c

Selamat

Jumat, 19 April 2024

EKONOMI

26 November 2021

10:21 WIB

Koperasi Distribusi Jadi Solusi Kemiskinan Ekstrem Di Papua

KemenkopUKM ajak Mama-Mama pasar Papua untuk bergabung dengan lembaga koperasi

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Koperasi Distribusi Jadi Solusi Kemiskinan Ekstrem Di Papua
Koperasi Distribusi Jadi Solusi Kemiskinan Ekstrem Di Papua
Dua Mama Papua menata dagangannya di Taman Imbi, Jayapura, Papua, Jumat (8/10/2021). ANTARA FOTO/Indrayadi TH

JAKARTA – Kemiskinan ekstrem dan mahalnya harga barang di Provinsi Papua menjadi hal yang sudah lama diperbincangkan. Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM mengusulkan untuk membentuk koperasi distribusi sembako dan holding induk koperasi di Papua.

Pada pembukaan Pelatihan Peningkatan Kualitas SDM Perkoperasian di Jayapura, Papua, Asisten Deputi Bidang Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional KemenkopUKM Nasrun Siagian optimis jika konsep itu terwujud, masalah kemiskinan ekstrem dan kemahalan harga pada distrik-distrik di Papua dapat teratasi.

Namun demikian, Nasrun menyebutkan untuk mewujudkan pembentukan koperasi itu tidak semudah membalik telapak tangan. Menurutnya, harus ada kesiapan SDM, khususnya dari kalangan milenial yang kuat dengan dukungan dari berbagai pihak terkait.

"Di dalamnya juga mencakup pembangunan infrastruktur koperasi di masing-masing distrik, permodalan, rantai pasok dari pabrikan, transportasi, dan keamanan dan sosialisasi massif kepada masyarakat pentingnya membentuk dan menjadi anggota koperasi," ucapnya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (26/11).

Keuntungan bergabung dengan koperasi, sambungnya, antara lain terdapat Sisa Hasil Usaha (SHU) di akhir tahun, tambahan permodalan, pinjaman biaya sekolah bagi anak yang mencakup seragam hingga biaya kuliah, serta pinjaman untuk biaya berobat.

"Tentu pinjaman itu dengan margin bunga yang rendah karena hal-hal di atas merupakan keperluan mendasar," ulasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja Provinsi Papua Oemah Laduani dengan tegas mengakui permasalahan di Papua ialah terkait SDM aparatur hingga SDM para pelaku UMKM. Permasalahan itu kemudian bertambah rumit dengan mahalnya harga barang-barang pokok.

Untuk itu, Laduani meyakini pembangunan koperasi distribusi yang diusulkan oleh KemenkopUKM ke depannya akan efektif guna mengatasi sejumlah permasalahan tersebut, khususnya untuk mengantisipasi mahalnya harga produk di Papua.

"Tetapi untuk mewujudkan itu, butuh kolaborasi dan sinergi, serta perjuangan ekstra, karena melibatkan banyak stakeholders. Kita harus memulai dengan terlebih dahulu menyiapkan SDM dan Kelembagaannya," imbuh Laduani.

Lebih lanjut, Nasrun juga menekankan peran penting kehadiran koperasi yang akan mewadahi para Mama-Mama pedagang pasar di Papua. Menurutnya, konsep koperasi sangat cocok dengan budaya kekerabatan dan solidaritas orang Papua yang sangat guyub.

Untuk itu, ia mengajak Mama-Mama pasar Papua agar mewujudkan solidaritas yang tinggi tersebut ke dalam kekuatan perekonomian lewat entitas koperasi. Sejalan dengan solidaritas warga Papua, Nasrun mengatakan koperasi juga merupakan sebuah lembaga berwatak sosial serta berazas kekeluargaan.

"Lebih baik margin keuntungan sedikit, tetapi barang laris, dan kesan positif dari masyarakat akan timbul bahwa belanja di pasar Mama-Mama Papua itu menyenangkan," kata Nasrun.

KemenkopUKM, ungkapnya, akan berkoordinasi secara aktif dengan Dinas Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja Provinsi Papua untuk melakukan monitoring serta memberi perhatian khusus kepada perkembangan bisnis Mama-Mama pasar Papua.

"Inovasi dan kreativitas dari Mama-Mama Papua ini penting untuk menciptakan makanan olahan yang bervariasi dan market oriented," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar