13 Februari 2023
15:19 WIB
JAKARTA – Laba bersih PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) 2022 melorot 30% menjadi sebesar Rp4,72 triliun, dibanding periode tahun sebelumnya yang mencapai Rp6,75 triliun. Penurunan terjadi di tengah pendapatan yang naik menjadi Rp46,75 triliun sepanjang 2022, atau tumbuh 48,9% year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
“Penurunan laba ini disebabkan peningkatan beban operasional, peningkatan beban depresiasi dan amortisasi. Termasuk peningkatan biaya finansial sebagai dampak dari penggabungan dua perusahaan yang diimbangi oleh peningkatan pendapatan,” tulis laporan tersebut dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (13/2).
Jika dirinci, dari pendapatan ISAT di 2022, layanan Selular, MIDI, dan Telekomunikasi Tetap milik Perusahaan, masing-masing memberikan kontribusi sebesar 86,1%, 12,2%, dan 1,7% terhadap pendapatan usaha konsolidasian yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022.
“Pendapatan Selular meningkat sebesar 58,4% dibandingkan tahun 2021, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan Data, Jasa Nilai Tambah dan Interkoneksi yang diimbangi penurunan pendapatan Telepon, SMS dan Sewa Menara,” lanjut laporn tersebut.
Pendapatan Multimedia, Komunikasi Data dan Internet (MIDI) meningkat sebesar 5,7% dibandingkan tahun 2021, disebabkan oleh peningkatan pendapatan layanan IT dan internet tetap.
Sementara itu, pendapatan telekomunikasi tetap, meningkat sebesar 36,3% dibandingkan tahun 2021 dikontribusi oleh kenaikan pendapatan telepon internasional dan pendapatan jaringan tetap.
Adapun pada kolom beban-beban, tercatat sebesar Rp36,16 triliun pada tahun 2022, naik sebesar Rp15,12 triliun atau 71,9% lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Peningkatan ini utamanya diakibatkan oleh peningkatan di seluruh beban akibat penggabungan dua perusahaan.
Pada beban penyelenggaraan jasa, tercatat naik sebesar Rp7,56 triliun atau 55,7% dibandingkan tahun 2021. Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah sites dan peningkatan pendapatan sebagai dampak dari penggabungan usaha yang berimbas pada peningkatan beban frekuensi, beban interkoneksi, beban pemeliharaan, beban utilitas, beban sewa, beban sewa sirkuit, USO, serta BHP jasa telekomunikasi.
Selanjutnya, pada beban penyusutan dan amortisasi, tercatat meningkat sebesar Rp3,5 triliun atau 34,3% lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Hal ini disebabkan imbas kenaikan penyusutan dari penambahan aset tetap akibat penggabungan usaha serta penggelaran jaringan.
Kemudian, beban karyawan tercatat naik sebesar Rp1.588,4 miliar atau 72,4% lebih tinggi dibandingkan tahun 2021.
“Hal ini terutama disebabkan oleh dampak restrukturisasi organisasi, peningkatan jumlah personil atas dampak penggabungan usaha, beban tertentu provisi untuk restrukturisasi Jiwasraya, serta jurnal pembalikan beban tertentu terkait implementasi undang-undang ketenagakerjaan di tahun 2021,” ujar manajemen ISAT dalam laporannya.
Untuk beban pemasaran, tercatat naik sebesar Rp361,6 miliar atau 34,9% lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Hal ini utamanya dikarenakan peningkatan biaya promosi, iklan, agen pemasaran serta biaya pameran, sebagai imbas dari penggabungan dua perusahaan.
Lalu, untuk beban umum dan administrasi, juga meningkat sebesar Rp261,6 miliar atau 37,7% lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Terutama disebabkan peningkatan beban jasa profesional, hubungan masyarakat, transportasi dan asuransi sebagai imbas penggabungan dua perusahaan yang diimbangi oleh penurunan cadangan piutang tak tertagih sebagai hasil dari perbaikan dalam penagihan.
Sementara itu, pendapatan operasional lain-lain juga tercatat turun sebesar Rp1.847,2 miliar atau 27,7% lebih rendah dibandingkan tahun 2021.
Hal ini utamanya disebabkan oleh keuntungan bersih penjualan menara pada 2021 yang diimbangi oleh keuntungan bersih yang diasosiasikan dengan hilangnya pengendalian atas entitas anak di tahun 2022, serta kerugian penurunan nilai aset tetap di tahun 2021.
Adapun beban lain-lain–bersih perusahaan tercatat sebesar Rp4.05 triliun, naik sebesar Rp1,20 triliun, lebih tinggi 42,4% dibandingkan dengan beban yang tercatat pada tahun 2021.
Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya keuangan sebesar Rp1,34 triliun terutama disebabkan oleh peningkatan biaya keuangan atas liabilitas sewa yang untungnya diimbangi oleh peningkatan keuntungan selisih kurs sebesar Rp182,3 miliar.
Peningkatan Pelanggan
Dengan kekuatan dari dua merek serta penggabungan bisnis, pelanggan Perusahaan meningkat sebesar 62,5% menjadi 102,2 juta pelanggan pada tahun 2022.
Peningkatan pelanggan ini sedikit berdampak pada penurunan Average Revenue per User (ARPU) menjadi Rp33,9 ribu di tahun 2022, dari sebelumnya sebesar Rp34,4 ribu pada tahun 2021.
Perluasan basis pelanggan menghasilkan pertumbuhan trafik data yang kuat sebesar 91,8% YoY pada tahun 2022. Selain itu, cakupan jaringan Perusahaan juga meningkat seiring peningkatan jumlah BTS 4G yang mencapai 137 ribu, sehingga mampu menangani peningkatan trafik yang tinggi.
Fokus utama Perusahaan di tahun 2022 adalah proses integrasi paska penggabungan usaha demi memaksimalkan sinergi dalam hal biaya dan capex, beriringan dengan mendapatkan berbagai peluang dalam pendapatan.
“Perkembangan integrasi Perusahaan sejauh ini lebih cepat dari jadwal yang telah ditentukan sebagai hasil dari eksekusi strategi yang konsisten dengan dukungan dari para mitra vendor,” ulas laporan itu.
Pada bulan Desember 2022, dengan dukungan dari Ericsson, Perusahaan telah berhasil menyelesaikan integrasi jaringan di area Jabodetabek. Pada 9 Desember 2022, Perusahaan merayakan pencapaian 100 juta pelanggan seluler.
Perusahaan menghadirkan promo spesial paket data 100GB seharga Rp100.000, sebagai bentuk apresiasi kepada seluruh 100 juta pelanggan selulernya melalui brand IM3 dan Tri.
Perusahaan merayakan pencapaian ini bersama seluruh karyawan dan perwakilan pelanggan di kantor pusat IOH di Jakarta dan beberapa kantor regional seperti di Palembang, Semarang, Surabaya, dan Makassar. Di kantor pusat, IOH juga mengundang pelanggan yang ke-100 juta dengan memberikan apresiasi dan menyambutnya menjadi bagian dari keluarga IOH.
Pada 23 Desember 2022, Perusahaan meluncurkan layanan Digital SIM (eSIM), sebuah teknologi baru yang dapat digunakan oleh pelanggan untuk mengakses jaringan melalui telepon selular tanpa menggunakan kartu SIM fisik.
eSIM memiliki fungsi yang sama dengan kartu SIM fisik yaitu memiliki kemampuan untuk menyimpan nomor telepon, berlangganan paket dan mengonfigurasikan jaringan. Untuk saat ini, pelanggan dapat melakukan aktivasi nomor baru dan mengganti kartu SIM fisik yang lama di beberapa Gerai IOH di wilayah Jakarta, dan akan segera tersedia secara nasional dalam waktu dekat.