c

Selamat

Sabtu, 27 April 2024

EKONOMI

12 November 2021

10:37 WIB

Menkop Yakini KRTA Timbulkan Nilai Ekonomi

SMESCO Indonesia ingin ajukan KRTA sebagai warisan budaya tak benda sehingga masyarakat diminta mengadopsi dan mencintai produk itu terlebih dulu

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Menkop Yakini KRTA Timbulkan Nilai Ekonomi
Menkop Yakini KRTA Timbulkan Nilai Ekonomi
Ilustrasi. Perajin menunjukan cara membuat tenun songket Silungkang kepada pelajar di Padang, Sumatera Barat, Jumat (29/10/2021). ANTARAFOTO/Iggoy el Fitra

JAKARTA – Sinergi aktif antara SMESCO Indonesia dan Lakon Indonesia berhasil melahirkan inisiatif KRTA, yakni siluet-siluet produk fesyen yang berbahan baku kain-kain wastra khas berbagai daerah di Nusantara. Siluet tersebut kemudian dapat menjadi contoh produk bagi para pelaku UMKM fesyen.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melayangkan apresiasi atas inisiatif SMESCO Indonesia dan Lakon Indonesia itu. Menurutnya, proyek KRTA menjadi bukti kain-kain tradisional bisa dikembangkan secara lebih modern dan menghasilkan produk fesyen unggulan.

Lahirnya produk fesyen baru yang khas Nusantara tersebut, menurutnya, bukan hanya bisa digunakan pada kegiatan adat atau kebudayaan, tetapi juga bisa dijadikan pakaian sehari-hari. Hal ini akan menimbulkan nilai ekonomi bagi para pelaku UKM.

"Nah, ini nilai ekonominya akan lebih tinggi. Sekali lagi saya ucapkan selamat dan kita ingin menampilkan model seperti ini nanti di G20," sebut Menkop Teten Masduki dalam Pagelaran Fesyen Show KRTA di Jakarta, Kamis (11/11).

Teten mengatakan, dari proyek tersebut banyak inspirasi yang muncul, khususnya dari sisi suplai bagi para pelaku UMKM di bidang fesyen untuk mengembangkan produk-produk kain tradisional khas Nusantara dengan polesan kreativitas.

"Kita mendapat banyak inspirasi dari sisi suplai, misalnya kain tradisional dari berbagai daerah yang sangat beragam ternyata bisa menarik kreatifitas yang luar biasa. Jadi, ini menginspirasi kita di sisi hulu," kata Teten.

Senada, Direktur Utama SMESCO Indonesia Leonard Theosabrata mengamini jika masyarakat bisa mengadopsi dan memakai produk KRTA, para pelaku UMKM di bidang fesyen akan mendapat keuntungan dan nilai ekonomi yang lebih tinggi.

Leonard memaparkan bahwa ide awal proyek KRTA adalah pembentukan tren pakaian nasional dari kain-kain khas berbagai daerah yang benang merahnya dapat dipakai bersama-sama oleh masyarakat di seluruh Indonesia.

Dia berharap KRTA dapat menjadi identitas nasional dalam bentuk produk baru di bidang fesyen, serta dapat dijadikan pilihan bagi masyarakat dalam melakukan aktivitas, baik formal maupun informal.

"Kita memang punya banyak pakaian daerah. Tapi untuk pakaian nasional ini kita jadikan program tersendiri, pakaian Indonesia yang baru. Kita tidak mengganti atau mengubah pakaian daerah, tapi menawarkan terobosan baru," imbuhnya.

Bahkan, Leonard juga ingin mengajukan KRTA sebagai warisan budaya tak benda kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Akan tetapi sebelum itu terwujud, ia mengimbau agar masyarakat mau mengadopsi dan menggunakan siluet-siluet bertema 'Ardhana' tersebut.

"Artinya, masyarakat harus mencintai terlebih dulu siluet Ardhana ini dan akhirnya dia memiliki produk KRTA, itu harapan kita bersama," tandas Leonard.

Terlebih bagi kalangan muda, Leonard yakin dewasa ini sudah banyak yang tertarik dengan kain-kain wastra khas Nusantara, bukan hanya untuk acara formal, tetapi juga untuk aktivitas sehari-hari. Untuk itu, ia meminta secara perlahan-lahan dan bersama-sama bagi kalangan muda agar membesarkan narasi produk KRTA.

Ke depannya, SMESCO Indonesia berencana melanjutkan inisiatif tersebut dengan brand-brand lain yang masuk dalam kategori UMKM, namun dengan spesifikasi yang berbeda dari project KRTA.

"Saya juga sudah bilang ke Pak Menteri kalau bisa pemimpin-pemimpin kita itu jika ke luar negeri sebaiknya berbusana seperti orang Indonesia, bukan pakai jas western," pungkas Leonard.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar