c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

11 Oktober 2023

09:52 WIB

Mandatory Biodiesel Berhasil Tekan 27,8 Juta CO2e Emisi GRK

Program mandatory biodiesel yang sudah meningkat tahun ini menjadi B35 diharapkan bisa mencapai B100 di masa yang akan datang

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<i>Mandatory</i> Biodiesel Berhasil Tekan 27,8 Juta CO2e Emisi GRK
<i>Mandatory</i> Biodiesel Berhasil Tekan 27,8 Juta CO2e Emisi GRK
Kementerian ESDM luncurkan biodiesel B35 dan B100. ValidNewsID/Nuzulia Nur Rahma

JAKARTA - Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yudo Dwinanda Priaadi menyebutkan sepanjang 2022, program mandatory biodiesel B30 berhasil menekan emisi gas rumah kaca hingga 27,8 juta CO2 ekuivalen.

Adapun alokasi kuota B30 tahun lalu adalah sebanyak 11 juta kL dan nilai ekonomi mencapai lebih dari US$10 miliar. Tahun ini, pemerintah meningkatkan kuota tersebut sebanyak 13,15 juta kL.

"Tahun ini kuota (biodiesel) 13,15 juta kL dan diharapkan nilai manfaat dari program ini mencapai lebih dari US$11,2 miliar," imbuh Yudo lewat keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (10/10).

Implementasi biodiesel di Indonesia sendiri, sambung Yudo, telah berjalan selama lebih dari 17 tahun. Hal itu ia katakan membuat Indonesia sebagai pelopor dalam pemanfaatan biodiesel.

Pada Februari 2023 lalu, mandatory campuran biodiesel ke bahan bakar fosil pun telah terlaksana secara nasional. Persentasenya juga sudah ditingkatkan menjadi 35% atau B35 dan diupayakan nantinya bisa mencapai B100.

Secara mendasar, Yudo menjelaskan biomassa merupakan salah satu sumber energi berbasis EBT. Sedangkan biodiesel, ialah produk dari biomassa yang dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar diesel untuk kendaraan.

Biodiesel sendiri menawarkan campuran bahan bakar yang lebih bersih dan ramah lingkungan dibanding bahan bakar fosil atau konvensional.

"Dengan begitu, biodiesel mengarah pada pengurangan emisi GRK dan polusi udara secara signifikan," kata dia.

Lebih lanjut, biomassa sebagai sumber EBT ia tegaskan punya peran yang penting dalam program dekarbonisasi yang digencarkan pemerintah menuju emisi nol bersih.

Pasalnya, pemerintah punya komitmen untuk menekan emisi GRK sebanyak 32% atau 358 juta ton dengan usaha sendiri dan 41% atau 446 juta ton dengan bantuan internasional pada tahun 2030 mendatang.

"Komitmen itu tercantum dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC), di mana kita akan menurunkan emisi 358 juta ton dengan usaha sendiri dan 446 juta ton dengan bantuan internasional," jabarnya.

Untuk itu, program biodiesel yang telah dilaksanakan pemerintah bertujuan mengurangi candu atas bahan bakar fosil yang punya dampak besar ke emisi gas buang.

"Program-program yang telah dilaksanakan pemerintah untuk biomassa adalah upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang memiliki dampak emisi gas buang," tandas Yudo Dwinanda Priaadi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar