c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

23 Januari 2023

10:54 WIB

Menkeu: Pemulihan Ekonomi Nasional Merata

Dengan pemulihan ekonomi yang merata di semua sektor, Menkeu optimistis pertumbuhan ekonomi masih di kisaran 5,2-5,3%.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Menkeu: Pemulihan Ekonomi Nasional Merata
Menkeu: Pemulihan Ekonomi Nasional Merata
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Antara Foto/Aprillio Akbar

MALANG - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, Indonesia mengalami pemulihan ekonomi yang merata di seluruh sektor, di tengah ancaman resesi global. Untuk 2022, Menkeu optimistis, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih di kisaran 5,2-5,3%. 

“(Pertumbuhan ekonomi) itu jauh lebih tinggi dibandingkan (pertumbuhan ekonomi) dunia di 1,7%,” ujar Menkeu dalam Seminar Ekonomi Nasional GP Anshor Malang bertema ‘Ketahanan Ekonomi Nasional di Tengah Ancaman Resesi Global’, Jakarta, Minggu (22/1).

Dalam kesempatan tersebut, Menkeu menegaskan, bahwa APBN menjadi instrumen yang dapat diandalkan ketika menghadapi berbagai macam ancaman, seperti pandemi, harga minyak dan pangan yang melonjak.

“APBN itu menjadi instrumen yang luar biasa penting untuk menjaga Indonesia, jaga masyarakatnya, jaga ekonominya, jaga dunia usahanya. Kita tetap akan jaga faktor-faktor yang mendukung pemulihan ekonomi,” sebutnya.

Menurutnya, konsumsi dan daya beli masyarakat, harus terus dijaga untuk mendukung pemulihan ekonomi. 

APBN memberikan bantalan agar daya beli masyarakat bisa terjaga, terutama untuk masyarakat miskin dan rentan. 

Karenanya selama 2022, pemerintah teah memberikan bantuan sosial mendekati Rp460 triliun dan tahun ini naik menjadi Rp476 triliun. Ketika guncangan berasal dari harga minyak, pemerintah juga memberikan subsidi dari semula Rp152 triliun menjadi Rp555 triliun. 

Pemerintah menyebut, telah membantu masyarakat dengan tingkatan yang paling rentan seperti lewat skema Program Keluarga Harapan (PKH), sembako, dan lainnya. 

“Bahkan kadang-kadang kita memberikan untuk anak-anaknya uang kuliah, uang beasiswa, dan berbagai bantuan kepada masyarakat yang paling rentan. Kita jaga supaya ekonomi kita yang lagi tumbuh tinggi tetap bertahan di 2023,” kata Menkeu.

Selain meningkatkan bantuan sosial, berbagai program dalam APBN digunakan juga untuk memberikan bantuan kepada UMKM, seperti melakukan restrukturisasi kredit perbankan sehingga banyak UMKM tidak perlu mencicil utangnya dulu. Selain itu, APBN juga memberikan bantuan kepada para pedagang kaki lima.

“Kita memberikan langsung cash untuk modal kerja karena memang mereka modalnya habis selama kegiatan berhenti. Kita memberikan banyak sekali, selama proses penyembuhan ekonomi dan covid ini, bantuan-bantuan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Menkeu menyampaikan, daya beli kelompok menengah yang tergerus karena harga inflasi, maka inflasi diturunkan. Salah satunya yang berasal dari kelompok makanan.

Dia menerangkan bahwa APBN hadir melalui berbagai macam cara supaya Tanah Air mempunyai ketahanan pangan yang baik. Dengan begitu, harga pangan di dalam negeri tidak ikut-ikutan bergejolak sesuai dengan harga pangan dunia.

Hal ini pun dibuktikan dengan tingkat inflasi nasional yang terbilang rendah, sementara daya beli rakyat cukup aman terjaga. Untuk itu, Menkeu menjaga seluruh pelaku ekonomi dan seluruh institusi di Indonesia, termasuk NU dan Anshor, untuk bersama-sama menjaga Indonesia.

“Jadi negara ini kita urus baik-baik bersama-sama, saling percaya. Kita menggunakan instrumen secara amanah, tidak korupsi. Semua anggaran transparan disampaikan. Jadi negaranya bisa sehat. Konsumsi maju, investasi maju, ekspor maju, usaha kecil maju, usaha menengah maju, koperasi maju,” tegasnya.

“Ini yang akan kita lakukan sehingga lapangan kerja muncul, anak-anak kita kita didik, yang kurang gizi disembuhkan supaya Indonesia bisa maju terus,” lanjutnya Menkeu.

Ekonomi Indonesia Stabil-Tangguh
Senada, CORE Indonesia lewat laporan Economic Outlook 2023 menyampaikan, perekonomian Indonesia cenderung stabil dan tangguh di tengah kerentanan global. Terlepas dari dampak pandemi, pada tahun 2022, kemungkinan perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5,0-5,1%. 

Prediksi itu pun lebih optimis dari prediksi CORE Indonesia pada November 2021, yakni 4-5%. CORE Indonesia berpandangan, perekonomian Indonesia berbeda dan tangguh dibandingkan dengan perekonomian lain, termasuk negara-negara tetangga atau peer countries.

Selanjutnya, meski pertumbuhan ekonomi global pada 2023 diproyeksikan melambat, CORE Indonesia meyakini masih ada peluang untuk terhindar dari resesi. Perekonomian negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, mungkin rentan karena kenaikan inflasi dan kebijakan moneter kontraktif.

Namun, China, mitra dagang terbesar banyak negara termasuk Indonesia, justru membaik karena mampu mengendalikan penyebaran covid-19. Adapun inflasi global diproyeksi naik pada 2023, CORE Indonesia mempercayai tekanannya akan lebih rendah dari tekanan tahun ini.

CORE Indonesia memproyeksi perekonomian Indonesia dapat tumbuh sebesar 4,5-5,0% pada 2023. Hal ini didukung oleh tingkat konsumsi rumah tangga yang diproyeksikan tetap kuat dan berada di atas tingkat pra-pandemi, meskipun pertumbuhannya sedikit lebih lambat karena tekanan global.

Sementara itu, tingkat inflasi diproyeksi lebih rendah dan tidak mempengaruhi tingkat konsumsi agregat. Namun, situasi ini akan menurunkan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah serta menghambat pemulihan mobilitas jarak jauh.

Lainnya, kebijakan moneter kontraktif diprakirakan lebih terbatas akibat tekanan inflasi global dan domestik yang lebih rendah. Sementara Investasi dipercaya masih menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di 2023.

Investasi swasta akan tumbuh meskipun ada tekanan ekonomi global. Meski demikian, surplus neraca perdagangan diperkirakan akan menyempit akibat melemahnya permintaan dari importir utama dan melemahnya harga komoditas, khususnya komoditas non-energi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar