c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

01 Agustus 2023

20:10 WIB

KSSK Tetap Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Positif

KSSK menilai sejauh ini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap baik didukung permintaan domestik.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

KSSK Tetap Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Positif
KSSK Tetap Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Positif
Otoritas keuangan dan moneter menyampaikan Hasil Rapat Berkala KSSK III Tahun 2023, di Jakarta, Selasa (1/8). ValidNewsID/Khairul Kahfi

JAKARTA - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) optimistis pertumbuhan ekonomi akan lanjut tumbuh pada kuartal II/2023. Hal ini mengacu pada berbagai asesmen makroekonomi di tingkat domestik yang tetap kuat dan global yang mulai membaik meskipun tetap diwaspadai dinamikanya.

Menkeu Sri Mulyani menjelaskan, sejauh ini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap baik didukung permintaan domestik, sehingga diperkirakan masih akan tumbuh kuat pada kuartal kedua.

“Perekonomian kuartal II/2023, ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur sebagaimana ditunjukkan oleh PMI Manufaktur yang meningkat ke level 53,3 pada Juli 2023, lebih tinggi dibandingkan Juni 2023 sebesar 52,5,” sebutnya dalam Konpers KSSK Kuartal II/2023, Jakarta, Selasa (1/8). 

Spesifik, konsumsi rumah tangga meningkat didorong oleh terus naiknya mobilitas, membaiknya ekspektasi pendapatan, dan terkendalinya inflasi, serta dampak positif dari Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan pemberian gaji ke-13 kepada Aparatur Sipil Negara. 

Perkembangan tersebut juga disertai Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Indeks Penjualan Ritel (IPR) yang dilaporkan BI masih terus bertumbuh. Meskipun investasi bangunan masih relatif tertahan, namun investasi nonbangunan masih terindikasi ekspansif. 

“Hal ini sejalan dengan kinerja ekspor yang positif dan berlanjutnya hilirisasi,” terangnya. 

Berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran, serta Informasi dan Komunikasi. 

Baca Juga: Sri Mulyani Waspadai Ketidakpastian Harga Komoditas pada Kuartal II

Sementara secara spasial, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh pertumbuhan wilayah Kalimantan dan Jawa yang masih kuat sejalan dengan terjaganya permintaan domestik. 

“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2023 keseluruhan juga diperkirakan dapat mencapai kisaran 5,0-5,3%,” paparnya. 

Menkeu menyampaikan, IMF merevisi kembali proyeksi pertumbuhan global di 2023 menjadi 3,0% (yoy), atau sedikit lebih baik dari proyeksi April 2023 yang sebesar 2,8% (yoy). Pertumbuhan Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara maju di Eropa pun, KSSK perkirakan akan lebih baik dari proyeksi sebelumnya.

“(Meski demikian), ketidakpastian ekonomi global tetap tinggi,” tegasnya. 

Menkeu melanjutkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok tetap sama, namun risiko tertahannya konsumsi dan investasi terutama sektor properti di Negeri Tirai Bambu itu tetap terus Indonesia waspadai. 

Ia menggarisbawahi, tekanan inflasi di negara maju masih relatif tinggi dipengaruhi oleh perekonomian yang lebih kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat. “Hal ini diperkirakan akan mendorong kenaikan lebih lanjut suku bunga kebijakan moneter di negara maju, termasuk Federal Funds Rate (FFR),” terangnya. 

Hitungannya, perkembangan tersebut berpotensi menyebabkan aliran modal ke negara berkembang akan lebih selektif dan meningkatkan tekanan nilai tukar di negara berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, KSSK merasa memerlukan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi risiko rambatan global. 

Pendorong Pertumbuhan Ekonomi
Secara umum, Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) kuartal II/2023 terus terjaga di tengah dinamika perekonomian dan pasar keuangan global. Perkembangan ini seiring dengan kondisi perekonomian dan sistem keuangan domestik yang resilien serta didukung koordinasi KSSK yang terus diperkuat.

“Dalam rapat berkala KSSK III di 2023 pada Jumat (28/7), kami berkomitmen untuk melanjutkan penguatan koordinasi dan meningkatkan kewaspadaan terhadap perkembangan risiko global ke depan, termasuk rambatannya pada perekonomian dan sektor keuangan domestik,” ucapnya.

Baca Juga: Core: Surplus Perdagangan Indonesia "Kurang Sehat"

Pada kesempatan sama, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, otoritas moneter juga akan melanjutkan seluruh kebijakan pendukung untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam mencapai hal tersebut, BI akan terus bersinergi secara erat dengan pemerintah, perbankan, dan institusi lainnya. 

“Untuk melanjutkan dukungan pengembangan UMKM serta ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber baru pertumbuhan ekonomi Indonesia,” sebut Perry. 

BI juga terus melanjutkan pendalaman pasar valas untuk mendukung stabilitas Rupiah serta perluasan instrumen lindung nilai dan fasilitasi perdagangan-investasi antarnegara, termasuk melalui perluasan penggunaan Local Currency Transaction (LCT). 

“BI memperkuat kerja sama internasional dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya, memfasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan di sektor prioritas berkoordinasi dengan instansi terkait, serta memperkuat sinergi dengan K/L terkait untuk menyukseskan Keketuaan ASEAN 2023, khususnya melalui jalur keuangan,” bebernya. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar