c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

17 Juli 2024

21:00 WIB

Kompak Tak Pakai Dolar AS, Transaksi LCT RI-China Melonjak 80%

Indonesia dan China sama-sama bertransaksi menggunakan mata uang lokal alias LCT, dan tidak memakai dolar AS. Transaksi LCT RI-China pun melonjak 80,6% (yoy) pada Juli 2024.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Kompak Tak Pakai Dolar AS, Transaksi LCT RI-China Melonjak 80%</p>
<p id="isPasted">Kompak Tak Pakai Dolar AS, Transaksi LCT RI-China Melonjak 80%</p>

Mata uang China yuan. Sumber: Antarafoto

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan, terjadi peningkatan jumlah transaksi yang menggunakan mata uang lokal alias local currency transaction (LCT). Adapun penggunaan LCT yang paling banyak terjadi pada transaksi antara Indonesia dan China.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyampaikan, transaksi menggunakan mekanisme LCT antara Indonesia dan China jumlahnya mencapai US$887,43 juta pada Juni 2024. Angka itu melonjak 80,6% (yoy) dibandingkan transaksi LCT pada Juni 2023.

"LCT trennya terus mengalami peningkatan, bahkan China yang kemarin sempat redup karena ekonominya masih struggling, nah per dua bulan terakhir itu terus mengalami peningkatan," ujarnya dalam Konpers RDG BI Edisi Juli 2024, Jakarta, Rabu (17/7).

Baca Juga: Indonesia Resmi Bentuk Satgas LCT, Dongkrak Transaksi Mata Uang Lokal

Destry mengatakan, secara kumulatif, jumlah transaksi menggunakan LCT antara RI-China sejak Januari hingga Juni 2024 mencapai US$4,7 miliar. Angka itu naik sebesar 45,7% dibandingkan periode sama pada 2023 yang senilai US$3,22 miliar.

Lebih lanjut, ia pun menuturkan jumlah pelaku usaha yang menggunakan LCT tidak banyak berubah, yakni ada 4.379 pelaku usaha. Namun, menurutnya satu hal yang menarik perhatian adalah perkembangan penggunaan LCT antara Indonesia dan China yang sangat pesat.

"Tiongkok ini cepat sekali pertumbuhannya, di mana untuk bulan Juni (2024) mereka transaksinya mencapai 42,9% dari total transaksi LCT kita," tutur Destry.

Berkaca pada perkembangan tersebut, Destry meyakini penerapan LCT bakal berdampak positif, terutama dalam mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap dolar AS. Dia mengatakan kebijakan yang ditempuh ini juga bisa memperdalam pasar keuangan di Indonesia.

"Jadi diversifikasi mata uang dan juga dalam rangka pendalaman pasar keuangan kita ini tampaknya mulai menunjukkan hasil yang positif melalui strategi LCT, untuk perdagangan dan investasi kita," ungkap Destry.

Sebagai informasi tambahan, LCT adalah penyelesaian transaksi bilateral antar dua negara yang dilakukan dalam mata uang masing-masing negara. Itu dilakukan setelah settlement transaksinya dilakukan dalam yurisdiksi wilayah negara masing-masing.

Sebagai contoh penggunaan LCT antara RI-China. Itu berarti transaksi perdagangan Indonesia dan China dapat dilakukan dalam mata uang rupiah ketika setelmen transaksinya di Tanah Air. Kemudian, transaksi perdagangan bisa dilakukan dalam mata uang Yuan atau Renminbi ketika setelmen transaksinya di China.

Baca Juga: Indonesia-Korsel Sepakat Hubungkan QR Code Pembayaran Antarnegara

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo memaparkan, Bank Indonesia terus memperkuat kerja sama internasional pada area kebanksentralan. Di antaranya, menjalin konektivitas sistem pembayaran dan transaksi menggunakan mata uang lokal (LCT), serta fasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan di sektor prioritas bekerja sama dengan instansi terkait.

Perry menjelaskan, transaksi menggunakan mata uang lokal alias LCT ini diperuntukkan bagi 3 jenis sektor. Itu mencakup sektor perdagangan dan investasi, sektor sistem pembayaran, dan sektor keuangan. Ia mengaku BI terus mendorong perluasan kerja sama LCT dengan negara lainnya.

"Jadi lama-lama ini terus kita kembangkan untuk lebih banyak pakai LCT," ucapnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar