c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

20 Januari 2023

08:27 WIB

Menteri ESDM: Perwujudan NZE Butuh Komitmen Yang Kuat

Pada peta jalan NZE Indonesia, pemerintah merancang lebih dari 56 Giga Watt BESS serta ratusan juta kendaraan listrik akan beroperasi pada 2060.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Menteri ESDM: Perwujudan NZE Butuh Komitmen Yang Kuat
Menteri ESDM: Perwujudan NZE Butuh Komitmen Yang Kuat
Ilustrasi upaya mewujudkan NZE. Pengisian ulang daya baterai untuk mobil listrik di SPKLU PLN, ULP Pakuan, Kota Bogor, Jawa Barat. Antara Foto/Arif Firmansyah

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasri menegaskan target Net Zero Emission (NZE) hanya mampu dicapai dengan adanya kemajuan teknologi, mendorong inovasi, serta perbaikan secara konstan.

Pada World Economic Forum 2023 di Davos, Swiss, Arifin menegaskan ketiga hal itu menjadi cerminan bahwa komitmen yang kuat sangat dibutuhkan seluruh negara dalam mewujudkan transisi energi.

"Misalnya untuk kemajuan teknologi, butuh teknologi yang canggih seperti sistem penyimpanan yang ini berkembang pesat di sektor pembangkit tenaga listrik dan transportasi," ujar dia lewat keterangan pers yang diterima di Jakarta, Kamis (19/1).

Pada peta jalan NZE Indonesia, Menteri Arifin menjelaskan pemerintah merancang lebih dari 56 Giga Watt battery energy storage system (BESS), serta ratusan juta kendaraan listrik akan beroperasi tahun 2060 mendatang.

Menurutnya, rencana itu membuka ruang yang sangat lebar untuk berinvestasi. Di hadapan perusahaan global, Arifin menyebut kebutuhan investasi untuk mewujudkan program-program tersebut mencapai lebih dari US$40 miliar.

Selain itu, teknologi solar PV yang ditengarai dapat mendongkrak efisiensi produksi keluaran tenaga yang lebih besar juga masuk dalam peta jalan NZE Indonesia. 

Pemerintah RI, lanjutnya, berencana membangun 420 GW solar PV hingga 2060 dengan kebutuhan investasi tak kurang dari US$160 miliar.

"Indonesia butuh investasi yang sangat besar, yakni lebih dari US$1 triliun hingga 2060. Kebutuhan dana semakin besar ketika pembangkit listrik tenaga batu bara dihentikan lebih cepat dan digantikan dengan EBT," kata Menteri Arifin.

Indonesia pun akan memulai bauran biomassa di pembangkit listrik tenaga batu bara kelolaan PT PLN (Persero). 

Pada 2025 nanti, dia menjelaskan sebanyak 52 pembangkit milik PLN akan beroperasi secara komersial dengan biomassa sebagai bauran sumber daya listrik. Tak tanggung-tanggung, kebutuhan biomassa untuk program itu mencapai 10,2 ton.

"Dalam tahun-tahun mendatang, kami berharap 238 GW energi terbarukan bisa dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan listrik. Sementara operasional pembangkit batu bara akan mencapai puncak dan menurun secara bertahap mulai tahun 2040," jabar dia.

Temui Mitra Potensial
Kebutuhan dana yang tidak sedikit untuk mewujudkan transisi energi di Indonesia pun membuat Menteri Arifin menjadikan ajang WEF 2023 sebagai 'aji mumpung' guna menemui calon investor ataupun mitra potensial.

Misalnya saja saat menemui utusan khusus Pemerintah Belanda Pangeran Jaime de Bourbon de Parme, dia membeberkan kebutuhan Indonesia soal penyediaan pembangkit listrik mini untuk ditempatkan di daerah-daerah terpencil, mengingat status Indonesia sebagai negara kepulauan.

"Pangeran Jaime menunjukkan minat besar untuk membantu transisi energi di Indonesia serta mewujudkan NZE tahun 2060. Dia menceritakan sejumlah proyek yang dikerjakan di negaranya dalam produksi energi bersih," ungkap Arifin.

Sebagai informasi, Indonesia sebelumnya juga telah menjalin kerja sama dengan Negeri Kincir Angin soal penyediaan akses bagi masyarakat terkait pengembangan pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan biogas.

Tak hanya dengan Pemerintah Belanda, Menteri Arifin juga bertemu Kepala Rantai Pasok Global Unilever Reginaldo Ecclissato. 

Pertemuan ini tak lepas dari ekspansi yang terus dilakukan Unilever Indonesia, seperti pembangunan unit ketiga pabrik di KEK Sei Mangkei, Sumatra Utara.

"Saya minta kepada Unilever untuk mengirimkan laporan pemanfaatan tenaga terbarukan yang digunakan di proses produksi mereka," tandas Menteri Arifin.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar