09 Juni 2023
19:32 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA - Pemerintah meluncurkan sistem Indonesia National Single Window (INSW) 2.0 untuk mendorong sistem logistik nasional semakin kompetitif, andal dan efisien. Sehingga akan memberikan pelayanan terbaik bagi dunia usaha.
Sejak 2010, pemerintah telah membentuk INSW yang dikelola oleh Lembaga National Single Window (LNSW), yang bertujuan menjaga kinerja perdagangan internasional Indonesia dari sisi ekspor dan impor.
INSW juga dinilai mampu menyederhanakan tata niaga ekspor-impor, integrasi proses bisnis Perizinan Berusaha Ekspor-Impor, peningkatan pengawasan PNBP Minerba, hingga penyelenggaraan sistem aplikasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
“Saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh jajaran LNSW yang telah berperan besar melakukan reformasi dan transformasi layanan publik, khususnya melalui Sistem dan Portal Nasional, yang terintegrasi secara elektronik,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Peringatan Hari Jadi LNSW ‘Sinergi dalam rangka Transformasi Layanan Publik untuk Indonesia Maju’ di Jakarta, Jumat (9/6), seperti dalam keterangan tertulis.
Penguatan kelembagaan INSW dari semula berbentuk Pengelola Portal INSW dan kemudian menjadi LNSW, juga telah menunjukkan kinerja baik. Hal tersebut diantaranya dapat dilihat dari angka dwelling time di 2017 yang masih berada di 4,06 hari, terus mengalami perbaikan hingga menjadi 2,84 hari pada 2022.
“Hal itu menunjukan adanya perbaikan signifikan pada sektor logistik kita. Oleh karena itu, pada peringatan hari jadi LNSW kali ini, saya berpesan agar sistem INSW tidak hanya sekadar mendigitalisasi layanan atau proses bisnis yang sudah ada,” ujar Airlangga.
Baca Juga: Kemenkeu Targetkan Efisiensi Ekosistem Logistik Capai Hingga 80%
Lebih dari itu, Menko menyampaikan, sistem INSW harus terus mampu mewujudkan harmonisasi dan sinkronisasi, simplifikasi, dan standardisasi layanan atau proses bisnis di Indonesia.
Menurutnya, pada proses harmonisasi dan sinkronisasi, LNSW perlu fokus pada penyelarasan agar sistem dan prosedur berjalan baik, serta menghindari tumpang tindih dengan kebijakan K/L lainnya. Sementara simplifikasi terhadap proses bisnis dilakukan dengan berbasis pada manajemen risiko melalui otomasi proses bisnis.
Lalu terkait standardisasi proses bisnis, perlu memperhatikan SOP dan prosedur yang diterapkan saat ini, supaya sejalan dengan standar internasional yang dipergunakan dalam proses perdagangan internasional.
“Pengembangan sistem INSW bersifat dinamis dan menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan nasional, serta perkembangan praktik perdagangan internasional dan logistik,” paparnya.
Airlangga menekankan, bahwa pengembangan sistem INSW tidak hanya semata-mata membangun sistem Single Window. Namun juga perlu memperhatikan trajectory yang diamanatkan oleh ASEAN Single Window (ASW) Agreement and Protocol.
Baca Juga: LNSW: 172 Pelaku Usaha Gunakan Aplikasi KEK
Ke depan, dia berharap, LNSW mampu mewujudkan visi untuk menjadi penggerak utama efisiensi layanan publik melalui penyelenggaraan dan pengelolaan sistem elektronik yang terintegrasi di bidang ekspor, impor, dan logistik untuk meningkatkan daya saing nasional.
Pemerintah menyampaikan, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03% (yoy) pada kuartal I/2023 telah memperlihatkan ketangguhan Indonesia yang tetap terjaga tumbuh di atas 5% dalam enam kuartal terakhir beruntun. Konsumsi domestik, investasi, dan performa ekspor menjadi determinan yang mendorong laju pertumbuhan.
Performa ekspor juga turut berkontribusi penting terhadap mengilapnya kinerja Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) yang telah mengalami surplus selama 36 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Pada April 2023, NPI kembali melanjutkan surplus dan tercatat sebesar US$3,94 miliar.