24 Desember 2024
11:22 WIB
KSEI Targetkan Investor Pasar Modal Bertambah 2 Juta Pada 2025
Investor pasar modal ditargetkan dapat bertambah 2 juta SID di tahun 2025 mendatang.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Pekerja melintas di depan papan digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (14/11/2022). ValidNewsID/Fikhri Fathoni
JAKARTA - Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Samsul Hidayat menyampaikan, investor pasar modal ditargetkan dapat bertambah 2 juta Single Investor Identification (SID) pada 2025 mendatang.
Dia mengatakan, target itu dipatok karena Bursa ingin mencapai sebanyak 20 juta investor di tahun 2027.
"Pasar modal itu menargetkan mencapai angka 20 juta (investor) di tahun 2027. Sehingga, kalau saat ini 14 juta (investor), kalau mencapai lagi 2 juta tambahan investor, maka akan berjumlah 16 juta (investor) di tahun 2025, 18 juta (investor) di akhir 2026, dan 20 juta (investor) di akhir 2027," jelas Samsul di Jakarta, Senin (23/12).
Samsul menegaskan bahwa target tersebut bukan hanya target KSEI, tapi juga keseluruhan pasar modal.
"KSEI menjadi bagian dari supporting untuk achievement angka 20 jutaan (investor), angka 2 juta (investor) di tahun yang akan datang," imbuhnya.
Berdasarkan data KSEI, secara keseluruhan, hingga tanggal 29 November 2024, tercatat ada sebanyak 19,06 juta SID. Jumlah ini naik sebesar 16% dari 16,43 juta SID pada 2023.
Sementara itu, dari akhir Desember 2023 hingga 29 November 2024, jumlah SID pasar modal tumbuh 20% dari 12,17 juta SID menjadi 14,58 juta SID.
"Jumlah tersebut merupakan jumlah SID terkonsolidasi yang terdiri dari investor saham, surat utang, reksa dana, surat berharga negara (SBN) dan efek lain yang tercatat di KSEI," kata Samsul.
Lebih lanjut, dia merinci, terdapat 6,27 juta investor yang memiliki saham dan efek lainnya, atau meningkat 19% dari tahun 2023, yakni 5,26 juta investor. Serta, 13,76 juta investor memiliki aset reksa dana, atau meningkat 21% dari tahun 2023, yakni 11,42 juta investor.
Samsul juga menjelaskan, total aset yang tercatat di KSEI per tanggal 29 November 2024 meningkat menjadi Rp8,05 triliun. Hal ini sejalan dengan peningkatan IHSG dan kapitalisasi pasar.
Peningkatan juga tercatat pada aset under management (AUM) reksa dana yang tercatat di KSEI sampai dengan 29 November 2024 menjadi Rp803 triliun.
Sasar Generasi Muda
Samsul mengatakan, telah terjadi perkembangan yang pesat dari tahun 2020 saat era pandemi covid-19 menerpa Tanah Air ke tahun 2024 saat ini.
Dia menilai bahwa saat ini semakin banyak generasi muda, khususnya milenial yang menjadi investor di pasar modal Indonesia.
Adanya generasi milenial yang sudah melek investasi, diperkirakan secara psikologis juga akan menumbuhkan keinginan dari milenial lainnya untuk ikut berinvestasi.
Oleh karena itu, KSEI memproyeksikan bahwa pada tahun-tahun mendatang akan terjadi banyak cross product di sektor potensial yang akan bisa masuk ke pasar market.
"Misalnya, semakin banyak para penabung diperbankan dan juga mungkin merasa ingin untuk berinvestasi di pasar modal yang mereka selama ini menjadikan adalah para penabung berpindah (switch) juga ke dalam komunitas dari investasi. Jadi, kami kira ini sesuatu yang common, kejadian juga di banyak negara bahwa pada waktunya orang akan diversifikasi, mereka punya aset dari aset tertentu ke aset lainnya. Dari aset saving ke aset investasi. Ini merupakan hal yang umum terjadi," terang dia.
Dengan semakin berkembangnya kegiatan pasar modal, gencarnya mensosialisasikan kegiatan capital market tidak hanya kepada masyarakat umum tapi juga kepada banyak pihak-pihak yang paling termasuk para mahasiswa dan pelajar, Samsul meyakini upaya ini akan bisa mempercepat atau mengakselerasi pertumbuhan jumlah investor untuk mencapai target angka di 2 juta investor tambahan pada tahun 2025.
Samsul menyebutkan harapannya agar di usia ke-27 tahun KSEI selalu siap memberikan performa yang terbaik untuk mendukung pengembangan pasar modal Indonesia melalui pengembangan infrastruktur yang inovatif dan sesuai dengan dinamika.
Rencana 2025
KSEI beberkan beberapa rencana strategis yang akan dilakukan pada tahun 2025 mendatang. Adapun, salah satunya adalah penguatan dan pengkinian sistem yang sudah ada.
Direktur Pengembangan Infrastruktur dan Manajemen Informasi KSEI Dharma Setyadi menyampaikan, pada tahun depan, KSEI akan terus mengembangkan sejumlah program yang telah dijalankan sepanjang tahun 2024, seperti penguatan pengawasan baik secara internal maupun melalui kerja sama dengan self regulatory organizations (SRO) yang lain.
"Intinya adalah nanti secara sistem kita memiliki proses pengawasan yang kuat untuk melihat ataupun menganalisa kepemilikan maupun mutasi-mutasi efek yang memang disimpan dan dicatat di sistem KSEI,” kata Dharma.
Dia menambahkan, KSEI juga akan terus mengembangkan layanan e-RUPS EBUS. Saat ini, pihaknya sedang menunggu peraturan yang akan menjadi landasan hukum dari fasilitas tersebut.
"Jadi saat ini, sebenarnya sudah ready, sudah selesai dikembangkan. Tinggal nanti kita menunggu keluarnya peraturan atau landasan hukum untuk kita melakukan atau menggovernmentasikan e-RUPS EBUS. Ini yang akan termasuk ke dalam salah satu fasilitas di sistem E-KSEI," jelas dia.
Selanjutnya, Dharma menuturkan, KSEI juga akan mengembangkan digital reporting yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu terdapat integrasi spesifikasi sistem pencatatan efek, yang terkait dengan lingkup fungsi, serta integrasi untuk efek yang bersifat ekuitas.
Menurut Dharma, kedua aspek ini akan dikembangkan secara terintegrasi dalam proses pendaftaran. Tujuannya, untuk mengefisienkan pendaftaran efek di pasar modal Indonesia.
Kemudian, KSEI juga akan menjadi Local Operating Unit (LOU) untuk menerbitkan Legal Entity Identifier (LEI) di Indonesia.
"Jadi, dalam tahun depan kita akan teruskan program ini, saat ini sudah kita kerja sama dengan GLEIF pihak-pihak yang mengkoordinasikan secara internasional, dan juga kita sudah mendapatkan izin dari OJK untuk berperan sebagai LOU ini," tuturnya.
Dharma menyampaikan, pihaknya juga akan melakukan pengkinian ataupun upgrade sistem C-BEST, yang merupakan platform elektronik terpadu yang digunakan untuk mencatatkan transaksi saham dan surat berharga lainnya.
"Kita rencananya akan starting di tahun 2025 awal, kemudian diperkirakan ya, nanti akan kita lihat progresnya, akan mencapai sampai dua tahun untuk desain tadi, dan juga pengembangannya, serta pengujian tentunya sebelum diimplementasikan," jelasnya.
Selain itu, kata Dharma, KSEI juga akan melakukan pengkinian pada sistem S-INVEST untuk reksa dana, dan akan membutuhkan waktu dua tahun ke depan untuk pengembangannya.