14 Agustus 2023
13:08 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA - Kolaborasi antara pemerintah, BUMN, serta sektor swasta disebut berhasil memitigasi dampak pandemi covid-19 dan menjaga perekonomian tetap stabil. Berkaca dari situ, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia terus mendorong terciptanya kolaborasi yang kuat antara perusahaan swasta dengan perusahaan pelat merah.
Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid dalam pembukaan Forum Sinergi BUMN-Swasta menerangkan kolaborasi tersebut merupakan bagian penting dalam akselerasi berbagai program pembangunan pemerintah.
Selain itu, sinergitas BUMN dengan perusahaan swasta akan mendorong inklusivitas dalam rangka mencapai target Indonesia Emas 2045.
Karena itu, Arsjad berharap forum yang mengangkat tema 'Kolaborasi Untuk Pembangunan Inklusif' itu bisa memperkuat komitmen seluruh pihak guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih solid.
"Dengan adanya hubungan yang saling berkesinambungan dan inklusif antara Pemerintah, BUMN dan Swasta tentu akan berkontribusi dengan signifikan dalam peningkatan taraf ekonomi dan aktivitas ekonomi bangsa," ucapnya dikutip dari siaran pers, Senin (14/8).
Baca Juga: Sinergi Perusahaan Swasta Dan BUMN Bakal Akselerasi Kendaraan Listrik
Dampak positif dari kolaborasi perusahaan swasta dan BUMN, sambung dia, terlihat dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS), dimana perekonomian Indonesia berhasil tumbuh sebesar 5,17% secara tahunan (yoy) pada kuartal II/2023.
"Data itu sekaligus mengakumulasikan pertumbuhan pada semester pertama 2023 menjadi 5,11% (cumulative to cumulative/ctc)," kata Arsjad.
Dia mengatakan, capaian itu turut menandai tumbuhnya ekonomi Indonesia di atas 5% selama tujuh triwulan beruntun. Ditambah lagi, Indonesia kembali menjadi negara upper middle income berdasarkan klasifikasi Bank Dunia pada Juli 2023 lalu.
Masih Banyak Tantangan
Namun demikian, Arsjad tak menampik masih ada tantangan yang signifikan, mulai dari harga pangan dan energi yang masih tinggi, peningkatan risiko geopolitik, kebijakan moneter yang ketat oleh sebagian besar bank sentral dunia, hingga risiko lain di sistem keuangan global.
Menurutnya, tantangan-tantangan perekonomian nasional itu membuktikan optimalisasi kolaborasi antarpihak harus semakin digalakkan demi menjalankan dan mengembangkan ekonomi secara sinergis.
"Artinya BUMN dalam hal ini harus menjadi pelopor dalam sektor yang belum diminati oleh swasta dan membantu pengembangan ekonomi masyarakat," tutur dia.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakui kolaborasi yang kuat antara swasta dan perusahaan pelat merah telah terbukti menjadi motor penggerak utama perekonomian masyarakat.
Erick menyebutkan kerja sama yang sinergis dan terarah antara BUMN dan swasta bisa menciptakan dampak positif berkelanjutan, mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dan berkontribusi signifikan terhadap pembangunan nasional.
Baca Juga: CIPS: Dominasi BUMN Akan Menghambat Investasi
Beberapa tahun terakhir, kolaborasi BUMN dan swasta berhasil mewujudkan sejumlah proyek besar dan inovatif yang tidak hanya meningkatkan daya saing perekonomian nasional, tetapi juga memberikan peluang dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
"Investasi bersama dalam infrastruktur, teknologi, energi terbarukan, dan sektor-sektor kunci lainnya telah mendorong terciptanya lapangan kerja yang beragam dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegasnya.
Eks Bos Inter Milan itu meyakini kombinasi pengalaman jangka panjang BUMN dalam mengelola aset publik dengan inovasi sektor swasta ke depan bisa terus mencetak dampak positif, bukan hanya pada pembangunan berkelanjutan, tetapi juga pada pelayanan publik.
"Selain itu, kolaborasi ini juga mendorong transfer pengetahuan dan teknologi, memperkuat kapabilitas lokal, dan mempromosikan pertumbuhan industri nasional yang lebih mandiri," ucap Erick Thohir.