c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

31 Juli 2021

09:17 WIB

Konsorsium BUMN-Swasta Pegang Proyek Pelabuhan Anggrek

Nilai investasi proyek Pelabuhan Anggrek sentuh Rp1,4 triliun

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Konsorsium BUMN-Swasta Pegang Proyek Pelabuhan Anggrek
Konsorsium BUMN-Swasta Pegang Proyek Pelabuhan Anggrek
Ilustrasi. Pembangunan Pelabuhan Multipurpose Wae Kelambu di Dermaga Pelni Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Kamis (29/7). ANTARAFOTO/M Adimaja

JAKARTA - Kementerian Perhubungan telah menetapkan Konsorsium Anggrek Gorontalo International Terminal sebagai pemenang lelang proyek pembangunan Pelabuhan Anggrek di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

Konsorsium yang terdiri dari PT Gotrans Logistics International, PT Anugerah Jelajah Indonesia Logistic, PT Titian Labuan Anugrah, dan PT Hutama Karya (Persero) telah ditetapkan sebagai pemenang pada 18 Juni 2021 silam dan baru menandatangani perjanjian kerja sama pada Jumat (30/7).

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Agus H. Purnomo menjelaskan nilai investasi dari pembangunan pelabuhan dengan skema KPBU itu mencapai Rp1,4 triliun dengan biaya operasional Rp5,2 triliun yang akan dikerjasamakan selama 30 tahun.

"Sedangkan besaran pendapatan konsesi itu 2,5% per tahun dari pendapatan kotor yang dapat dinaikkan secara progresif serta pembagian kelebihan keuntungan (clawback) sebesar 50% disetorkan oleh badan usaha dalam penyediaan infrastruktur," jelasnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Penandatanganan kerja sama itu, lanjut Agus, tak lepas dari vitalnya peran BUMN maupun pihak swasta dalam kondisi keterbatasan APBN dan bisa membantu pemerintah agar tetap mengakselerasi pembangunan infrastruktur, termasuk pelabuhan.

"Untuk itu, kami berikan kesempatan kepada badan usaha, baik BUMN maupun swasta agar berperan dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur pelabuhan," kata dia.

Agus menambahkan, proyek KPBU Pelabuhan Anggrek tersebut salah satunya ialah penyediaan dermaga peti kemas yang dapat mengakomodir kapal bertambat sebesar 30.000 DWT dan general cargo yang bisa mengakomodir kapal 10.000 DWT.

Selain itu, nantinya ruang lingkup proyek tersebut akan meliputi kegiatan bongkar muat barang, peti kemas, curah, hingga penyediaan dan pelayanan jasa terkait kepelabuhanan lain sesuai penyelenggaraan proyek KPBU.

Sebagai target, keberadaan Pelabuhan Anggrek diharapkan bisa mendukung konektivitas Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gopandang di Gorontalo sebagai penunjang kegiatan industri dan perdagangan serta simpul ditribusi, produksi, dan konsolidasi.

Agus turut menjelaskan bahwa Pelabuhan Anggrek sendiri merupakan pelabuhan pengumpul dan saat ini melayani kegiatan bongkar muat multipurpose yang diselenggarakan langsung oleh Kantor Unit Penyelenggara Kelas II Anggrek.

Menurutnya, Pelabuhan Anggrek memiliki daya tarik tersendiri bagi pihak swasta atau badan usaha mengingat potensi hinterland (pengembangan kawasan sekitar) yang sangat potensial.

"Antara lain terdapat dukungan area perkembangan komoditi pertanian dan berada Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Gorontalo-Paguyaman-Anggrek-Kwandang (Gopandang)," jelas Agus.

Agus menegaskan, proyek tersebut penting digarap karena kapasitas operasional dermaga saat ini sudah melewati batas standar kinerja pelabuhan, di mana ukuran kapal-kapal yang bersandar, baik peti kemas maupun kargo lebih besar dari kapasitas dermaga eksisting.

Sebagai informasi, pelabuhan yang terletak di bagian utara Pulau Sulawesi tersebut memiliki konektivitas dengan beberapa negara, seperti Jepang, Korea Selatan, China, serta Hongkong. Dari aspek geografis itu, Kemenhub pun mengajak investor swasta agar turut berkolaborasi tidak hanya untuk pelabuhan, tetapi juga kepentingan kawasan sekitarnya.

"Sehingga kami harapkan ke depan produktivitas bisa berkembang dan lapangan kerja bagi masyarakat setempat bisa bertambah," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar