisi teknis dan ekonomi untuk mengeksekusi program B50 tahun 2026 sesuai dengan harapan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Ketika kajian sudah rampung, barulah pemerintah menjalankan road test bahan bakar B50.
"Belum, belum (road test). Nanti rekapan hasil uji sama kajian teknisnya, kajian teknoekonomi yang keberlanjutannya itu mau didiskusikan seperti apa," ujar Eniya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Senin (11/8) sore.
Baca Juga: Diimplementasikan 2026, Pemerintah Uji Teknis B50
Mengenai kajian itu, Eniya mengakui sempat ada keluhan soal harga dari beberapa industri yang nantinya bakal memakai B50. Karena itu, penetapan harga ini juga yang masih dipersiapkan oleh pemerintah sebelum mengeksekusi program B50.
"Kemarin ada keluhan dari beberapa industri yang memang non-PSO, ada yang beli sampai Rp24 ribu, tapi ada yang beli juga Rp12 ribu. Nah, ini harganya mau dibagaimanakan, itu baru diskusi," sambung dia.
Eniya menambahkan, waktu yang diperlukan road test umumnya berlangsung selama 6-8 bulan guna memastikan ketahanan bahan bakar ramah lingkungan tersebut. Oleh karena itu, pemerintah kemungkinan besar belum bisa mengimplementasikan B50 tepat pada 1 Januari 2026.
Menurut dia, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Wamen ESDM Yuliot Tanjung juga belum menyatakan soal detail waktu eksekusi B50. Eksekusi tersebut, sambung Eniya, bakal berjalan menyesuaikan dengan proses persiapan, termasuk road test.
"Itu (1 Januari) sepertinya belum karena masih butuh persiapan ya. Pak Menteri sama Pak Wamen kan merencanakan 2026, bulannya apa, belum, itu menyesuaikan," katanya.
Baca Juga: Siap Berlaku 2026, Kementerian ESDM Mantapkan Implementasi B50
Namun demikian, pihaknya akan mempercepat kajian yang dibutuhkan, sehingga road test B50 dapat dilaksanakan dalam waktu dekat, yakni Agustus, demi eksekusi yang tidak terlalu 'molor'.
"Kalau dimulai itu 6 bulan, pengalaman sih antara 6-8 bulan," pungkasnya.
Sekadar informasi, penerapan biodiesel di Indonesia saat ini baru di level 40% minyak sawit atau B40. Pemanfaatan B40 sampai Juni 2025 pun telah mencapai 6,8 juta kl atau 50,4% dari target tahun 2025 sebesar 13,5 juta kl.
Program biodiesel menjadi salah satu senjata pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah Crude Palm Oil (CPO), sekaligus juga mendongkrak bauran bahan bakar ramah lingkungan. Lewat B40 yang saat ini sudah berjalan, diharapkan juga ada penghematan devisa sepanjang 2025 sebesar US$3,68 miliar.