c

Selamat

Jumat, 29 Maret 2024

EKONOMI

20 September 2021

08:45 WIB

Menkop Ingin Benahi Kelembagaan Ekonomi Petani Cianjur

Potensi sektor pangan di Kabupaten Cianjur akan semakin optimal jika ada pembenahan koperasi

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Dian Kusumo Hapsari

Menkop Ingin Benahi Kelembagaan Ekonomi Petani Cianjur
Menkop Ingin Benahi Kelembagaan Ekonomi Petani Cianjur
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen untuk mengkonsolidasi petani-petani di Cianjur, Jawa Barat agar masuk ke koperasi lewat konsep korporatisasi guna meningkatkan kesejahteraan dan memberikan jaminan produk terserap pasar.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebutkan Kabupaten Cianjur punya segudang potensi di sektor pangan, khususnya padi atau beras. Konsolidasi ke dalam koperasi itu, kata dia, dilakukan agar produk petani lebih efisien dan ekonomis.

"Kami ingin dorong konsolidasi petani padi untuk masuk koperasi dengan konsep korporatisasi. Kabupaten Cianjur ini punya potensi di sektor pangan, misalnya padi atau beras," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (19/9).

Menteri Teten menambahkan saat ini sektor pangan punya banyak permintaan, baik di pasar lokal maupun global sehingga pembangunan kelembagaan ekonomi petani menurutnya memegang peranan yang sangat vital guna menjamin ketahanan pangan di Indonesia.

Teten juga mengingatkan bahwa UMKM harus bisa memaksimalkan keunggulan pangan domestik mengingat saat ini masih banyak produk-produk pangan yang masih impor, seperti jagung, kedelai, bawang putih, gula, susu, hingga daging sapi. Untuk itu, Teten mengatakan UMKM harus masuk ke sektor yang punya keunggulan domestik lainnya.

"Komoditas dengan permintaan banyak dunia di antaranya buah dan rempah. Kita harus sudah mulai membidik UMKM masuk di sektor-sektor yang memiliki keunggulan domestik. Dunia sudah melihat apa yang menjadi keunggulan domestik negaranya masing-masing," jelas Teten Masduki.

Kendati demikian, Menkop tetap optimis Indonesia mampu mewujudkan ketahanan pangan dimana salah satu strateginya ialah membenahi kelembagaan petani hingga menyediakan akses pembiayaan karena perbankan yang hingga kini mencap sektor pertanian sebagai sektor dengan risiko tinggi.

Ia pun menjabarkan saat ini porsi kredit UMKM di Indonesia baru sekitar 19,8%. Catatan ini menunjukkan porsi kredit UMKM masih tertinggal dibandingkan negara tetangga, seperti Singapura 39%, Malaysia dan Thailand di kisaran 50%, bahkan Korea Selatan yang mencapai 81%.

Untuk itu, pemerintah telah mematok target pada tahun 2025 mendatang, porsi kredit UMKM akan berada di angka 30% serta pagu Kredit Usaha Rakyat (KUR) akan mencapai Rp20 miliar.

"Kelembagaan UMKM harus kita benahi. Kalau tidak, akan sulit untuk mencapai porsi kredit 30%," paparnya.

Upaya penguatan sektor pangan atau pertanian, lanjut Teten, tak lepas dari adanya ancaman krisis pangan dunia yang didasari pada kajian Food and Agriculture Organization (FAO). Sektor pangan sendiri diurus oleh banyak kementerian, dimana Kemenkop UKM bertugas merapihkan kelembagaan usaha, yakni lewat koperasi.

Menteri Teten sebelumnya juga menegaskan entitas koperasi harus mampu menjadi konsolidator sekaligus agregator bagi produk-produk petani. Hal itu tak lepas dari koperasi yang menjadi solusi pertanian dalam struktur perekonomian Indonesia pada level mikro.

Sementara terkait korporatisasi petani, Teten menyebut langkah itu dilakukan guna membangun kelembagaan ekonomi petani ke dalam lembaga koperasi sehingga bisa masuk skala ekonomi hingga terhubung ke lembaga pembiayaan ataupun pasar.

"Ini bisa menjadi solusi sistem pertanian kepada petani lahan sempit. Kalau petaninya digabung dalam koperasi, pembiayaan jadi mudah. Sehingga ketahanan pangan juga dapat diwujudkan jika para petani dan nelayan bergabung dalam wadah koperasi," sebutnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentar Login atau Daftar





TERPOPULER