c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

26 Mei 2023

20:37 WIB

Mahfud Pastikan Proyek SATRIA-1 Kominfo Tetap Jalan Sesuai Rencana

Presiden Joko Widodo menginstruksikan proyek-proyek yang sudah berjalan untuk dilanjutkan dan tidak macet di tengah jalan

Mahfud Pastikan Proyek SATRIA-1 Kominfo Tetap Jalan Sesuai Rencana
Mahfud Pastikan Proyek SATRIA-1 Kominfo Tetap Jalan Sesuai Rencana
Menko Polhukam sekaligus Plt Menkominfo Mahfud MD menyampaikan keterangan kepada wartawan dalam konfefrensi pers di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Senin (22/5/2023). Antara/Aditya Pradana Putra

JAKARTA - Pelaksana tugas Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mahfud MD memastikan, proyek Satelit Indonesia Raya (SATRIA)-1 tetap berjalan sesuai rencana. Proyek ini tanggung jawabnya dipegang oleh Badan Layanan Umum (BLU) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI)
 
Hal itu disampaikan Mahfud ketika mengumumkan, Inspektur Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Arief Tri Hardiyanto saat ini, ditugaskan mengisi sementara posisi Direktur Utama BAKTI.
 
"Tetap diusahakan untuk dilanjutkan. Semuanya sekarang lagi dipelajari kontrak-kontraknya, masalah-masalahnya. Agar itu bisa berlanjut. Instruksi Presiden itu agar dilanjutkan, tidak boleh macet gitu ya karena diperlukan oleh masyarakat," kata Mahfud saat ditemui di Media Center Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Jumat (26/5).
 
Sekadar mengingatkan, SATRIA-1 dibiayai dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Indonesia menggaet perusahaan antariksa asal Perancis Thales Alenia Space untuk perakitan satelit ini.
 
PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) melalui anak usahanya PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) mengungkapkan, SATRIA-1 sudah melewati tahap finalisasi. SATRIA-1 telah dikirimkan dari Perancis ke Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada 8 Mei 2023 melalui jalur laut.

Jika berjalan sesuai rencana, maka SATRIA-1 akan diluncurkan ke ruang angkasa menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX di pertengahan Juni 2023. Satelit tersebut diproyeksikan bisa beroperasi pada akhir 2023 dan akan memberikan dukungan di 150 ribu titik pelayanan publik Indonesia, sehingga bisa menutup kesenjangan digital.
 
Mahfud menambahkan, selain SATRIA proyek infrastruktur telekomunikasi lainnya yang dipegang BAKTI dipastikan juga masih berjalan dengan lancar termasuk pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G untuk wilayah 3T.
 
"Tugas (dari) Presiden kepada saya selaku Plt Menkominfo melanjutkan proyek menara BTS 4G ini, karena itu merupakan bagian pelayanan kepada masyarakat guna kesejahateraan rakyat Indonesia dalam berbagai bidang dengan fasilitas komunikasi yang memadai," tuturnya.

Tiga Satelit
Untuk diketahui, sesuai rencana Indonesia sejatinya akan meluncurkan sebanyak tiga satelit, Satelit Republik Indonesia (SATRIA) 1, SATRIA 2, dan SATRIA 3 dalam kurun waktu tahun 2023-2030.

Direktur Utama Bakti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebelumnya Anang Latif menyatakan, SATRIA 1 yang rencananya akan diluncurkan pertengahan tahun 2023 berkapasitas 150 Gbps. Satelit ini berkecepatan internet 1 Mbps per titik lokasi, mengadopsi teknologi 'High Throuhput Satellite' (HTS), slot orbit 146E dan orbit raising electric.
 
DIsebutkan, SATRIA 1 secara teknis dapat menyediakan kuota 1,14 GB/pengguna/bulan untuk melayani akses internet di 150 ribu titik layanan public. Di antaranya fasilitas sekolah/ pesantren (93.900 titik), pemda/kecamatan/desa (47.900 titik), kantor polisi/TNI di wilayah 3T (3.900 titik), puskesmas/rumah sakit (3.700 titik), dan layanan publik lain (600 titik).

Tugas BAKTI Kominfo dalam membangun dan menyediakan infrastruktur telekomunikasi di wilayah nonkomersil, lanjutnya, tidak terbatas hanya pada pembangunan BTS di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Namun juga menyediakan satelit multifungsi yang diberi nama SATRIA (Satelit Republik Indonesia).

Satelit ini akan melengkapi program BTS 4G di lokasi yang tidak terjangkau sinyal tower BTS dan Palapa Ring yang telah diluncurkan pada tahun 2019. Hasil penelitian di tahun 2017, menurut Anang Latif,  masih terdapat kurang lebih 150.000 titik layanan publik di Indonesia yang belum terkoneksi internet.

Padahal sudah 20 tahun operator telekomunikasi hadir di negara kita tapi masih menyisakan daerah-daerah yang tidak terjagkau sinyal. Kondisi ini membuat Indonesia berada di urutan 111 ITU ICT Development Index tahun 2017.

Menurut anggota Dewan Profesi dan Asosiasi MASTEL Kanaka Hidayat, satelit menjadi pilihan terakhir dan satu-satunya teknologi yang dapat menjangkau daerah pinggiran yang tidak terjangkau teknologi terrestrial.

“Satelit merupakan teknologi konservatif yang memiliki standar dan aturan main khusus yang diatur secara internasional tapi masih terus dibutuhkan hingga sekarang,” tuturnya. 
 

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar