c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

30 Mei 2025

19:05 WIB

Mentan Buka Suara Soal Pungutan Ekspor dan Hilirisasi Kelapa

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan pemerintah lebih mengutamakan kebutuhan dalam negeri daripada ekspor, sehingga kebijakan pungutan ekspor belum ditentukan.

Penulis: Erlinda Puspita

<p id="isPasted">Mentan Buka Suara Soal Pungutan Ekspor dan Hilirisasi Kelapa</p>
<p id="isPasted">Mentan Buka Suara Soal Pungutan Ekspor dan Hilirisasi Kelapa</p>

Virgin coconut oil (VCO) adalah minyak kelapa murni yang dihasilkan dari daging kelapa tanpa proses pemanasan atau pemrosesan kimiawi lainnya. Shutterstock/worradirek

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman buka suara terkait rencana kebijakan pungutan ekspor untuk kelapa bulat. Menurutnya, untuk membahas kebijakan terkait ekspor, pemerintah akan lebih memprioritaskan kebutuhan dalam negeri lebih dulu.

“Kelapa dari Rp1.000/kg jadi Rp6.000/kg. Intinya yang pertama adalah bagaimana menyediakan rakyat, menjaga kedaulatan pangan kita, kemudian baru ekspor. Itu urutan-urutannya, jadi dalam negeri dulu, kalau berlebih kita ekspor. Ikuti arahan Bapak Presiden,” kata Amran saat ditemui awak media di kediamannya, di Kalibata, Jumat (30/5).

Amran menegaskan, untuk keputusan penetapan pungutan ekspor, hal tersebut belum menemukan titik terang.

“Kita lihat nanti, yang terpenting kata kuncinya adalah, apapun kebijakan pemerintah, kita ingin berpihak pada produsen petani,” imbuhnya.

Baca Juga: Mendag Pastikan Pembahasan Tarif Pungutan Ekspor Kelapa Pekan Ini

Lebih lanjut, Amran juga menyampaikan perihal rencana hilirisasi kelapa. Menurutnya, hal tersebut masih dibahas oleh pemerintah.

“Kita pembahasan terus menerus, di mana kelapa kita hilriisasi nanti. Jadi added value-nya lompat nanti, petani kelapa nanti sejahtera,” tandas Amran.

Berdasarkan catatan Validnews, beberapa waktu harga kelapa sempat melonjak di dalam negeri lantaran tingginya jumlah ekspor kelapa bulat. Hal ini dibuktikan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatatkan tren kenaikan ekspor kelapa bulat sepanjang Januari-Maret 2025.

Dari data BPS, diketahui ekspor kelapa bulat tahun ini pada Januari senilai US$13.352.269, Februari senilai US$17.366.822, dan Maret US$14.945.416. Sementara negara tujuan ekspor sepanjang tahun ini yang paling tinggi adalah China mencapai US$43.014.920, Vietnam sebanyak US$2.064.317, Thailand US$299.425,9, dan Malaysia US$234.064,9.

Baca Juga: Zulhas Pastikan Ekspor Kelapa Bulat Tak Dihentikan

Adapun untuk bulan Maret, total kelapa yang diekspor mencapai 39,5 ribu ton.

“Kemarin di bulan April ada informasi mengenai harga kelapa itu tinggi dan langka. Mungkin kalau ibu-ibu biasanya familiar kelapa ketika jelang lebaran, puasa itu mahal sekali. Jadi ternyata memang ada indikasi, ada fenomena yang menarik kenapa harga kelapa naik, ternyata memang ada ekspor kelapa yang tinggi di bulan April,” kata Direktur Statistik Distribusi BPS, Sarpono, di Jakarta, Rabu (28/5).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar