c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

29 April 2023

09:20 WIB

Luhut: Pembangunan Terminal LNG di Bali Upaya Wujudkan Energi Bersih

Rencana pembangunan terminal LNG ini dilakukan dalam upaya mendukung penggunaan energi bersih dan bentuk implementasi program net zero emission di tahun 2060 atau lebih cepat.

Luhut: Pembangunan Terminal LNG di Bali Upaya Wujudkan Energi Bersih
Luhut: Pembangunan Terminal LNG di Bali Upaya Wujudkan Energi Bersih
Kapal bersandar di Terminal LNG Benoa. Dok, Pelindo

DENPASAR – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke lokasi rencana terminal Liquified Natural Gas (LNG) yang akan dibangun di Provinsi Bali.

Dalam kunjungan tersebut, Luhut meninjau secara langsung lokasi rencana infrastruktur LNG di perairan Serangan/Sidakarya dan Pelabuhan Benoa dengan menggunakan speedboat. 

Rencana pembangunan terminal LNG ini dilakukan dalam upaya mendukung penggunaan energi bersih dan bentuk implementasi program net zero emission di tahun 2060 atau lebih cepat. 

Pada kondisi normal, kebutuhan listrik di Bali mencapai 1.100 megawatt dan  diperkirakan pertumbuhan tenaga listrik Bali tahun 2045 sebesar 24 TWh sehingga LNG akan menjadi sumber energi listrik bagi masyarakat Bali. 

Baca Juga: Proyek LNG Benoa Perkuat Ketahanan Energi dan Pariwisata Bali

Beberapa kajian telah dilakukan oleh Pemprov Bali terkait rencana lokasi pembangunan LNG di Sidakarya namun masih diperlukan analisa yang komprehensif terutama terkait sustainable quality tourism, ekosistem mangrove, aspek keamanan dan keselamatan pelayaran, serta efisiensi biaya. 

"Oleh sebab itu, kami ingin segera ada kajian yang melibatkan bukan hanya PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), tetapi juga dari akademisi," tutur Luhut dalam keterangan resmi yang dikutip Sabtu (29/4).

Terminal LNG nantinya akan dibangun di lepas pantai Bali melalui perbaikan konfigurasi midstream offshore dengan mempertimbangkan kelestarian mangrove maupun keindahan area wisata. Alasan lain yang mendasari adalah tidak akan mengganggu lalu lintas kapal dan biaya pembangunan lebih efisien.

Setelah ini, Kemenko Marves akan mengkoordinasikan pembahasan lanjutan atas usulan offshore dari PLN tersebut dengan melibatkan kementerian/lembaga dan para pihak terkait.

Baca Juga: PAG Siap Jadikan Terminal Arun Pusat LNG Asia

Melihat kondisi laut yang ada, Menko Luhut juga menyinggung tentang pengolahan sampah. Sebelumnya, telah diresmikan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu, Tahura Ngurah Rai, dan Padang Sambian. Ketiga lokasi tersebut mampu menampung sampah sebanyak 1.020 ton per hari. 

"Melalui TPST ini harapannya penanganan sampah tidak menjadi masalah bagi kabupaten, kota, maupun Provinsi Bali," ucap Luhut.

Dalam kunjungan tersebut, Menko Luhut didampingi oleh Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nani Hendiarti, Plt. Deputi Sumber Daya Maritim Firman Hidayat, serta Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.

Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster ingin agar rencana pembangunan Terminal Liquified Natural Gas (LNG) Sidakarya di Denpasar tetap berjalan setelah sebelumnya Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan tidak merekomendasikan proyek tersebut.

"Harapannya ya ini (proyek Terminal LNG) lolos, karena kita untuk kepentingan daerah Bali ya, dan sudah ada kesepakatan dengan wali kota dan empat desa adat yang ada di wilayah itu," kata Koster di Denpasar, Jumat (14/4) lalu. 

Kolaborasi Dua Anak PLN
PLN Pusat Manajemen Proyek (Pusmanpro) menggandeng PLN Gas & Geothermal dalam pengawasan pembangunan proyek Terminal LNG (Liquified Natural Gas) Sidakarya-Bali. Kolaborasi ini sebagai implementasi Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Provinsi Bali dengan PT PLN (Persero) pada tahun 2019.

Penandatanganan MoU kerja sama antara PLN Pusmanpro dan PLN Gas & Geothermal dilakukan pada hari Senin, (13/3) di Kantor PLN Pusmanpro yang disaksikan langsung oleh Direktur Manajemen Proyek dan EBT Wiluyo Kusdwiharto.

General Manager PLN Pusmanpro Aji Sutrisno menyampaikan, Nota Kesepahaman ini dibuat dengan tujuan membangun hubungan kolaborasi khususnya dalam pelaksanaan manajemen proyek.

“Diharapkan kerja sama ini tidak memiliki batasan pada kegiatan Supervisi Konstruksi dan Jaminan Kualitas Barang (QA/QC) saja, juga pada pembangunan infrastruktur gas di lingkungan PLN Group,” kata Aji.

Sementara itu Direktur Utama PLN Gas & Geothermal, Mohamad Riza Affiandi mengatakan bahwa PLN Gas & Geothermal ditugaskan untuk berekspansi market di luar PLN di mana salah satunya terwujud dalam Proyek Pembangunan Terminal LNG Sidakarya – Bali.

“Sinergi dengan PLN Pusmanpro dalam penyelesaian pembangunan terminal LNG Sidakarya – Bali ini akan mengangkat portofolio PLN Gas & Geothermal,” terang Riza.

Kerja sama proyek pembangunan terminal LNG ini merupakan komitmen PLN Group dalam mendukung penggunaan energi bersih yang juga sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali No. 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih.

Sebelumnya, untuk merealisasikan kerja sama ini telah dilaksanakan relokasi Pembangkit Bali PLTGU 200 MW dari Grati ke Pesanggaran yang merupakan Pusat Beban Subsistem Bali.

Saat ini pembangunan Terminal LNG Sidakarya-Bali masuk pada fase bridging dan ditargetkan COD pada Agustus 2023. Infrastruktur yang dibangun terdiri dari fasilitas mooring system, dredging, serta gas pipeline and metering.

PLN Pusmanpro telah dibentuk sejak 2003 dan terlibat dalam penugasan sebanyak 129 proyek QA/QC, 219 project control, dan 254 manajemen konstruksi. Pusmanpro sebagai Project Management Consultant milik PLN dalam beberapa tahun terakhir memperluas jangkauan penugasan melalui kerja sama dengan Sub Holding.

Dengan sumber daya 1.052 supervisor teknik yang tersebar di seluruh Indonesia, PLN Pusmanpro menjadi solusi pengelolaan proyek, baik Gardu Induk, Transmisi, Pembangkit, Gedung/Shelter, dan infrastruktur lain.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar