c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

02 Oktober 2025

20:08 WIB

Lepas Tangan Soal Batalnya Swasta Beli BBM Pertamina, Bahlil: Itu Urusan B2B

Pemenuhan stok BBM swasta sudah urusan antarperusahaan, pemerintah takkan ikut campur lebih jauh lagi.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Lepas Tangan Soal Batalnya Swasta Beli BBM Pertamina, Bahlil: Itu Urusan B2B</p>
<p id="isPasted">Lepas Tangan Soal Batalnya Swasta Beli BBM Pertamina, Bahlil: Itu Urusan B2B</p>

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat menemui awak media selepas peluncuran logo baru Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) di Jakarta, Kamis (2/10). ValidNewsID/Yoseph Krishna

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia angkat bicara soal pembatalan kesepakatan antara Vivo dan bp-AKR dengan PT Pertamina Patra Niaga soal pembelian base fuel untuk mengatasi kelangkaan yang terjadi dewasa ini.

Kepada awak media, Menteri Bahlil menegaskan keputusan akhir pembelian base fuel merupakan urusan business-to-business antara SPBU swasta dengan PT Pertamina. Berdasarkan laporan yang ia terima, negosiasi antarperusahaan masih terus berlangsung sampai saat ini.

"Business-to-business-nya masih dikomunikasikan. Saya sudah katakan bahwa business-to-business itu kolaborasi Pertamina dengan swasta ya, masih berjalan ya," ucap Bahlil di Kantor Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Kamis (2/10).

Baca Juga: Mengenal Base Fuel, BBM Murni Yang Ditawarkan Pertamina Ke SPBU Swasta

Bahlil menekankan pemerintah hanya bertugas memastikan ketahanan stok BBM yang dijual oleh PT Pertamina. Baik itu Pertamax 92, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo 98, maupun Pertalite dengan RON 90, saat ini ketahanannya berada di kisaran 18-21 hari.

"Yang jelas begini, stok BBM kita mau RON 92, 95, 98, ataupun Pertalite itu cukup untuk 18-21 hari. Kewajiban pemerintah, memastikan stok BBM kita cukup," sambungnya.

Sementara untuk mengisi stok SPBU swasta, Menteri Bahlil mengatakan pemerintah telah menjalankan tugas sebagai mediator PT Pertamina dan Shell cs beberapa waktu lalu. Bahkan, sudah ada kata sepakat untuk menyerap base fuel dari PT Pertamina.

Pemenuhan stok BBM di badan usaha swasta, kata Bahlil, murni urusan antarperusahaan dan tidak elok jika pemerintah terlalu ikut campur dalam persoalan tersebut.

"Business-to-business-nya silakan, kami hanya memberi guidance, selebihnya diatur. Jadi, tidak ada alasan dan tidak ada persepsi bahwa BBM kita, ketersediaan kita menipis, tidak ada, sudah penuh, semuanya ada," tegas Menteri Bahlil.

Asal tahu saja, Vivo dan bp-AKR yang tadinya sepakat membeli base fuel dari PT Pertamina pada akhirnya membatalkan perjanjian tersebut. Sementara Shell, sedari awal belum menemukan titik tengah dengan Pertamina Patra Niaga.

Baca Juga: Yah! BBM Mentah Pertamina Ditolak; Vivo-BP Batal Beli, Shell Ogah

Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar menerangkan salah satu hal yang dipermasalahkan SPBU swasta ialah konten etanol yang melekat dalam BBM murni yang didatangkan Pertamina.

Dalam 100 ribu barel base fuel yang didatangkan Pertamina, ditemukan 3,5% kandungan etanol pascapemeriksaan laboratorium. Di lain sisi, Achmad menilai kandungan etanol bukan suatu hal yang bisa dipermasalahkan mengingat pemerintah masih memperkenankan kandungan etanol dengan batas atas 20%.

"Etanol itu sampai jumlah tertentu, kalau tidak salah sampai 20% etanol (dibolehkan), sedangkan ini hanya 3,5%. Nah ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut, di mana konten itu sebetulnya masih masuk ambang yang diperkenankan oleh pemerintah," tandas Achmad Muchtasyar.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar