c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

16 April 2025

19:40 WIB

Menteri UMKM: Presiden Ingin Agar Penyaluran KUR Tetap Berkualitas

Pemerintah menginginkan agar penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada UMKM tidak hanya bisa tercapai dalam segi kuantitas, melainkan juga tetap menjaga kualitas.

Editor: Khairul Kahfi

<p id="isPasted">Menteri UMKM: Presiden Ingin Agar Penyaluran KUR Tetap Berkualitas</p>
<p id="isPasted">Menteri UMKM: Presiden Ingin Agar Penyaluran KUR Tetap Berkualitas</p>

Menteri UMKM Maman Abdurrahman menyampaikan pemerintah menginginkan agar penyaluran KUR kepada UMKM tetap berkualitas, Jakarta, Rabu (16/4). Antara/Rizka Khaerunnisa.

JAKARTA - Menteri UMKM Maman Abdurrahman menyampaikan, Presiden Prabowo Subianto ingin agar penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada UMKM tidak hanya bisa tercapai dalam segi kuantitas, melainkan juga tetap menjaga kualitas.

“Amanah dan perintah dari Pak Presiden kepada saya sebagai Menteri UMKM adalah memastikan kualitas pendistribusian KUR harus terus meningkat. Artinya ada kata ‘kualitas’, jadi tidak bisa hanya sekedar ‘kuantitas’,” kata Maman dalam acara 'Indonesia Guarantee Summit 2025' di Jakarta, Rabu (16/4) melansir Antara.

Maman mengingatkan, risiko-risiko yang mungkin terjadi apabila penyaluran KUR hanya dikejar dari aspek kuantitas dan mengesampingkan aspek kualitas.

Untuk menjaga kualitas penyaluran KUR, dia mengatakan, salah satu yang juga perlu diperhatikan yakni peran industri penjaminan sehingga keberlanjutan ekosistem pembiayaan UMKM bisa terus dijaga.

Maman menyoroti pentingnya kehadiran pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) dalam membangun ekosistem UMKM yang tangguh. Salah satunya, dengan memperkuat peran industri penjaminan sebagai garda depan dalam memperlancar penyaluran kredit kepada pelaku usaha kecil.

“Aspek keberlanjutan dan semangat kolaboratif harus menjadi fokus utama dalam membangun ekosistem pembiayaan UMKM yang sehat,” ujarnya.

Dia pun mengajak semua pihak untuk bergotong royong mengembangkan dan menjaga keberlanjutan UMKM karena tantangan dan kompleksitas sektor UMKM cukup berat.

Kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga keuangan baik perbankan maupun non perbankan dan perusahaan penjaminan dalam ekosistem pembiayaan menjadi salah satu kunci dalam pengembangan UMKM.

Pada kesempatan sama, dia mengapresiasi penyelenggaraan Indonesia Guarantee Summit 2025, yang dinilai sebagai forum strategis untuk mendengar langsung dinamika di lapangan dari para pelaku industri penjaminan.

Maman menegaskan, Kementerian UMKM juga memerlukan masukan Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) dalam merancang kebijakan dan program yang lebih relevan dan tepat sasaran.

Sebagai informasi, Indonesia Guarantee Summit 2025 untuk pertama kalinya digelar oleh Asippindo yang turut dihadiri oleh para pemangku kepentingan industri penjaminan nasional dari perusahaan penjaminan di tingkat nasional dan daerah, kementerian/lembaga terkait, OJK, pelaku industri keuangan, serta perwakilan UMKM dari berbagai daerah.

Industri Penjaminan Ekosistem Pembiayaan UMKM
Ketua Asippindo Ivan Soeparno menegaskan, industri penjaminan kini tidak lagi menjadi pelengkap, melainkan aktor utama dalam ekosistem pembiayaan UMKM. Lembaga penjaminan juga memiliki peran strategis dalam mendukung misi besar pemerintah dalam Asta Cita.

"Industri penjaminan menjadi jembatan dalam mengatasi kesenjangan akses pembiayaan," kata Ivan. 

Perusahaan penjaminan, jelas Ivan, memiliki peran penting dalam menjembatani kesenjangan antara pelaku UMKM dan lembaga keuangan. Melalui skema penjaminan, perusahaan penjaminan membantu menurunkan risiko lembaga keuangan sekaligus meningkatkan kepercayaan terhadap UMKM sebagai pelaku usaha yang layak dan potensial.

“Melalui skema penjaminan kredit modal kerja dan investasi, kami menurunkan risiko lembaga keuangan, mendorong pemerataan ekonomi hingga pelosok, mendukung digitalisasi UMKM, serta memfasilitasi pendampingan agar UMKM naik kelas dan berdaya saing global,” ujarnya.

Asippindo didirikan pada 2012 dan saat ini beranggotakan 23 perusahaan penjaminan terdiri dari 3 grup BUMN, 18 perusahaan daerah (Jamkrida), serta 2 swasta.

Asosiasi mencatat, perusahaan-perusahaan ini memainkan peran cukup penting dalam menjamin pembiayaan modal kerja, investasi produktif, hingga proyek strategis nasional yang melibatkan UMKM.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar