c

Selamat

Kamis, 25 April 2024

EKONOMI

24 November 2021

21:00 WIB

Menparekraf Ajak Pelaku Ekraf Kuliner Di Maros Untuk Berkembang

Pengembangan potensi ekraf kuliner dapat dilakukan dengan memaksimalkan platform digital sebagai medium pemasaran

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Menparekraf Ajak Pelaku Ekraf Kuliner Di Maros Untuk Berkembang
Menparekraf Ajak Pelaku Ekraf Kuliner Di Maros Untuk Berkembang
Warga menbuat jajanan jalangkote di salah satu industri rumahan di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (4/5/2020). ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu

JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mendorong pelaku ekonomi kreatif, khususnya subsektor kuliner di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.

Pada Workshop Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif di Kabupaten Maros, Sandiaga meyakini kawasan itu punya segudang potensi kuliner, seperti Jalangkote, olahan kepiting, hingga beragam kerupuk, abon, dan roti maros.

Dalam rangka meningkatkan potensi itu, Sandiaga menyebut beberapa langkah strategisnya ialah memaksimalkan pemasaran produk ekraf melalui platform digital dan peningkatan desain kemasan produk. Kemudian, langkah itu diintegrasikan dengan program Gernas Bangga Buatan Indonesia.

Khusus untuk desain kemasan, Sandiaga menyebut para pelaku ekraf kuliner di Kabupaten Maros bisa memanfaatkan kolaborasi antara Rumah Kemasan yang digagas Pemkab Maros dengan program Kemenparekraf, yakni Bedah Desain Kemasan Kuliner Nusantara (Beda'kan).

"Serta akan mendapat fasilitasi pendaftaran HKI yang diharapkan bisa mendorong perekonomian masyarakat melalui onboarding ke program Gernas BBI dengan stimulus Rp50 juta per merchant. Kami berharap ekspansi pasar ini bukan hanya lokal, tapi secara nasional," jelasnya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (24/11).

Tak hanya itu, Sandiaga juga mengatakan potensi kuliner yang ada di Kabupaten Maros juga bisa berpartisipasi dalam Indonesia Spice Up The World untuk dipasarkan oleh Diaspora Sulawesi Selatan di luar negeri. Tujuannya, agar produk kreatif kuliner di Maros bisa diekspor.

Lebih lanjut, Menparekraf menyebut workshop KaTa Kreatif dilakukan demi mendata para pelaku ekraf di Kabupaten Maros untuk kemudian dibantu secara langsung melalui program yang tepat sasaran, tepat manfaat, serta tepat waktu.

"Mulai dari pemasaran, pembiayaan, pelatihan, pendampingan, sekaligus perizinan dan pelaporan keuangan. Jadi, ini bentuk pelaporan konkret kita. Kita akan menyiapkan menu mana saja yang dibutuhkan oleh UMKM," kata Menparekraf Sandiaga.

Dorongan bagi pelaku ekraf subsektor kuliner itu tak lepas dari kontribusinya sebagai penyumbang terbesar dari PDB ekonomi kreatif. Sepanjang tahun 2020, tercatat subsektor kuliner menyumbang Rp455,44 triliun atau sekitar 41% dari total PDB ekonomi kreatif.

Para pelaku ekraf kuliner juga menjadi bagian dari 3,7 juta UMKM yang on boarding ke platform digital sepanjang tahun 2020. Sementara itu, data olahan Kementerian Koperasi dan UKM dari idEA, per September 2021 telah terdapat 16,4 juta UMKM yang sudah go digital.

Sandiaga optimis jumlah UMKM go digital akan mencapai 30 juta unit, termasuk dari sektor kuliner akan tercapai.

Penguatan UMKM ini akan berdampak pada perekonomian nasional. Pasalnya, jumlah UMKM saat ini mendominasi dunia usaha, yakni sekitar 64 juta unit usaha.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar