c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

29 September 2021

16:00 WIB

Mendag : Covid-19 Maksimal Ganggu Implementasi IA-CEPA Tahun Pertama

Ia mencontohkan, nilai total perdagangan dengan Negeri Kangguru pada 2020 hanya mencapai US$7,15 miliar atau turun 8,8% (yoy).

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Dian Kusumo Hapsari

Mendag : Covid-19 Maksimal Ganggu Implementasi IA-CEPA Tahun Pertama
Mendag : Covid-19 Maksimal Ganggu Implementasi IA-CEPA Tahun Pertama
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto.

JAKARTA – Kementerian Perdagangan RI mengakui sentimen pandemi covid-19 mendelusi potensi optimal Perjanjian Ekonomi Komprehensif dengan Australia (IA-CEPA) di tahun pertama. Kendati, kondisinya diklaim mulai membaik pada tahun ini.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyayangkan potensi ekonomi komprehensif Indonesia-Australia belum terwujud akibat pandemi yang melanda. Ia mencontohkan, nilai total perdagangan dengan Negeri Kangguru pada 2020 hanya mencapai US$7,15 miliar atau turun 8,8% (yoy).   

Padahal, berdasarkan catatan Kemendag, menjelang akhir 2019 dan pertengahan 2020 perdagangan kedua negara sempat meningkat 7,63% dibandingkan tahun sebelumnya.

"Sayangnya tahun lalu jumlahnya turun (total perdagangan), karena covid-19," terangnya dalam konpers virtual, Jakarta, Rabu (29/9).

Kendati, lanjutnya, selama semester I/2021 kondisi perdagangan kedua negara sudah berbeda signifikan, Setidaknya sudah mengalami kenaikan hingga 65% dibandingkan periode sama tahun lalu. 

Sementara itu, pertumbuhan ekspor Indonesia sepanjang 2021 sudah mengalami kenaikan hingga 7,6% dibanding tahun sebelumnya. 

"Jadi, ini adalah pertanda baik, meski bukan yang terindah... Kalau ditanya apa yang menjadi kendala untuk meningkatkan perdagangan? Covid-19 tidak dapat disangkal adalah masalah terbesar saat ini," terangnya. 

Selain itu, Kemendag menyebut bahwa potensi di bidang perdagangan jasa dan ketenagakerjaan juga belum bisa maksimal. Karena penutupan perbatasan Australia masih memengaruhi perdagangan jasa seperti transportasi dan pariwisata.

Berbeda dengan sektor perdagangan barang-jasa, kondisi dalam bidang investasi malah lebih menjanjikan. Sebaliknya di 2020, investasi dari Australia ke dalam negeri mengucur hingga US$348,5 juta 

Investasi sebanyak itu ditujukan untuk 1.562 proyek di sektor pertambangan, industri mesin, elektronik, tanaman pangan, perkebunan dan peternakan. Selain itu, melalui IA-CEPA beberapa universitas ternama Australia sedang menjajaki peluang untuk berinvestasi di Indonesia.

Karenanya ke depan, ungkap Lutfi, baik Indonesia atau Australia akan berupaya untuk meningkatkan potensi IA-CEPA yang sesungguhnya. Akan ada lebih banyak sejarah untuk ditorehkan oleh kedua negara pasca berhasil melewati covid-19. 

"Setelah perbatasan kita dibuka, secepatnya saya berharap kita dapat kembali berdagang dan dapat meningkatkan ini (potensi) lagi," tegasnya. 

Menanggapi itu Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia Dan Tehan menjelaskan, pihaknya sudah mengidentifikasi beberapa area yang potensial untuk ditingkatkan kerja samanya. 

Salah satunya, di sektor investasi yang pertumbuhannya akan terus dipantau. Begitu juga di sektor pendidikan dan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang begitu potensial dijajaki. 

Bahkan Australia, sebutnya, bersedia untuk memasok mineral dan bahan tambang yang diperlukan untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik (EV) di Tanah Air 

"Kami sangat yakin dapat menjadi pemasok beberapa bahan utama yang akan membantu pengembangan peralatan EV di Indonesia," tegas Dan Tehan. 

Pariwisata dan Tenaga Kerja
Menteri Dan Tehan yang juga memegang kebijakan pariwisata menyatakan, sudah tidak sabar menyambut wisatawan asal Indonesia di negaranya. Sebaliknya, ia juga berpikir bahwa Indonesia juga sudah tidak sabar kembali menerima turisme dari Australia. 

"Saya tahu ada banyak orang Australia yang menantikan untuk kembali ke negara ini," paparnya. 

Selain turisme, pelonggaran perbatasan Australia untuk Indonesia bisa ditujukan untuk meningkatkan arus pelajar di negerinya. Yang nantinya akan menguntungkan Indonesia sendiri di sisi ketenagakerjaan. 

"Sehingga kita juga dapat memastikan bahwa Australia dapat terus saling meningkatkan dan mengembangkan tenaga kerja," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar