04 Agustus 2021
11:54 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
LOMBOK – Pemerintah bersama berbagai stakeholders tengah memacu pembangunan infrastruktur di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dalam rangka menyambut ajang balap motor internasional, MotoGP yang rencananya digelar 2022 mendatang.
Salah satu proyek infrastruktur yang tengah digencarkan adalah Bandara Internasional Lombok Praya yang juga menjadi bagian dari infrastruktur regional pendukung KEK Mandalika.
Dalam proyek pengembangan BIL, PT Hutama Karya mendapatkan kepercayaan PT Angkasa Pura I untuk menggarap runway dan sejumlah sarana penunjang lain pada bandara tersebut. Direktur Operasi I Hutama Karya Novias Nurendra menyebut saat ini progres pengembangan BIL yang menjadi tanggung jawab HK telah menyentuh 61%.
Khusus untuk pekerjaan runway, Hutama Karya menargetkan akan rampung pada Oktober 2021 mendatang sebagai upaya meningkatkan konektivitas udara di wilayah tengah dan timur Indonesia yang kemudian juga akan mendongkrak perekonomian daerah.
Hingga 22 Mei 2021 lalu, Novias menjelaskan pengerjaan proyek Bandara Internasional Lombok sudah sampai tahap galian tanah area graded runway atau sering disebut area gelincir pesawat apabila mengalami kegagalan landing.
"Proyek juga telah sampai tahap pengerjaan aspal lapis ATB perpanjangan runway serta pengaspalan lapis AC-BC. Saat ini progresnya 61%. Ini cukup pesat karena ada sejumlah aspek penunjang," ungkap Novias dalam keterangan di Lombok, Selasa (3/8).
Sejumlah aspek itu meliputi pengendalian cuaca sehingga setiap pekerjaan diupayakan agar tidak ada air yang tergenang, hingga pembuatan sodetan irigasi untuk aliran air yang berpengaruh terhadap pengendalian operasional pekerjaan.
Kemudian, HK juga telah menerbitkan NOTAM dan displace runway existing yang semula beroperasi sepanjang 2.750 meter menjadi 2.440 meter selama pekerjaan berlangsung.
Pekerjaan perpanjangan runway Bandara Internasional Lombok sendiri, lanjutnya, menjadi proyek HK yang merupakan proyek regular atau non-joint operation sejak November 2020 silam. Proyek dalam tanggung jawab HK ini secara garis besar akan memperpanjang runway dari 2.750 meter menjadi 3.300 meter.
"Dengan begitu, bisa meningkatkan kapasitas operasional bandara dan kapasitas runway maksimum yang semula untuk pesawat Boeing 737 menjadi pesawat Boeing 777 agar mendukung operasional pesawat berbadan lebar," jelas dia.
Novias juga membeberkan kelebihan proyek itu ialah adanya penggunaan aspal drum import PG-76 dan penetrasi 60/70 pada aspal PG-76 itu sehingga bisa tahan lama dalam suhu tinggi pada lokasi pengerasan pekerjaan yang bersifat polimer.
Secara detail, Novias menjelaskan upaya tersebut dilakukan mengingat aspal modifikasi sudah teruji memiliki mutu yang baik dan penurunan suhu lebih cepat sehingga dapat lebih siap untuk dilintasi pada lokasi pekerjaan.
"Selain itu, penggunaan aspal Pen 60/70 juga sangat cocok untuk bandara karena memiliki properties dan kinerja yang baik dengan struktur andal," kata Novias.
Mengingat proyek yang dilakukan selama masa pandemi, HK tak hanya menggunakan bahan material berkualitas dan teknologi terbaru, tetapi juga memastikan aspek quality, health, safety, security, serta environment (QHSSE) dan berkomitmen menjaga prokes di lingkungan proyek.
"Dengan rampungnya proyek runway ini, diharapkan bisa mempermudah mobilitas masyarakat, mengakomodasi peningkatan arus barang dan jasa, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata," tegasnya.

Bypass Bandara
Beriringan dengan akselerasi proyek runway, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga tengah menggarap pembangunan Jalan Bypass Bandara Internasional Lombok-Kawasan Pariwisata Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan Jalan Bypass BIL yang membentang sepanjang 17,36 km itu saat ini progresnya telah mencapai 81,17% dengan target akan rampung pada September 2021 mendatang.
"Nantinya akan memperlancar konektivitas dari BIL ke kawasan wisata di DPSP Mandalika sekaligus mendukung akses menuju sirkuit MotoGP yang juga berada di Mandalika," jelas Basuki di Jakarta, Rabu (4/8).
Pembangunan Jalan Bypass BIL-Mandalika sendiri terdiri dari tiga paket, yakni Paket I sepanjang 4,3 km oleh kontraktor PT Nindya Karya-Bumi Agung (KSO), Paket II sepanjang 9,7 km oleh kontraktor PT Adhi Karya-PT Metro Lestari Utama (KSO), serta Paket III sepanjang 3,38 km dengan kontraktor PT Yasa Patria Perkasa.
Secara keseluruhan, anggaran pembangunan Jalan Bypass BIL-Mandalika itu bersumber dari APBN Tahun 2020-2021 dengan total sekitar Rp814 miliar.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian menjelaskan pembangunan bypass itu nantinya akan mendukung ajang Superbike pada pertengahan November 2021 serta MotoGP yang rencananya akan digelar Maret 2022 mendatang.
Hedy menyebut keberadaan Jalan Bypass BIL-Mandalika ke depannya akan memangkas waktu tempuh dari Bandara Internasional Lombok Praya menuju Mandalika dari sebelumnya 30 menit menjadi sekitar 15 menit.
"Jalan bypass akan dilengkapi 12 overpass, 1 jembatan, dan 3 unit jembatan penyeberangan orang untuk memperlancar arus lalu lintas dan memfasilitasi akses bagi warga sekitar," pungkas Hedy.
Hedy menambahkan, dalam rangka meningkatkan kenyamanan wisatawan, akses menuju DPSP Mandalika juga telah didukung oleh jalan-jalan nasional yang telah memenuhi standar yang berlaku.
"Seperti Ruas Tanak Awu-Sengkol sepanjang 5,03 km dan Sengkol-Kuta 10,79 km yang telah terbangun dua lajur dan memiliki lebar standar. Sebagian pada Ruas Sengkol-Kuta juga berada di Kawasan DPSP Mandalika dan telah terbangun 4 lajur," tandasnya