c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

02 Januari 2025

17:23 WIB

Makanan-Minuman Penyumbang Terbesar Inflasi Desember Di Jakarta

Inflasi di DKI Jakarta pada Desember 2024 sebesar 0,3%, lebih rendah bila dibandingkan inflasi nasional di bulan yang sama yang sebesar 0,44%

<p>Makanan-Minuman Penyumbang Terbesar Inflasi Desember Di Jakarta</p>
<p>Makanan-Minuman Penyumbang Terbesar Inflasi Desember Di Jakarta</p>

Ilustrasi. Pengunjung berbelanja makanan di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (17/12/2024). Antara Foto/Fauzan

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat, makanan dan minuman serta tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar pada Desember 2024 dari 11 kelompok pengeluaran sebesar 0,26 %.

"Untuk DKI Jakarta inflasi pada Desember 2024 tercatat sebesar 0,3%," kata Kepala BPS Provinsi Jakarta Nurul Hasanudin, di Jakarta, Kamis (2/1).

Menurut dia, inflasi di DKI Jakarta pada Desember 2024 lebih rendah bila dibandingkan nasional di bulan yang sama yaitu 0,44%. Ia mengatakan, dari 11 kelompok yang membentuk angka inflasi penyumbang terbesar pertama yaitu dari makanan, minuman dan tembakau punya andil 0,26% dengan inflasinya 1,33%.

"Kedua, terkait dengan perawatan pribadi dan jasa lainnya, yakni ada emas perhiasan juga di dalamnya dengan andil 0,05% dan inflasinya di angka 0,75%," jelasnya.

Ia menambahkan untuk penyumbang inflasi berikutnya yaitu terkait dengan kesehatan dengan inflasi 1,03% dengan andil cukup tinggi yakni 0,03%. Sementara lanjut Hasanudin, jika dilihat dari komoditas, andil utama inflasi Desember yaitu cabai merah, dengan andil tertinggi sebesar 0,04% dan inflasi 21,16%.

"Kondisi ini juga sama pada tingkat nasional, yakni cabai merah juga tercatat penyumbang inflasi," serunya.

Bukan hanya itu saja, inflasi di Jakarta kata Hasanudin, juga disumbang oleh telur ayam ras, beras bahan pokok, makanan masyarakat juga inflasi sebesar 0,03%, minyak goreng juga menyumbang inflasi sebesar 0,02%. "Ini lima besar komoditas yang memberikan andil utama inflasi," ujarnya.

Ia menambahkan secara tahunan inflasi di Jakarta lebih rendah dibandingkan angka nasional. Angka inflasi "year-on-year" (YoY) tercatat sebesar 1,48%. "Sementara di nasional, tadi kita menyimak sama-sama berada pada level 1,57%," ucapnya.

Lebih Rendah Dibanding 2023
Untuk diketahui, secara nasional, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi tahunan mencapai sebesar 1,57% (yoy) pada Desember 2024. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi November 2024 yang tercatat 1,55%, tetapi masih lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan Desember 2023 yang mencapai 2,61%.

“Pada Desember 2024 terjadi inflasi 0,44 % secara bulanan, atau kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,33 pada November 2024 menjadi 106,80 pada Desember 2024,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Inflasi tahunan Desember 2024 terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mencatat inflasi sebesar 1,9% dan memberikan andil 0,55% terhadap inflasi umum.

Dalam kelompok ini, komoditas utama yang menyumbang inflasi adalah sigaret kretek mesin dengan andil 0,13%, dan minyak goreng dengan andil 0,11%. Kemudian, komoditas lain yang turut berkontribusi adalah beras, kopi bubuk, bawang merah, ikan segar, daging ayam ras dan bawang putih.

Di luar kelompok tersebut, emas perhiasan dan nasi dengan lauk memberikan andil masing-masing sebesar 0,35% dan 0,06% terhadap inflasi. Sementara, kelompok pengeluaran transportasi tercatat mengalami deflasi sebesar 0,04%.

“Deflasi tersebut didorong oleh deflasi pada tarif angkutan udara di bulan Desember 2024,” jelas Pudji.

Lebih lanjut, berdasarkan komponen inflasi, Pudji merinci komponen inti mencatat inflasi tahunan sebesar 2,26% dengan andil 1,44%. Komoditas utama yang mendorong inflasi ini adalah emas perhiasan, minyak goreng, kopi bubuk, nasi dengan lauk dan biaya sewa rumah.

Kemudian komponen yang diatur pemerintah mengalami inflasi 0,56% dengan andil 0,11%. Kontributor utamanya adalah sigaret kretek mesin, sigaret kretek tangan, dan sigaret putih mesin.

Selain itu, komponen bergejolak turut mencatat inflasi 0,12% dengan andil 0,02%, dipengaruhi oleh harga beras, bawang merah, daging ayam ras, bawang putih dan telur ayam ras. Berdasarkan wilayah, dari 38 provinsi sebanyak 37 provinsi mengalami inflasi sementara 1 provinsi mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi tercatat dialami Provinsi Papua Pegunungan sebesar 5,36%, sementara Provinsi Gorontalo mengalami deflasi terdalam sebesar 0,79%.



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar