06 Maret 2024
19:31 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
JAKARTA - Tokoh investasi Pasar Modal Indonesia Lo Kheng Hong menyampaikan beberapa pesan kepada generasi muda yang ingin menjadi investor saham. Apa saja?
Menurut pria yang berhasil memiliki aset triliunan rupiah berkat investasi tersebut, para mahasiswa yang tergabung dalam Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) harus mengutamakan belajar. Belajar harus dilakukan setiap hari, bukan hanya ketika ada ujian.
"Belajarlah sampai kuliah selesai karena untuk bekerja dibutuhkan ijazah. Mahasiswa-mahasiswi harus tamat kuliah dulu, belajar setiap hari," kata Lo Kheng Hong dalam acara Galeri Investasi BEI 2024, Rabu (6/3).
Setelah tamat kuliah, lanjut dia, bisa segera mencari kerja dan bekerja. Dia berpesan untuk mencari uang sebanyak-banyaknya dengan berusaha.
Kemudian, para generasi muda juga harus menerapkan hidup hemat dan sederhana. Sisa uang yang didapat, dapat dibelikan saham. Nantinya, uang akan berbuah menjadi banyak.
"Generasi muda juga boleh menjadi investor saham seperti saya karena menjadi investor saham di BEI tidak hanya jadi orang kaya, tapi berinvestasi di Bursa bisa jadi orang terkaya di dunia. Itu sudah dibuktikan Waren Buffet. Dia jadi orang kaya dengan investasi di bursa saham," ungkap pria berusia 65 tahun itu.
Supaya jumlah investor kian meningkat, Lo Kheng Hong juga meminta BEI untuk banyak melakukan sosialiasi atau pendidikan bagaimana bisa menjadi seorang investor saham yang berhasil.
Hal itu dilakukan agar para investor saham dapat berhasil dalam investasi saham dan tidak rugi akibat membeli saham dengan sembarangan.
"Mereka diberikan edukasi supaya membeli perusahaan yang bagus dengan harga murah supaya investor saham bisa untung," ujar dia.
Nantinya, ketika banyak investor saham yang mendapatkan untung, maka akan menarik banyak investor untuk berinvestasi.
Tapi ketika para investor saham tidak diberikan sosialisasi, dikhawatirkan akan membeli saham dengan valuasi kurang bagus.
Dampaknya pun bisa menjadi besar. Banyak calon investor yang takut berkecimpung di dunia saham dan akan menurunkan jumlah investor saham.
"Jadi harus diajarkan cara membeli saham yang bagus dan murah supaya mereka untung," imbuhnya.
Mental Kuat
Selain beberapa tips yang telah disampaikan, Lo Kheng Hong turut berpesan agar generasi muda dapat memiliki mental kuat ketika menjadi seorang investor saham.
Caranya antara lain harus tahu saham perusahaan yang dibeli. Jangan sampai membeli kucing dalam karung.
"Kunci keberhasilan adalah membaca berita tentang perusahaan publik, annual report, dan buku-buku Waren Buffet," kata dia.
Lo Kheng Hong mengibaratkan membeli saham di Bursa seperti membeli Mercy seharga bajaj. Di kehidupan nyata tentu tidak akan ditemui orang yang menjual Mercy seharga bajaj.
Beda halnya dengan di BEI. Para investor dapat memiliki saham perusahaan dengan harga yang terjangkau.
Para investor dapat menyimpan saham hingga harganya melonjak tinggi. Namun demikian, menurutnya, perlu kesabaran untuk menunggu hal itu.
"Supaya si bajaj ini kembali pelan-pelan menjadi mercy kembali butuh kesabaran. Seperti orang menanam kelapa sawit baru menghasilkan ketika usia dua tahun. Tidak bisa cepat-cepat kaya," tuturnya.
Dia menilai orang yang ingin cepat kaya, berisiko juga untuk cepat jadi miskin. Untuk itu, diperlukan kesabaran sebab sabar adalah ilmu tingkat tinggi.
"Kesabaran diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Jika bisa sabar menahan amarah, akan terhindar dari penyesalan. Orang sabar bisa mengatasi semua masalah. Jadi jnvestor saham perlu kesabaran," tutur dia.
Alasan Tak Investasi Kripto
Menariknya, masih dalam kesempatan yang sama, Lo Kheng Hong mengungkapkan alasan dirinya hanya berinvestasi saham. Ia mengaku tidak tertarik untuk investasi lainnya, terutama kripto.
"Saya hanya berinvestasi di BEI, apalagi beli kripto saya tidak mau. Kalau tidak salah ada Fatwa MUI bahwa kripto itu haram," ungkap dia.
Selain itu, sambungnya, jika berinvestasi membeli saham di BEI ada underlying. Dia mencontohkan membeli saham Bank CIMB Niaga, maka ada banknya. Terlebih, underlying Bank CIMB Niaga pada tahun 2023 adalah sebesar Rp6,3 triliun.
Tak hanya memiliki underlying, perusahaan tercatat di BEI juga sering kali membagikan dividen dengan bunga yang terbilang besar.
"Kalau kripto apa underlying? Tidak ada dividen yang diperoleh. Kalo sesuatu barang tidak ada underlying, bisa turun sampai 0, tapi kalau beli saham di bursa bisa ada banknya yg memberikan laba buat kita. Jadi saya nggak berani beli kripto sama sekali," pungkasnya.