c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

25 Juli 2025

08:42 WIB

Kurangi Outstanding SRBI, BI Dorong Perbankan Ambil Tenor Pendek

Arah kebijakan mengurangi SRBI bertujuan agar dana tidak terlalu terkunci di tenor panjang dan bisa lebih cepat berputar ke sektor riil.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Kurangi <em>Outstanding</em> SRBI, BI Dorong Perbankan Ambil Tenor Pendek</p>
<p id="isPasted">Kurangi <em>Outstanding</em> SRBI, BI Dorong Perbankan Ambil Tenor Pendek</p>

Ilustrasi kredit perbankan. Shutterstock/Zivica Kerkez

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) terus berupaya menurunkan jumlah total atau outstanding dari instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Hal ini merupakan salah satu upaya BI untuk melonggorkan likuiditas perbankan, dan kemudian menyalurkannya ke sektor rill, yang nantinya diharap dapat menggerakkan perekonomian domestik.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, penurunan outstanding SRBI menjadi salah satu indikator arah kebijakan moneter yang mulai ekspansif.

Asal tahu saja, hingga 14 Juli 2025, total posisi instrumen SRBI tercatat sebesar Rp782,62 triliun, menurun dari Rp923,53 triliun pada awal Januari 2025, sehingga mendukung ekspansi likuiditas kebijakan moneter.

Baca Juga: Terus Merosot, Kredit Perbankan Mei 2025 Hanya Tumbuh 8,43%

Artinya, berdasarkan hitungan Validnews, outstanding SRBI telah menyusut sekitar Rp140,91 triliun dari awal tahun ini.

"Kalau SRBI turun, berarti duitnya keluar (kepemilikan perbankan di SRBI berkurang). Duitnya keluar kan berarti longgar (likuiditas perbankan bertambah), nanti itu menambah bagaimana amunisi bank untuk melakukan kegiatan penyaluran kredit," ujar Erwin dalam Taklimat Media BI di Jakarta, Kamis (24/7).

Selain melalui penurunan volume oustanding SRBI, BI juga mendorong pemegang SRBI, yakni perbankan, untuk mengambil tenor pendek.

Menurutnya, arah kebijakan ini bertujuan agar dana tidak terlalu terkunci di tenor panjang dan bisa lebih cepat berputar ke sektor riil.

Dengan begitu, jika ada permintaan kredit yang memang layak, maka bank memiliki ruang likuiditas yang cukup untuk menyalurkan kreditnya.

"Jadi kami akan terus mengupayakan langkah-langkah agar liquidity (likuiditas bank di SRBI) yang terkunci di tenor 6, 9, 12 itu kita kurangi. Kita dorong ke tenor yang lebih pendek. Sehingga, begitu ada permintaan kredit yang memang berdasarkan asesmen dari perbankan itu masuk dalam appetite-nya mereka, liquidity-nya itu ada, sehingga penyaluran kredit bisa terus dilakukan," terang dia.

Baca Juga: Lesu, Ekonom Ungkap Cara Genjot Kredit Bank

Langkah ini sejalan dengan strategi Bank Indonesia dalam memperkuat stance kebijakan moneter akomodatif di tengah tren penurunan suku bunga global dan domestik.

Erwin menegaskan setiap penyesuaian akan dilakukan secara gradual dengan mempertimbangkan respons pasar dan dampaknya terhadap nilai tukar.

"Pastinya from time to time kami akan terus melakukan pemantauan terkait dengan bagaimana dari respon pasar di pasar uang dan juga impact ke nilai tukar terkait dengan penyesuaian yang akan kita lakukan," pungkas Erwin.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar