c

Selamat

Senin, 10 November 2025

EKONOMI

11 Juli 2025

15:49 WIB

Menteri PU Janji Cek Tarif Jalan Tol Cibitung-Cilincing

Tarif Jalan Tol Cibitung-Cilincing dinilai tinggi sehingga pemanfaatan oleh pelaku logistik masih rendah.

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">Menteri PU Janji Cek Tarif Jalan Tol Cibitung-Cilincing</p>
<p id="isPasted">Menteri PU Janji Cek Tarif Jalan Tol Cibitung-Cilincing</p>

Arsio foto - Sejumlah kendaraan melintas di Tol Cibitung-Cilincing di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Antara Foto/ Fakhri Hermansyah/aww

JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo akan mengecek tarif Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) yang dinilai terlalu mahal.

"Nanti saya akan cek kenapa (tarifnya) sampai setinggi itu. Ini saya cek dulu," ujar Dody saat ditemui wartawan di Komplek Kementerian PU Jakarta pada Jumat (11/7), dilansir dari Antara.

Jalan Tol Cibitung-Cilincing mulai dibangun sejak 2017 yang menghubungkan Tol Jakarta-Cikampek di Cibitung dengan JORR 1 di Cilincing.

Tol Cibitung-Cilincing merupakan bagian Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2, merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk memperlancar akses dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju kawasan industri di timur Jakarta dan sebaliknya.

Jalan tol sepanjang 34,7 km terdiri dari empat seksi, yakni Seksi 1 Cibitung-Telaga Asih (3,03 km), Seksi 2 Telaga Asih-Gabus (10,1 km), Seksi 3 Gabus-Tarumajaya (14,35 km) dan Seksi 4 Tarumajaya-Cilincing (7,66 km).

Baca Juga: Jalan Tol Cibitung-Cilincing Diharapkan Percepat Mobilitas Barang

Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Logistik dan Forwarding Indonesia (ALFI) Jakarta Adil Karim menilai Tol Cibitung-Cilincing menjadi solusi dan bagian dari integrasi koridor wilayah logistik.

Di tengah kemacetan di jalur logistik seperti Pelabuhan Tanjung Priok yang semakin padat dan jalan tol eksisting masih belum optimal dimanfaatkan, katanya lagi, integrasi koridor logistik menjadi solusi mendesak.

Namun, ia menyayangkan masih rendahnya tingkat pemanfaatan JTCC oleh pelaku usaha logistik, disebabkan oleh tingginya tarif tol yang dinilai tidak sebanding dengan efisiensi biaya operasional.

"Tarif yang tinggi mendorong para pelaku logistik memilih jalur Tol Cikampek-Priok yang lebih murah. Ini menjadi bertolak belakang dengan tujuan awal pembangunan Tol Cibitung-Cilincing," kata Adil dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (13/12/2024).

Menurut Adil, dengan tidak beralihnya kendaraan logistik ke ruas Tol Cibitung-Cilincing, kemacetan di Tol Cikampek juga tidak terurai sehingga fungsi tol baru tersebut tidak maksimal.

Baca Juga: SCI: Tarif Kompetitif Jalan Tol Dorong Efisiensi Transportasi Logistik Sampai 50%

Oleh sebab itu, ia meminta pemerintah mengingat kembali prinsip utama keberadaan tol, yakni mempermudah akses logistik dari pelabuhan ke kawasan industri atau sebaliknya.

"Tol ini justru menjadi beban baru bagi pelaku usaha logistik, dengan tarif yang demikian tinggi. Coba bayangkan, untuk kendaraan golongan II dan III, misalnya, tarif jalan tol sepanjang 34 kilometer itu mencapai Rp102.500. Sementara itu, untuk kendaraan golongan III di JORR 1 yang sepanjang 66 kilometer hanya Rp25.000. Ini sangat timpang," katanya.

Ia mengatakan dengan tarif yang tinggi, biaya operasional perusahaan logistik tetap tinggi. Oleh karena itu, ALFI mendorong pemerintah dan pengelola tol untuk mengevaluasi tarif Tol Cibitung-Cilincing.

"Padahal, saat ini kita semua berkomitmen untuk menekan biaya logistik di semua lini," ujar Adil.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar