c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

22 Februari 2022

16:11 WIB

Kopi Tapsel Tembus Pasar China dan Australia

Selain pemerintah daerah Tapsel, pemerintah kabupaten Karawang dan Bogor juga mengembangkan lahan untuk menggenhot produksi kopi.

Editor: Rikando Somba

Kopi Tapsel Tembus Pasar China dan Australia
Kopi Tapsel Tembus Pasar China dan Australia
Ilustrasi petani memetik kopi robusta. ANTARAFOTO/Adeng Bustomi

SIPIROK – Kopi asal Indonesia kian memperoleh tempat di hati warga mancanegara. Salah satunya adalah Kopi Arabika Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatra Utara, yang kini  merambah pasar internasional di antaranya Australia dan China. 

Ketua Kelompok Tani Maju Jaya, Nanang di Sipirok, Selasa (22/2), mengatakan pengiriman biji kopi atau green bean ke Australia dan China sudah dilakukan empat bulan belakangan.

"Alhamdulillah, meski melalui pihak ke tiga (importir Medan.red) per bulan green bean kami sudah diekspor ke pasar Australia 2,5 ton dan Guangdong China 1,5 ton," ujar Nanang, mewakili Kelompok Tani Maju Jaya Desa Situmba.

Ia mengatakan, kemampuan menembus pasar luar negeri setelah kelomplok tani memiliki huller atau mesin pengupas gabah kopi basah berkapasitas satu ton per jam. Mesin ini masih satu-satunya di wilayah Tabagsel. 

Selain itu, rumah produksi green bean ini juga memiliki perangkat roasting kopi yang memproses mengeluarkan air dan mengembangkan biji kopi agar aromanya muncul.

Selain itu, kelompok ini juga punya mesin pengupas kulit kopi (cherry). Untuk mesin ini sengaja digratiskan untuk menolong petani kopi sekitar Desa Situmba. Ampas kulitnya dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Fasilitas lain yang dimiliki adalah penjemuran gabah terbuka, dan dua rumah kaca.

"Yang disyaratkan importir kopi itu demikian, green bean hasil olahan mesin kupas basah dengan kadar air 14 persen," katanya.

Dia mengungkapkan, selain green bean, permintaan rose bean biji kopi setelah diroasting juga banyak.  Mereka mengirimkannya ke Pulau Jawa, sebagian Sumatera, kafe-kafe di Medan dan Pekan Baru dan Kota Padang Sidempuan. “Paling jauh Qatar," ungkapnya.

Berbagai varian kopi yang dihasilkan di samping pembibitan kopi, adalah; wine, fruity, honey, natural, full washed, sandwich dan lainnya. Untuk harga jual green bean mencapai Rp80 ribu per kg dan Rose Bean bisa hingga Rp150 ribu per kg.


Kopi Kerawang
Potensi kopi daerah juga dikembangkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Jawa Barat, dengan menyediakan lahan seluas sekitar 750 hektare untuk beragam jenis kopi. 

Saat ini kopi dari Karawang sudah dijual ke berbagai kota besar di pulau Jawa bahkan sampai ke luar wilayah pulau Jawa.

Kabid Perkebunan dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian setempat, Dadan Danny mengatakan jenis kopi yang dikembangkan ialah kopi robusta dan liberika. 

Dikutip dari Antara, Dinas menyiapkan area Tegalwaru dan Pangkalan atau di wilayah Karawang selatan sebagai lahan kopi robusta. Sedang untuk jenis kopi liberika dikembangkan di sekitar Kecamatan Ciampel.

Dadan menyebutkan, jika luas lahan yang digunakan untuk pengembangan kopi tersebut ditotal, maka luasnya mencapai 750 hektare. Pengembangan tanaman kopi tersebut dikelola langsung oleh masyarakat melalui kelompok tani yang ada di daerah tersebut.

"Kalau ekspor belum, tapi sudah sampai ke Surabaya dan beberapa daerah di luar pulau Jawa," katanya.

Di Bogor, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Burhanudin,  menyebutkan bahwa petani di wilayahnya mendapat tantangan dari perusahaan swasta produsen kopi kemasan untuk memproduksi biji kopi sebanyak 160 ribu ton per tahun.  

Diakui, angka produksi kopi di Kabupaten Bogor masih jauh dari tantangan tersebut, meski jumlah produksinya terbanyak di Jawa Barat dan peringkat empat terbanyak secara nasional.

Selama tahun 2021, petani Kabupaten Bogor memproduksi kopi jenis robusta sebanyak 4.151 ton dan jenis arabika sebanyak 473 ton. Khusus jenis robusta, angka produksinya selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. 

Pada 2019, para petani kopi berhasil memproduksi biji robusta sebanyak 3.667 ton, dan selama tahun 2020 mencapai 4.004 ton. 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menyikapi tantangan itu dengan membentuk kelompok-kelompok tani. Ia menyebutkan bahwa Pemkab Bogor siap mendukung kelompok tani dengan penyediaan bibit dan pupuk secara gratis.

"Pemkab Bogor juga akan membantu dalam pemasaran hasil pertanian baik itu ketela, singkong, jagung hingga kopi. Alhamdulillah tawaran-tawaran dari pihak perusahaan salah satunya Torabika," tutur Burhan usai rapat koordinasi penataan Kawasan Bogor Barat di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Dramaga, Bogor, Senin.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar