c

Selamat

Selasa, 11 November 2025

EKONOMI

12 Desember 2024

19:30 WIB

Manfaatkan Teknologi, Kredit Macet AdaKami Terjaga Di 0,21%

Angka kredit macet atau TWP90 AdaKami berada di bawah ketentuan regulator sebesar 5% dan juga berada di bawah rata-rata industri yang sebesar 2,38%.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Khairul Kahfi

<p dir="ltr" id="isPasted">Manfaatkan Teknologi, Kredit Macet AdaKami Terjaga Di 0,21%</p>
<p dir="ltr" id="isPasted">Manfaatkan Teknologi, Kredit Macet AdaKami Terjaga Di 0,21%</p>

Chief of Public Affairs AdaKami Karissa Sjawaldy (kanan) menyampaikan AdaKami tetap menjaga TWP90 pada level 0,21%, Jakarta, Kamis (12/12). ValidnewsID/Fitriana Monica Sari

JAKARTA - Chief of Public Affairs PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) Karissa Sjawaldy menyampaikan,  per 6 Desember 2024, AdaKami tetap menjaga rasio kredit macet (Tingkat Wanprestasi 90 Hari/TWP90) pada level 0,21%. Capaian ini di bawah ketentuan regulator sebesar 5% dan berada di bawah rata-rata industri yang sebesar 2,38%.

Karissa mengatakan, dengan memanfaatkan teknologi raihan TWP90 AdaKami bisa di bawah ketentuan regulator dan rata-rata industri.

"Ini merupakan buah dari proses e-KYC. Kita memastikan bahwa pendanaan kita salurkan kepada user yang berkualitas. Untuk memastikan, balik lagi pendanaan yang berkualitas. Jadi, dengan e-KYC itu nasabah yang sudah mendapatkan kredit rata-rata sudah diukur oleh AdaKami," ujar Karissa di Jakarta, Kamis (12/12).

Dia menjelaskan, pemanfaatan teknologi dengan menggunakan Big Data dan machine learning dalam membantu profiling serta melakukan Electronic Know Your Customer (e-KYC), mampu memperluas akses pinjaman bagi masyarakat underserved.

Baca Juga: Waspada! AdaKami Minta Masyarakat Hati-Hati Hadapi Penipuan

Di saat bersamaan, AdaKami juga tetap bisa memastikan distribusi pendanaan yang adil dan sesuai dengan profil risiko masing-masing.

Hingga saat ini, AdaKami telah berkolaborasi dengan sembilan lender di sektor perbankan. Mulai dari Seabank, Bank Jago, Bank Permata, Hana Bank, Bank Ganesha, Bank OCBC, Superbank, hingga Bank CTBC Indonesia. Dengan berkolaborasi dengan perbankan, tentunya e-KYC yang diterapkan akan jauh lebih ketat.

"Jadi, dari pihak lender pun punya tuntutan bahwa AdaKami harus menyalurkan kepada nasabah-nasabah yang berkualitas," katanya.

Karissa menegaskan, sebagai pelaku industri peer to peer (P2P) lending, AdaKami harus berani mengambil risiko manfaatkan teknologi berkaitan pendanaan. Upaya yang sama sambil memastikan, perusahaan dapat menyalurkan pendanaan berkualitas ke lebih banyak segmen masyarakat Indonesia. 

"Jadi jawabannya sih sebenarnya lebih ke teknologi. Makanya tadi saya sempat highlight pengembangan pemanfaatan teknologi, inovasi teknologi itu menjadi kunci pelaku industri fintech lending," terang dia.

Baca Juga: Adakami Dorong Pinjaman Untuk Hal Produktif

Ke depan, AdaKami akan terus mengedepankan pemanfaatan teknologi. Selain itu, perusahaan juga memperluas akses pendanaan ke lebih banyak masyarakat Indonesia.

"Jadi karena teknologinya udah cukup andal, mereka yang dapet tuh memang profilnya kemungkinan besar akan layak dan mampu membalikkan pinjamannya. Itu yang dihasilkan dari satu proses teknologi yang andal. Makanya tadi kita sebut pendanaan berkualitas, jadi user-nya berkualitas, lender-nya pun berkualitas," paparnya.

Sekadar informasi, AdaKami telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp13,24 triliun kepada lebih dari 1,46 juta borrower hingga 6 Desember 2024.

Sementara jika ditilik lebih jauh atau sejak AdaKami berdiri hingga sekarang, sudah menyalurkan pendanaan kepada sekitar 6 juta borrower.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar