c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

17 Mei 2022

15:20 WIB

Mendag: Stok Terigu Nasional Aman Untuk Tiga Bulan Mendatang

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan, saat ini pihaknya tengah mempelajari dampak larangan ekspor gandum yang ditetapkan baru-baru ini oleh India.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Dian Kusumo Hapsari

Mendag: Stok Terigu Nasional Aman Untuk Tiga Bulan Mendatang
Mendag: Stok Terigu Nasional Aman Untuk Tiga Bulan Mendatang
Tepung terigu, terbuat dari biji gandum yang digiling hingga menjadi bubuk halus berwarna putih. Shu tterstock/dok

JAKARTA – Kementerian Perdagangan menjamin stok produk terigu di dalam negeri masih aman untuk tiga bulan mendatang. Pemerintah terus memantau dinamika harga gandum di dalam negeri, pasca penetapan pelarangan ekspor produk tersebut oleh India.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan, saat ini pihaknya tengah mempelajari dampak larangan ekspor gandum yang ditetapkan baru-baru ini oleh India. Ia menyebut, saat ini Indonesia membeli sekitar sepertiga kebutuhan tepung gandum dari India. 

Sementara ini, pihaknya belum melihat keputusan India yang menahan ekspor gandum akan mengerek harga terigu di dalam negeri. "Kita punya stok (tepung terigu) untuk tiga bulan secara aman. Kita berprinsip habis tiga bulan ini baru kita omongin," kata Mendag, Jakarta, Selasa (17/5).

Mendag sendiri menilai, keputusan India dalam melarang ekspor gandum tersebut dapat dimaklumi. Pasalnya, situasi tersebut memang menjadi masalah-masalah internasional kekinian, di mana semua negara memprioritaskan kepentingan nasional masing-masing. 

Hal ini pun tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Indonesia yang juga tengah memprioritaskan kepentingan nasionalnya. Dirinya berharap, situasi ini tidak berlangsung cukup lama. 

"Kita mengerti apa yang mereka maksud (melarang ekspor gandum). Mudah-mudahan enggak terlalu lama, supaya perdagangan internasional bisa berjalan baik," sebutnya. 

Pantauan Kemendag, komoditas tepung terigu di tingkat nasional per 16 Mei 2022 dijual berkisar Rp11.500/kg. Jika dibandingkan awal Mei, harga tepung terigu naik tipis 2,68% atau setara Rp300, di level Rp11.200/kg. 

Terpisah, Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin meminta agar pemerintah dapat meyakinkan masyarakat Indonesia berkaitan situasi global terkait pangan yang melanda di berbagai Negara.

Akmal mencontohkan, saat ini India sebagai produsen gandum telah melarang ekspor komoditas terkait. Sebabnya, negara tersebut mengalami lonjakan inflasi makanan ritel hingga mencapai 8,38%.

“Saya yakin negara kita ini tidak akan terpengaruh signifikan pada situasi larangan ekspor gandum oleh India. Namun yang terjadi, situasi sulit ini tidak saja terjadi pada satu dua negara,” tutur Akmal, Senin (16/5).

Ia mengingatkan, pandemi covid-19 serta situasi perang Rusia-Ukraina, telah memengaruhi hampir semua negara pada aktivitas perdagangan. Kondisi ini mesti Indonesia waspadai, sehingga Tanah Air selalu siap siaga pada aktivitas penjagaan perekonomian di dalam negeri

Tetap Upayakan Diversifikasi Pangan Lokal
Akmal menjelaskan, Indonesia yang makanan pokoknya bukan berasal dari gandum dengan produk turunan berupa roti, dapat digantikan dengan komoditas lain. Meski nilai impor Indonesia terhadap gandum mencapai 11,7 juta ton setiap tahun atau setara US$3,45 miliar. 

“Masih banyak jenis makanan lain selain roti yang dapat kita konsumsi sehari-hari. Namun demikian, ini mesti menjadi tantangan pemerintah agar kedepannya, dapat memproduksi makanan yang bersumber dari tanaman lokal,” ungkapnya.

Secara langsung, mengonsumsi makanan yang ditanam dari dalam negeri akan memperkuat ketahanan pangan nasional. 

Penilaiannya, angka impor gandum Indonesia yang naik 31,6% dibanding tahun sebelumnya tidak akan berpengaruh drastis kepada negara ini terutama pada stabilitas pangan. Asalkan, Indonesia juga benar-benar fokus mengembangkan 6diversifikasi pangan tanaman lokal. 

Nantinya, dampak larangan ekspor gandum India bagi masyarakat akan terasa pada pelaku industri kecil menengah di bidang makanan. Mereka mesti menemukan cara agar selamat dari guncangan tingginya harga bahan baku yang terjadi. 

“Saya berharap, disinilah peran pemerintah hadir memberikan solusi tingginya bahan baku pada pelaku industri makanan-minuman. Dengan memberikan alternatif usaha yang berproduksi pada bahan baku lokal, bukan impor,” tutup Akmal.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar