30 September 2021
15:23 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin meminta Kementan dan Kemendag untuk menyinkronisasi data sehingga terjadi kesepahaman bersama. Bahwa jumlah stok lapangan sesuai dengan basis data di kedua lembaga pemerintahan ini.
Hal itu, Akmal tekankan menanggapi panen raya jagung yang terjadi di beberapa wilayah sentra saat ini.
"Sumber kekacauan kebijakan dan kericuhan di lapangan ini awal munculnya dari perbedaan data yang ada," tegasnya dalam keterangan pers yang diterima, Jakarta, Kamis (30/9).
Dirinya menyoroti kinerja dua kementerian ini berkaitan data dan angka stok komoditas tertentu yang berseberangan. Data yang disodorkan Kementan menyebutkan stok komoditas tersebut cukup, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri pada durasi tertentu.
Sementara, Kemendag berkata lain, sehingga memunculkan kebijakan impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Kekinian, lanjutnya, komoditas jagung di berbagai sentra yang tengah panen raya, menunjukkan publik stok jagung masih melimpah pasokannya.
"Oleh karena itu, saya meminta antara kementan dan kemendag ada kesepahaman data," tegasnya.
Politisi F-PKS ini mengatakan, dari data yang ia terima untuk angka prognosa jagung nasional, pada September-November diperkirakan akan panen seluas 826.367 ha dengan produksi 3.745.928 ton.
Adapun Januari-November 2021 diperkiraan luas panen jagung di Indonesia mencapai 4,2 juta ha, dengan produksi 17,5 juta ton pipilan kering.
Contoh data tersebut, sambungnya, mesti ada kesepakatan antara Kementan dan Kemendag dengan memastikan kondisi riil di lapangan. Jadi kebijakan akan tepat dan berimplikasi pada kebijakan selanjutnya.
Ia berharap, ke depan tidak ada lagi polemik di kalangan peternak dan konsumen, akibat stok atau tingginya harga daging ayam dan telur, dengan pemenuhan pakan ternak dari bahan baku jagung.
"Semua yang kita upayakan untuk masyarakat. Produktivitas jagung yang mencapai 6,5 ton dan harga pipilan kering Rp5.400 dinilai sangat bagus untuk meningkatkan pendapatang petani," tandasnya.
Sementara, ketersediaan pakan ternak akan memudahkan peternak unggas untuk melakukan aktivitasnya karena ketersediaan dan harga yang terjangkau.
"Nantinya, secara umum masyarakat konsumen mendapat tata niaga yang baik. Karena ketersediaan pangan dari daging ayam dan telur tersedia dan murah atau terjangkau harganya," urai Akmal.
Legislator Sulawesi Selatan II ini menyampaikan, setiap tahunnya serapan komoditas jagung juga meningkat. Hal ini terlihat dari data BPS yang mencatat pertumbuhan produksi jagung nasional 2018-2020 mengalami pertumbuhan rata-rata 3,97%/tahun. Khusus pada 2020, rata-rata produktivitas jagung nasional mencapai 54,74 kuintal/ha.
Karena itu dirinya juga meminta pemerintah melalui Direktorat Tanaman Pangan Kementan dapat mempertahankan program ketahanan pangan. Jagung termasuk komoditi yang menjadi prioritas utama, di samping padi dan kedelai (pajale).
"Dengan fokus-fokus seperti ini, kedepannya semoga dapat mengurai dan menekan importasi pangan yang semestinya mampu kita produksi dari dalam negeri," pungkasnya.