c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

28 Desember 2024

15:23 WIB

Menteri Bahlil Sebut Intervensi Teknologi Dongkrak Produksi Migas

 Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil awalnya hanya berproduksi 100.000 barel minyak per hari, tetapi dengan teknologi kapasitas produksi migas naik menjadi 163.000 barel per hari.

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Menteri Bahlil Sebut Intervensi Teknologi Dongkrak Produksi Migas</p>
<p id="isPasted">Menteri Bahlil Sebut Intervensi Teknologi Dongkrak Produksi Migas</p>

Ilustrasi pengeboran darat minyak. Shutterstock/dok

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia optimistis, melalui intervensi teknologi, Indonesia mampu mendongkrak kapasitas produksi minyak dan gas bumi nasional. Karena itu, ia mendorong KKKS untuk menggunakan teknologi agar produksi meningkat.

"Pemerintah merespons cepat penurunan realisasi produksi siap jual (lifting) minyak dan gas bumi secara alami sekarang ini dengan percepatan penggunaan teknologi," kata Bahlil dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (28/12), dikutip dari Antara.

Bahlil menegaskan pencapaian swasembada energi memerlukan peningkatan lifting migas yang berkelanjutan dan optimal.

Ia pun mendorong KKKS untuk meningkatkan produksi migas melalui optimalisasi teknologi. Pemanfaatan teknologi dinilai berhasil meningkatkan produksi, salah satunya oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).

"KKKS yang punya produksi minyak bumi bagus, saya lihat itu ExxonMobil. (Lifting) ExxonMobil itu 25% dari total lifting nasional. Kita minta ada intervensi teknologi untuk bisa menaikkan lifting-nya," kata Bahlil.

Baca Juga: SKK Migas Pede Lifting Minyak 2025 Tercapai

Bahlil menjelaskan Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil awalnya hanya berproduksi 100.000 barel minyak per hari, tetapi dengan teknologi, mampu menaikkan kapasitas produksi menjadi 163.000 barel per hari.

Menurut dia, teknologi pengeboran enhanced oil recovery (EOR) merupakan satu dari sekian teknologi, yang dianggap penting sebagai rangsangan awal dalam menggenjot produksi minyak bumi.

Kementerian ESDM bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) juga sedang menjajaki kemungkinan adanya kebijakan insentif dalam implementasi EOR.

Sebelumnya, Bahlil mengungkapkan tantangan yang dihadapi Indonesia adalah ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi migas.

"Sekarang lifting (minyak) kita itu 600 ribu barrel oil per day (BOPD). Sementara konsumsi kita 1,5 sampai 1,6 juta BOPD," ungkapnya.

Bahlil pun mengambil langkah lainnya dengan mempercepat eksplorasi migas melalui kerja sama dengan KKKS dalam bentuk studi bersama (joint study).

Kerja sama itu bertujuan untuk menggali potensi cadangan migas yang belum tereksplorasi di Indonesia.

"Kami mengundang KKKS untuk melakukan eksplorasi melalui joint study guna menemukan potensi cadangan migas baru," ucap Bahlil.

Baca Juga: Bahlil: EOR Jadi Solusi Jangka Pendek Tingkatkan Lifting Minyak

Sejalan dengan itu, pemerintah juga fokus pada pengurangan ketergantungan pada impor migas. Mengingat besarnya defisit neraca perdagangan migas, kebijakan peningkatan produksi migas dalam negeri menjadi langkah strategis yang dapat mengurangi ketergantungan tersebut.

"Strategi kami adalah meningkatkan produksi migas dalam negeri untuk menekan impor dan menciptakan swasembada energi," ungkap Bahlil.

Kemudian, hari terakhir perdagangan BEI pada tahun ini akan terjadi pada Senin (30/12). Pasalnya, pada Selasa (31/12), kembali terdapat libur bursa.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar