c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

05 November 2025

20:00 WIB

Konsumsi Rumah Tangga Terkontraksi Di Kuartal III/2025, BPS: Bukan Berarti Daya Beli Lemah

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan alasan melemahnya konsumsi rumah tangga di kuartal III/2025.

Penulis: Ahmad Farhan Faris

<p id="isPasted">Konsumsi Rumah Tangga Terkontraksi Di Kuartal III/2025, BPS: Bukan Berarti Daya Beli Lemah</p>
<p id="isPasted">Konsumsi Rumah Tangga Terkontraksi Di Kuartal III/2025, BPS: Bukan Berarti Daya Beli Lemah</p>

Ilustrasi. Warga memilih bumbu dapur saat berbelanja di salah satu supermarket kawasan Candisari, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (25/3/2025). AntaraFoto/Aprillio Akbar

JAKARTA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan turunnya konsumsi rumah tangga di kuartal III/2025 dipengaruhi oleh siklus musiman, bukan disebabkan lemahnya daya beli masyarakat.

"Konsumsi rumah tangga itu salah satunya dipengaruhi oleh siklus musiman ya. Karena memang di kuartal ke-III ini kalau event-event besarnya seperti libur keagamaan yang panjang, kan tidak sepanjang di kuartal ke-II," ungkapnya di di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu (5/11) usai melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025 sebesar 5,04% (yoy).

Ia mengatakan, konsumsi rumah tangga kurtal III/2025 masih menunjukkan kondisi yang solid meskipun sedikit melemah dibandingkan kuartal II/2025.

"Kalau kita lihat tetap masih solid, walaupun dibandingkan dengan triwulan ke-II sedikit melemah tipis," ujarnya.

Baca Juga: Konsumsi Rumah Tangga Susut, Andil ke PDB Merosot di Kuartal III/2025

BPS mencatat ekonomi Indonesia kuartal III/2025 dibanding kuartal II/2025 (q-to-q) tumbuh sebesar 1,43%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada ekspor barang dan jasa sebesar 6,77%; diikuti oleh Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi sebesar 6,37%; dan belanja pemerintah sebesar 4,60%.

Beberapa komponen mengalami kontraksi, seperti komponen pengeluaran konsumsi LNPRT (PK-LNPRT) dan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang masing-masing terkontraksi sebesar 3,44% dan 0,56%. Sementara itu, komponen impor barang dan jasa yang merupakan faktor pengurang dalam PDB menurut pengeluaran juga terkontraksi sebesar 0,74%.

Oleh karena itu, ia menepis konsumsi rumah tangga dikatakan melemahnya daya beli masyarakat. Sehingga, ia meminta jangan disandingkan menurunnya konsumsi rumah tangga dengan daya beli masyarakat.

"Enggak. Karena itu beda musim. Di kuartal ke-II kan banyak libur termasuk libur Lebaran Idul Adha, Idul Fitri yang panjang itu kan membuat orang banyak spending dan juga banyak travelling," jelas dia.

Sementara, secara tahunan, pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025 didorong oleh pertumbuhan ekspor dan investasi.

Secara rinci, ekspor barang dan jasa sebesar 9,91%; diikuti belanja pemerintah sebesar 5,49%; PMTB sebesar 5,04%; pengeluaran rumah tangga sebesar 4,89%; dan PK-LNPRT sebesar 4,28%. Komponen impor barang dan jasa juga tumbuh sebesar 1,18%.

“Kalau di sisi produksi, pertumbuhan ekonomi didorong oleh industri pengolahan yang terus menggeliat 5,54%,” ujarnya.

Selanjutnya, Amalia mengatakan terjadi dinamika pada pasar tenaga kerja, yakni antara peningkatan jumlah angkatan kerja dan fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) di beberapa sektor.

"Sebenarnya ada yang PHK, dan ada yang masuk diserap lapangan kerja. Kebetulan Bulan Agustus itu jumlah angkatan kerja meningkat, tetapi dengan peningkatan jumlah angkatan kerja itu ada banyak yang diserap dan ada juga yang menganggur," imbuhnya.

Sedangkan, Amalia belum bisa memprediksi terkait dampak stimulus ekonominya sekarang karena baru terlihat pada periode berikutnya. "Nanti kita lihat ya setelah ini. Kan nanti kita lihat di kuartal berikutnya," katanya.

Baca Juga: BPS: Ekonomi Indonesia Kuartal III/2025 Tumbuh 5,04%

Daya Beli Naik Di Kuartal IV
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan memang kuartal III/2025 terjadi pelemahan konsumsi rumah tangga.

"Memang kuartal III ada pelemahan, tapi kuartal IV kan naik. Inflasi dilihat saja naik di kuartal III akhir," jelas Airlangga.

Ia menyebut daya beli naik di kuartal IV, yang dibuktikan dari Indeks Keyakinan Konsumen sebesar 115, dan PMI Manufaktur yang berada di zona ekspansi di 51,2. Inflasi juga meningkat, dan terjadi kenaikan investasi di emas dan perhiasan.

"Itu sejalan dengan kenaikan konsumsi," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar