c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

02 Agustus 2024

20:43 WIB

Maksimalkan Program Jargas, Pemerintah Siapkan Subsidi Gas Hulu

Butuh dukungan trias politika untuk mensubsidi gas di sektor hulu dalam rangka memasifkan program jargas.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Maksimalkan Program Jargas, Pemerintah Siapkan Subsidi Gas Hulu</p>
<p id="isPasted">Maksimalkan Program Jargas, Pemerintah Siapkan Subsidi Gas Hulu</p>

Petugas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) melakukan perawatan jaringan gas (Jargas) di Kabupaten Sorong , Papua Barat. ANTARAFOTO/Olha Mulalinda

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus memasifkan program jaringan gas rumah tangga (jargas) sebagai upaya menekan konsumsi dan impor LPG.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menerangkan salah satu upaya memaksimalkan jargas itu ialah penyiapan subsidi gas di sektor hulu. Dengan demikian, diyakini harga gas di sisi hilir bisa lebih kompetitif dan terjangkau bagi masyarakat.

"Kita sedang mencari opsi untuk pemerintah mensubsidi gas hulu untuk jargas. Sekarang ini kan yang disubsidi LPG, nanti kalau kita pakai gas sendiri, hulu ini yang kita subsidi supaya masyarakat penerima bisa dapat harga yang dalam jangkauan," jabar dia kepada awak media di Kantor Ditjen Migas, Jumat (2/8).

Sementara itu, Praktisi Migas Hadi Ismoyo meyakini subsidi di sektor hulu bisa mendongkrak program jaringan gas untuk rumah tangga.

Dengan adanya subsidi, maka harga gas dijelaskannya relatif lebih kompetitif dan terjangkau oleh masyarakat. Karena itu, harus ada dukungan dari segala elemen pemerintahan, mulai dari legislatif, eksekutif, dan yudikatif untuk mensubsidi hulu gas.

"Saya tidak perlu menerangkan lebih detail keterkaitan trias politika, tapi faktor sukses ini tergantung mereka," jelas Hadi saat dihubungi Validnews.

Rencana subsidi di sektor hulu pun sudah terdengar di telinganya. Subsidi itu bakal dijalankan dengan cara memangkas bagian pemerintah dan tidak mengutak bagian kontraktor. Dengan demikian, Internal Rate of Return (IRR) investor bisa terjaga dan sektor hulu bisa tetap atraktif.

Asal tahu saja, harga gas hulu yang diperuntukkan bagi jargas rumah tangga berada di kisaran US$4-US$4,72 per MMBTU, tetapi volumenya selama ini masih relatif kecil.

"Volumenya selama ini kecil sehingga belum banyak yang menerapkan subsidi hulu. Jika volume besar dan masif, supaya IRR kontraktor terjaga, memang subsidi hulu ini layak dilakukan," tutur dia.

Tekan Impor LPG
Lebih lanjut, Menteri Arifin mengatakan impor LPG Indonesia saat ini mencapai lebih dari 6 juta ton per tahun dengan harga di kisaran US$575 per ton.

Catatan itu menjadi latar belakang pemerintah terus memasifkan program jargas rumah tangga, salah satunya lewat mensubsidi sektor hulu gas.

"Jangan boros pakai LPG. Minta murah tapi boros, jangan ngeringin handuk pakai kompor LPG," canda Arifin.

Sementara dari sisi pasokan, Eks-Duta Besar RI untuk Jepang itu mengatakan ada beberapa sumber gas jumbo yang dapat diandalkan, misalnya di Selat Makassar, hingga Bali Utara.

"Bali Utara lagi seismik di Agung 1 dan Agung 2 dan angin-anginnya segar. Kita berdoa saja," tuturnya.

Wilayah-wilayah tersebut disebutkannya terus didorong untuk menyediakan pasokan gas untuk jargas rumah tangga selain untuk industri demi menekan impor LPG.

Senada, Hadi Ismoyo mengungkapkan masifikasi program jargas ke depannya bisa mengurangi pengurangan impor LPG secara signifikan. Ujungnya, turut berdampak pada pengurangan beban pemerintah di bidang subsidi LPG.

"Program ini bisa dikampanyekan dalam program besar konversi BBM/LPG ke gas sebagai bagian dari kebijakan besar transisi energi nasional," pungkas Hadi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar