c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

20 Juli 2022

18:35 WIB

Memahami Keseimbangan Penawaran Dan Permintaan Dalam Ekonomi

Ia menuturkan, saat ini seluruh dunia menyaksikan peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kelaparan global. Perang di Ukraina dan memburuknya pembatasan ekspor, memperparah dampak pandemi covid-19.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Dian Kusumo Hapsari

Memahami Keseimbangan Penawaran Dan Permintaan Dalam Ekonomi
Memahami Keseimbangan Penawaran Dan Permintaan Dalam Ekonomi
Foto pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (10/12/2021). ANTARAFOTO/Galih Pradipta

JAKARTA - Kondisi dunia diprediksi kembali menantang hingga pengujung tahun ini. Di sektor riil, Menkeu RI Sri Mulyani meyakini, harga pangan global berpotensi meningkat hingga 20% menuju akhir 2022.

Dirinya pun menyoroti harga pangan dunia yang melonjak hampir 13% pada Maret 2022. "Ini juga mencapai level tertinggi baru dan kemungkinan akan naik lebih jauh," katanya dalam High Level Seminar G20 Indonesia 2022 di Bali, Jumat (15/7).

Ia menuturkan, saat ini seluruh dunia menyaksikan peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kelaparan global. Perang di Ukraina dan memburuknya pembatasan ekspor, memperparah dampak pandemi covid-19.

Kesemua persoalan ini Menkeu percaya dapat mengakibatkan ketidaksesuaian permintaan dan gangguan pasokan. Pada ujungnya, mendorong harga pangan ke level tertinggi.

Tantangan terhadap ekonomi global, sambung bendahara negara, kemungkinan akan terus berlanjut sehingga harga pangan tetap tinggi di masa mendatang.

"Situasi saat ini pada 2022 diproyeksikan akan semakin memburuk. Ini bukan kabar baik bagi kita semua," ungkapnya.

Sri Mulyani kembali menggingatkan, pagebluk SARS-CoV-2 yang belum terselesaikan sekaligus kelangsungan perang di Ukraina, kemungkinan akan memperburuk kerawanan pangan akut di 2022 yang sudah parah.

Selain itu, ancaman krisis pupuk juga berpotensi memperburuk dan memperpanjang krisis pangan, bahkan hingga 2023 dan seterusnya. Dengan begitu, ada urgensi dimana krisis pangan harus ditangani.

Secara keseluruhan, Bank Indonesia melaporkan, inflasi domestik meningkat karena tingginya tekanan sisi penawaran seiring dengan kenaikan harga komoditas dunia. 

Pada Mei 2022, Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat inflasi sebesar 0,40% (mtm) atau 3,55% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,47% (yoy), seiring dengan peningkatan harga komoditas global. 

Dari kondisi ekonomi yang dipaparkan di atas, kita dapat menggarisbawahi bahwa terdapat hubungan sebab-akibat yang intens. Pergerakan harga yang dinamis di lapangan berkelindan dengan stabilitas kondisi di hulu, dalam hal ini level global. 

Lebih lanjut, kerumitan situasi ekonomi di atas bisa disederhanakan sebagai hukum penawaran dan permintaan. Investopedia menjelaskan, hukum penawaran-permintaan adalah teori yang menjelaskan interaksi antara penjual dan pembeli sebuah sumber daya. 

Teori ini mendefinisikan hubungan antara harga barang atau produk tertentu dan kesediaan orang untuk membeli atau menjualnya. Umumnya, ketika harga naik, orang bersedia untuk memasok barang atau produk lebih banyak dan meminta lebih sedikit; begitu juga sebaliknya ketika harga turun.

Teori ini didasarkan pada dua ‘hukum’ terpisah, yakni hukum permintaan dan hukum penawaran. Nantinya, kedua hukum tersebut berinteraksi untuk menentukan harga pasar aktual dan volume barang di pasar.

Intinya, hukum penawaran-permintaan menggambarkan fenomena yang akrab bagi kita semua di kehidupan sehari-hari. Konsep fundamental ini juga memainkan peran penting di seluruh ekonomi modern.

Faktor yang Memengaruhi Permintaan

Mengutip Pintu.co.id, permintaan sangat berkaitan dengan konsumen. Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan, antara lain:

Harga barang atau jasa

Sesuai dengan hukum permintaan, ‘jika harga barang naik, maka permintaan turun’, maka sebaliknya jika harga turun, permintaan akan naik.

Pendapatan konsumen

Saat pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah barang atau jasa yang diminta juga naik. Sementara apabila pendapatan turun, maka jumlah permintaan juga turun. Artinya, jumlah permintaan sangat berkaitan dengan daya beli masyarakat.

Harga barang atau jasa yang terkait

Harga barang komplementer atau barang yang terkait dengan barang tertentu lainnya, juga bisa memmengaruhi permintaan. Sebagai contoh, saat harga BBM naik, maka permintaan masyarakat akan mobil menurun.

Selera konsumen

Selera, emosi, dan tren yang berkembang di masyarakat secara langsung berdampak pada permintaan barang. Jika sebuah barang tidak lagi bisa memenuhi selera masyarakat, maka permintaannya akan turun.

Ekspektasi konsumen

Apabila masyarakat berekspektasi bahwa nilai sebuah barang akan naik, maka mereka akan meningkatkan permintaan. Ini biasa terjadi pada rumah, bangunan, dan properti lainnya.

Faktor yang Memengaruhi Penawaran

Secara umum, faktor yang memengaruhi penawaran adalah harga barang atau jasa dan variabel lainnya. Berikut ini adalah faktor yang dapat memengaruhi penawaran:

Harga

Harga dapat didefinisikan sebagai jumlah yang bersedia dibayar oleh konsumen, untuk mendapatkan barang atau jasa. Harga menjadi faktor utama yang mempengaruhi jumlah penawaran. 

Dalam hukum penawaran, jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat jika terjadi kenaikan harga. Namun dalam beberapa kasus, jika ada spekulasi kenaikan harga barang di masa depan, maka produsen cenderung mengurangi jumlah barang yang ditawarkan untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan.

Teknologi

Faktor lain yang menyebabkan perubahan penawaran adalah kemajuan teknologi yang mengurangi biaya produksi. Proses produksi yang semakin efisien berkat adanya teknologi membuat biaya produksi semakin menurun. 

Di saat bersamaan, penawaran akan produk-produk teknologi seperti komputer meningkat tajam.

Kebijakan pemerintah

Sebagai pembuat kebijakan terkait dengan transaksi jual beli, pemerintah memiliki pengaruh yang besar terhadap penawaran barang dan jasa. Semakin rendah pajak yang dibebankan pada produsen, maka semakin tinggi jumlah penawaran. 

Di sisi lain, peraturan yang terlampau ketat dan proses yang rumit bisa menurunkan jumlah penawaran sebuah barang.

Transportasi

Transportasi memegang peranan penting dalam distribusi. Mulai dari distribusi bahan baku, distribusi barang hingga sampai ke tangan konsumen. Semakin tinggi biaya transportasi maka semakin sulit pula penawaran yang dilakukan produsen.

Esensi Permintaan-Penawaran

Hukum penawaran dan permintaan merupakan kunci untuk memahami ekonomi. Keduanya mencerminkan harga dan jumlah barang maupun jasa konsumen dalam suatu perekonomian.

Menurut teori ekonomi pasar, hubungan antara penawaran dan permintaan seimbang pada suatu titik di masa depan; titik ini disebut harga keseimbangan atau equilibrium.

Ekonom dan perusahaan menganalisis hubungan antara penawaran dan permintaan saat membuat keputusan produk strategis. Dengan begitu mereka bisa memprediksi kondisi pasar. 

Misal, perusahaan yang meluncurkan produk baru mungkin dengan sengaja mencoba menaikkan harga produknya, lewat meningkatkan permintaan konsumen melalui iklan.

Pada saat yang sama, perusahaan mungkin mencoba untuk lebih meningkatkan harga, dengan sengaja membatasi jumlah unit yang mereka jual untuk mengurangi pasokan. 

Dalam skenario ini, pasokan akan diminimalkan sementara permintaan akan dimaksimalkan, yang mengarah ke harga yang lebih tinggi.

Memahami Kesetimbangan atau Equilibrium

Ekuilibrium adalah keadaan di mana penawaran dan permintaan pasar saling menyeimbangkan, dan sebagai hasilnya harga menjadi stabil. Umumnya, kelebihan pasokan barang atau jasa menyebabkan harga turun, yang menghasilkan permintaan yang lebih tinggi.

Sementara kekurangan atau penurunan pasokan menyebabkan harga naik sehingga permintaan berkurang. Efek keseimbangan penawaran dan permintaan menghasilkan keadaan ekuilibrium.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar