c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

06 Oktober 2022

18:10 WIB

Lampung Ingin Jadi Pusat Kakao RI

Pemprov Lampung ingin ada investasi pembangunan industri coklat di wilayah ini.

Editor: Rikando Somba

Lampung Ingin Jadi Pusat Kakao RI
Lampung Ingin Jadi Pusat Kakao RI
Ilustrasi petani memilah biji kakao. ANTARAFOTO/Siswowidodo

BANDARLAMPUNG- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung berniat menjadikan kakao sebagai komoditas andalan peraih devisa. Kini, dengan nilai produksi yang mencapai 56.586 ton, Lampung masuk dalam lima besar daerah penghasil kakao terbanyak secara nasional Lampung ingin menegaskan diri, sebagai daerah pemasok kakao untuk produsen coklat lokal. 

"Selain kopi, lada, dan padi, Lampung ini juga penghasil kakao yang menyumbang produksi nasional juga," kata Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, di Bandarlampung, Kamis.

"Tapi kalau Lampung ini penghasil kakao terbesar kenapa kita tidak bisa menjadi tuan rumah untuk produksi cokelat disini, jadi perlu lagi meningkatkan dan memaksimalkan pengelolaan kakao," imbuhnya.

Di Lampung komoditas kakao menjadi salah satu komoditas unggulan. Itu terlihat dari adanya sejumlah sentra kakao yang akan terus dikembangkan yakni di Kabupaten Pesawaran, Lampung Selatan dan Lampung Tengah, Tanggamus, dan Lampung Timur.



Dia juga mengungkapkan keinginan agar provinsi ini juga menjadi pusat pengelolaan biji kakao. Sehingga, ini bisa meningkatkan nilai jual produk setelah mampu diolah menjadi produk turunan cokelat. Perbaikan pengelolaan tanaman kakao hingga biji kakao di tingkat petani akan jadi salah satu cara awal untuk meningkatkan mutu kakao lokal. Ini dilakukan sebelum mulai memperluas hilirisasi dengan mengembangkan industri cokelat.

"Harus dibuat industri cokelat disini tidak perlu kita beli dari luar lagi, harus di olah dengan baik komoditas disini sebab akan berpengaruh juga untuk kemajuan petani kakao," katanya.

Produksi kakao Lampung terus meningkat. Pada 2018 tercatat produksi kakao Lampung mencapai 58.638 ton, dengan Kabupaten Pesawaran sebagai penyumbang produksi terbanyak yakni mencapai 30.059 ton. Sedang pada 2020 produksi jumlahnya sebanyak 58.852 ton dengan luasan lahan kakao Lampung 79.356 hektare, atau bila di hitung per hektare dapat menghasilkan 900 kilogram kakao.

Road Map
Terkait kakao, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Utara, Sulawesi Selatan juga punya niatan sama dengan Lampung. Kini, Kabupaten Luwu Utara  menyusun ulang peta jalan (roadmap) kakao untuk mengembalikan kejayaan industri cokelat di daerah tersebut.

Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, akhir pekan lalu mengatakan bahwa penyusunan peta jalan kakao itu melalui Program Sustainable Farming in Tropical Asian Landscapes (SFITAL).

"Di tanah Luwu, industri kakao pernah berjaya di masa lalu, kami pun bertekad untuk mengembalikan kejayaan itu. Berbagai upaya termasuk menyusun ulang roadmap-nya untuk jangka panjangnya," ujar Indah Putri.

Luwu Utara merupakan penghasil kakao terbesar di Sulawesi Selatan yang menyumbang sekira 30% produksi kakao provinsi.  Pada tahun 2020 tercatat produksi kakao mencapai 30.856,05 ton, tahun 2019 sebanyak 28.102 ton, dan tahun 2018 turun menjadi 26.405 ton. Dengan luas areal tanaman perkebunan coklat tahun 2020 seluas 40.814 hektare, 2019 seluas 40.007 hektare, dan 2018 seluas 39.767 hektare.

PDRB Kabupaten Luwu Utara masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 47,02%.  Kakao menyumbang 22% dari nilai tersebut.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar