08 September 2023
13:51 WIB
Editor: Fin Harini
BANYUWANGI - Perusahaan pertambangan emas dan tembaga PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menargetkan proyek Tembaga Tujuh Bukit mulai beroperasi pada 2026 atau 2027.
“Tambang bawah tanah kami ini sudah kami lakukan drilling. Kemudian juga pembangunan yang diharapkan dalam tiga sampai empat tahun ke depan bisa selesai tahap studi kelayakan dan konstruksi, sehingga bisa berproduksi,” kata Chief External Affairs MDKA Boyke Poerbaya Abidin saat kunjungan ke lokasi proyek Tembaga Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur, dilansir dari Antara, Jumat (8/9).
Studi kelayakan Pemerintah Indonesia untuk proyek tersebut telah selesai dan disetujui pada pertengahan 2022. Merdeka Copper Gold menargetkan proses perizinan lingkungan selesai pada 2023 sehingga pembangunan dimulai pada awal 2024.
Boyke mengatakan proyek Tembaga Tujuh Bukit merupakan proyek terbesar yang menjadi perhatian utama perusahaan saat ini.
Perusahaan telah melakukan investasi signifikan terhadap proyek, termasuk untuk menjalankan eksplorasi sepanjang 1.890 meter, pengeboran penentu sumber daya, pemodelan geologi, dan studi teknis yang sedang berlangsung.
Proyek Tembaga Tujuh Bukit dikerjakan oleh anak usahanya yaitu PT Bumi Suksesindo (PT BSI).
Proyek tersebut direncanakan memproduksi cadangan tembaga kelas dunia. Menurut Boyke, waktu operasi proyek Tembaga Tujuh Bukit bisa mencapai hingga 40 tahun.
Proyek Tembaga Tujuh Bukit mengandung sumber daya mineral 1,71 miliar ton bijih dengan kadar 0,47% tembaga, serta 0,50 g/t emas yang mengandung sekitar 8,1 juta ton tembaga dan 27,4 juta ounces emas. Termasuk sumber daya terindikasi 442 juta ton dengan 0,60% tembaga dan 0,66 g/t emas.
Hingga sejauh ini, pendanaan proyek masih mengandalkan dari perbankan dan pasar modal.
“Dalam pencarian partner strategis, tentu kami mengandalkan prospek usaha ke depan dan kinerja kami selama ini. Jadi, kami masih mengandalkan perbankan untuk membantu pembiayaan kami, di samping juga kami mengandalkan pasar modal,” ujar Boyke.
Sebelumnya, diberitakan Merdeka Copper Gold menargetkan peningkatan produksi emas pada tahun ini dibandingkan tahun 2022.
Salah satu sumber utama produksi emas yaitu Tambang Emas Tujuh Bukit yang ditargetkan bisa memproduksi kisaran 120.000 hingga 140.000 ons emas pada 2023, dengan AISC sebesar 1.100 hingga US$1.300 per ons emas.
Lanjutnya, perseroan juga sedang mengembangkan proyek emas Pani, Gorontalo, yang diharapkan akan menghasilkan 450.000 ons emas per tahun.
Kemudian, pengembangan Tambang Tembaga Wetar, yang ditargetkan bisa memproduksi tembaga berkisar 16.000 hingga 20.000 ton tembaga pada 2023, dengan proyeksi AISC sebesar US$3,70 hingga US$4,70 per pon tembaga.
Kinerja Keuangan
Merdeka Copper Gold mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$750 juta atau setara Rp11,15 triliun pada 2023.
Direktur Keuangan MDKA David Thomas Fowler dalam Paparan Publik di Jakarta, Selasa (13/6), merincikan belanja modal sebesar US$250 juta akan digunakan untuk menyelesaikan proyek pabrik Acid Iron Metal (AIM) yang berada di bawah pengelolaan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).
Lalu, sebanyak US$90 juta untuk pertambangan nikel dan mineral PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), yang mengandung nikel limonit, dengan komposisi campuran antara nikel limonit sebesar 77% dan nikel saprolit 23%, yang tepat untuk memproduksi nikel untuk bahan baku baterai.
Kemudian, sebesar US$110 juta proyek emas Pani, Gorontalo, yang sedang proses penambangan secara komprehensif dan Studi Kelayakan (Feasibility Study), yang dijadwalkan selesai pada akhir kuartal III-2023 dan hasilnya akan diumumkan pada kuartal IV-2023, dan ditargetkan bisa menghasilkan 450.000 ons emas per tahun.
Lebih lanjut, belanja modal sebesar US$130 juta untuk pembangunan smelter Zhao Hui Nickel (ZHN), yang sedang dibangun dengan kapasitas 50.000 ton nikel berupa NPI per tahun.
Merdeka Copper Gold mencatatkan pendapatan yang meningkat 74% year on year (yoy) pada kuartal I-2023 menjadi US$214,21 juta, atau lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar US$123,08 juta.
Peningkatan pendapatan di antaranya berasal dari kontribusi salah satu anak perusahaan MDKA yang baru melaksanakan penawaran umum saham perdana yaitu, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), melalui penjualan Nickel Pig Iron (NPI).