12 Agustus 2025
16:18 WIB
KPI Siapkan 32 KL Bioavtur Dari Minyak Jelantah Untuk Penerbangan Jakarta-Bali
SAF berbasis minyak jelantah jadi milestone penting dalam peta jalan pengembangan bioavtur di Indonesia.
Penulis: Yoseph Krishna
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mulai menguji coba produksi avtur berbahan baku minyak jelantah. Antara/HO-KPI
JAKARTA - PT Pertamina lewat Subholding Refinery and Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) resmi melakukan lifting atau pengiriman perdana produk Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku campuran minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO).
Pengiriman perdana itu dilakukan setelah melewati serangkaian uji standar kualitas di laboratorium KPI Unit Cilacap dan Lemigas. Direktur Utama KPI Taufik Adityawarman menegaskan keberhasilan produksi SAF dari UCO itu jadi milestone penting dalam peta jalan pengembangan bioavtur di tanah air.
"Bukan hanya bagi Pertamina, ini juga kebanggaan bagi Indonesia, KPI secara resmi melakukan pengiriman perdana produk SAF berbahan baku minyak jelantah," ucap Taufik lewat keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (12/8).
Pengiriman perdana Pertamina SAF pun dilakukan untuk mendukung penerbangan Pelita Air Services rute Jakarta-Denpasar yang akan mengudara pada pertengahan Agustus 2025 mendatang. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 32 kiloliter (kl) SAF dari Kilang Cilacap disiapkan untuk penerbangan tersebut.
Taufik menjelaskan, minyak jelantah yang menjadi bahan baku itu telah diuji secara menyeluruh, lalu diproses pada Unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) di Green Refinery Cilacap. Proses produksi dilakukan KPI dengan teknologi Co-Processing UCO, yakni menggunakan Katalis Merah Putih yang notabene merupakan produk dalam negeri.
"Proyek Green Refinery Cilacap ini merupakan langkah strategis untuk mempercepat transisi energi menuju energi terbarukan dan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon hingga 84% lebih rendah dibandingkan avtur fosil," tambah dia.
Baca Juga: Pertamina Bakal Sulap Minyak Jelantah Jadi Avtur Di Kilang Dumai Dan Balongan
Ia juga menekankan produk Pertamina SAF telah memenuhi standar internasional ASTM D1655 dan DefStan 91-091. Pencapaian ini menjadikan Pertamina SAF sebagai produk bioavtur pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang bersertifikat resmi.
"Setiap maskapai yang menggunakan SAF dari Pertamina akan memperoleh Proof of Sustainability dari ISCC CORSIA, yang membuktikan bahwa seluruh rantai pasok telah memenuhi standar keberlanjutan dan diaudit oleh lembaga internasional," jelasnya.
Pada tahap awal, kapasitas produksi SAF ditargetkan mencapai 9 metrik barel dengan kandungan minyak jelantah atau UCO di kisaran 2%-3%. Pengiriman selanjutnya pun bakal dilakukan dengan kapal menuju Bandara Soekarno-Hatta dengan volume 1,7 juta liter.
Produksi SAF berbahan baku UCO, sambung Taufik, jadi kelanjutan keberhasilan KPI dalam menciptakan produk bahan bakar pesawat ramah lingkungan. Sebelumnya, KPI telah unjuk gigi dengan memproduksi bioavtur berbahan baku Refined, Bleach, and Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO) atau minyak inti sawit.
SAF berbasis RBDPKO sendiri telah diproduksi dan digunakan pada uji terbang pada 2021 dan 2023 silam. Terakhir, uji terbang SAF berbasis RBDPKO dilakukan dengan menggandeng maskapai pelat merah Garuda Indonesia dengan rute Jakarta-Solo pp.
"Inovasi dan ujicoba Pertamina SAF yang dilakukan KPI membuktikan bahan bakar aviasi yang ramah lingkungan dan berbahan nabati bukan lagi konsep, kami meyakini Pertamina SAF akan menjadi solusi strategis bagi industri penerbangan yang berkelanjutan di masa depan," tegas Taufik.
Sinergi Antarsubholding
PT KPI tak sendirian dalam menjalankan program SAF berbasis UCO. Dalam hal ini, terdapat juga kesiapan dari PT Pertamina Patra Niaga selaku Subholding Commercial and Trading PT Pertamina.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega legowo Putra menegaskan pihaknya siap menjadi garda terdepan dalam memasarkan dan menyalurkan bioavtur yang sudah diproduksi oleh PT Kilang Pertamina Internasional.
"Dari sisi pasar, penetrasi sudah siap, diawali dengan penggunaan oleh Pelita Air serta dari sisi produksi, ketersediaan produk juga telah disiapkan oleh Kilang Pertamina Internasional," tuturnya.
Mars Ega juga berkomitmen untuk memasarkan dan menyalurkan produk bioavtur dari minyak jelantah dengan mengacu pada konsep Triple Bottom Line, yakni People, Planet, and Profit.
Baca Juga: Segera Mengudara, Pertamina Kebut Produksi Avtur Minyak Jelantah
"Bahan baku utama SAF, yaitu UCO berasal dari masyarakat. Karena itu, kami akan mengajak masyarakat berkontribusi mengumpulkan UCO untuk diolah menjadi SAF dan dapat dirasakan kebermanfaatan program ini secara luas untuk masyarakat," sambung Ega.
Perusahaan lain yang masuk dalam ekosistem SAF, ialah Pelita Air Service, maskapai penerbangan milik PT Pertamina yang akan menggunakan bioavtur berbasis UCO pada sejumlah rute penerbangannya.
Direktur Utama Pelita Air Service Dendy Kurniawan menyatakan pihaknya 100% siap menggunakan Pertamina SAF sebagai bahan bakar penerbangan Pelita Air.
"Penggunaan Pertamina SAF dalam dunia aviasi merupakan terobosan baru dan kami Pelita Air Services bangga menjadi yang pertama mengujicoba bahan bakar ramah lingkungan ini, demi keberlanjutan energi hijau di Indonesia," tandas Dendy Kurniawan.