c

Selamat

Jumat, 3 Mei 2024

EKONOMI

08 Juni 2021

20:41 WIB

Menteri ESDM Resmikan Operasional Proyek Merakes Senilai US$1,3 Miliar

Proyek Merakes diprediksi akan menghasilkan pendapatan pemerintah sebesar US$1,6 miliar

Penulis: Zsasya Senorita

Editor: Fin Harini

Menteri ESDM Resmikan Operasional Proyek Merakes Senilai US$1,3 Miliar
Menteri ESDM Resmikan Operasional Proyek Merakes Senilai US$1,3 Miliar
Ilustrasi produksi migas di Indonesia. ANTARA FOTO/Dok

JAKARTA – Menteri ESDM Arifin Tasrif meresmikan proyek pengembangan Lapangan Merakes di Wialyah Kerja (WK) Sepinggan yang dibangun dengan investasi senilai US$1,3 miliar. SKK Migas mengumumkan, proyek ini mulai onstream pada April 2021 dan mengalirkan gas sebesar 368 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada saat puncak produksi.

Melalui keterangan resminya, Arifin mengatakan keberadaan Lapangan Merakes cukup strategis. Yakni, sekitar 35 km Tenggara dari FPU Jangkrik sehingga memungkinkan ENI untuk memaksimalkan sinergi dan meningkatkan ekonomi lapangan dengan infrastruktur terdekat.

Pemanfaatan gas dari lapangan Merakes dan Jangkrik juga disalurkan melalui pipa gas untuk kebutuhan dalam negeri sebesar 117 MMSCFD pada 2022-2025.

“Produksi dari lapangan ini bisa berkontribusi pada perpanjangan umur operasi kilang LNG Bontang, yang memasok LNG ke pasar domestik maupun ekspor,” jelas Arifin dalam peresmian Proyek Merakes di Floating Processing Unit (FPU) Jangkrik, Kalimantan Timur, Selasa (8/6).

Ia menegaskan, gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang mempunyai peranan penting dalam mewujudkan ketahanan energi di tanah air. Mengingat saat ini, gas bumi mengambil porsi sekitar 19% dalam bauran energi nasional dan ditargetkan meningkat menjadi 22% pada 2025 sesuai Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional.

Arifin pun berharap, pengembangan Lapangan Merakes dapat meningkatkan produksi gas Indonesia di tengah tantangan global industri hulu migas menghadapi masa pandemi covid-19, serta memenuhi kebutuhan gas bumi nasional. Menurutnya, pengembangan gas bumi di Merakes manjadi bukti bahwa iklim investasi migas Indonesia masih terjaga.

“Selamat kepada SKK Migas dan ENI Indonesia beserta PHE dan Neptute Energy atas keberhasilan produksi gas di Lapangan Merakes ini,” ujarnya.

Pemerintah berkomitmen mendorong peningkatan cadangan, produksi migas, dan optimalisasi pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik yang saat ini tercatat sebesar 63,9%. Arifin mengatakan, cadangan gas bumi di Indonesia pada 2020 tercatat sebesar 62,4 Trillion Standard Cubic Feet (TSCF) meliputi cadangan terbukti dan potensial.

“Umur cadangan masing-masing sekitar 9 tahun dan 18 tahun jika tidak ada penemuan cadangan baru,” tegasnya.

Ia memaparkan beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam pencapaian target tersebut, antara lain penurunan produksi migas yang disebabkan oleh lapangan migas sudah tua dan tidak ada temuan cadangan besar baru. Kemudian, minimnya eksplorasi yang berdampak pada temuan cadangan.

Dampak Pandemi
Pada kesempatan sama, Kepala Migas Dwi Dwi Soetjipto mengutarakan pembangunan proyek Merakes sempat terhenti karena pembatasan sosial skala besar pada awal pandemi covid-19. Sehingga proyek ini baru mencapai First Gas pada 27 April 2021 lalu, dari target awal onstream pada Kuartal III 2020. Namun ia memberikan apresiasi tinggi kepada ENI yang telah mengawal 8,6 juta jam kerja tanpa adanya fatality.

Onstream Lapangan Merakes di tengah masa pandemi covid-19 merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa,” tandas Dwi.

Proyek Merakes ini, sambung dia, merupakan implementasi strategi percepatan dari reserves menjadi produksi yang turut membuktikan iklim investasi hulu migas di tanah air masih kondusif.

“Kita tahu tingkat keekonomian bagi KKKS di masa pandemi, tapi ini (Lapangan Marakes .red) menjadi bukti Indonesia sangat layak dari segi keekonomian, sumber daya manusia, teknologi dalam mengembangkan proyek laut dalam,” tegasnya.

Di sisi lain, Dwi tak memungkiri dampak pandemi covid-19 ternyata lebih dalam dari perkiraan awal. Namun membaiknya harga minyak dunia yang lebih cepat dari perkiraan, bahkan pada minggu ini sempat berada di kisaran US$70 per barrel, diharapkan menjadi angin segar bagi keberlangsungan upaya meningkatkan investasi hulu migas.

“Tentu saja, tantangan akan selalu ada, oleh karena itu mari bergandeng tangan agar dapat melalui masa sulit ini bersama-sama demi tercapainya visi bersama Indonesia di tahun 2030. Yaitu, produksi minyak 1 juta barrel dan gas 12 BSCFD,” tuturnya.

Bagi Dwi, catatan penting dari pengembangan Lapangan Merakes adalah kemampuan sinergi untuk meningkatkan keekonomian lapangan. Menurutnya, hal ini sangat perlu ditingkatkan karena potensi yang masih cukup besar dari WK East Sepinggan, Muara Bakau ataupun WK-WK lainnya di sekitar fasilitas FPU Jangkrik untuk menjaga tingkat produksi gas di area Kalimantan Timur. 

Ia menginformasikan bahwa produksi gas akan terus ditingkatkan hingga mencapai puncak sebesar 450 MMSCFD dengan kumulatif produksi sebesar 814 miliar kaki kubik (BSCF). Keberadaan proyek Merakes ini juga disebut-sebut mampu menjaga laju produksi di FPU Jangkrik sebesar 750 MMSCFD, dari kondisi yang saat ini sudah mulai menurun.

Sebagai informasi, proyek pengembangan Merakes merupakan pengembangan lapangan gas laut dalam di lepas pantai Kutai Basin dengan kedalaman air kurang lebih 1500m. Proyek ini akan memegang rekor tie-back bawah laut terpanjang dari fasilitas induknya yakni lebih dari 40 km.

Melalui target total Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 31,72%, proyek ini diharap mampu memberi arti besar dalam menggerakkan pereekonomian nasional. Proyek Merakes diprediksi akan menghasilkan pendapatan pemerintah sebesar US$1,6 miliar, serta membantu pemenuhan pasokan gas pipa di Kalimantan timur, serta kebutuhan LNG baik domestik maupun ekspor.

Lapangan tersebut dioperasikan oleh Eni East Sepinggan Limited (65%) yang bekerja sama dengan PT Pertamina Hulu Energi East Sepinggan (15%) dan Neptune Energi East Sepinggan B.V. (20%). Pengembangan lapangan Merakes dirancang untuk masa produksi 20 tahun.

Gas yang dihasilkan dari sumur bawah laut laut dalam Merakes akan dikumpulkan di manifold bawah laut dan diekspor melalui pipa bawah laut ke FPU Jangkrik. Gas Lapangan Merakes akan diproses di Jangkrik FPU dan diekspor ke Onshore Receiving Facility (ORF) di Senipah melalui jalur pipa ekspor Jangkrik yang ada. 

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar