c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

09 Maret 2023

08:13 WIB

KKP Evaluasi Hilirisasi Rumput Laut

Indonesia sebagai produsen utama rumput laut dunia, masih mengekspor produk mentah. Hilirisasi rumput laut Indonesia masih kalah oleh China.

Editor: Fin Harini

KKP Evaluasi Hilirisasi Rumput Laut
KKP Evaluasi Hilirisasi Rumput Laut
Petani rumput laut mengangkat hasil panennya di Desa Sani Sani, Kolaka, Sulawesi Tenggara. ANTARA FOTO/Jojon

JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi mendalam sektor rumput laut sebagai langkah awal untuk mendorong hilirisasi komoditas tersebut. Hingga kini, Indonesia sebagai produsen utama rumput laut dunia, masih mengekspor produk mentah. Hilirisasi rumput laut Indonesia masih kalah oleh China.

"Kita sedang melakukan suatu evaluasi mendalam. Salah satunya, kita punya produksi dua jenis rumput laut yang cukup signifikan. Kita lagi hitung seberapa besar rumput laut kita ini memberikan pengaruh kepada industri berikutnya," ujarnya dalam kunjungannya di Kebumen, Jateng, Rabu (8/3), dikutip dari Antara.

Ke depan, lanjut dia, apabila hasil perhitungan menunjukkan pengaruh yang besar dan signifikan, KKP bakal mendorong industri untuk berinvestasi di Indonesia. 

Dia juga menjanjikan akan memberikan dukungan penuh agar hilirisasi rumput laut dapat terealisasi.

Beberapa sentra produksi akan menjadi proyek percontohan atau modelling pengembangan rumput laut, yakni NTT, Tual-Halmahera Selatan, dan Wakatobi.

"Tiga wilayah yang saya ingin dengan Pak Dirjen Budidaya supaya di tahun ini dijadikan satu model. Kita sudah undang beberapa investor," imbuhnya.

Lebih lanjut, dia memaparkan metode pengembangan hilirisasi rumput laut akan dilakukan dengan pengembangan bibit melalui kultur jaringan, cara budi daya dengan tidak menggunakan tambang plastik/rafia, tetapi dengan alat yang lebih ramah lingkungan.

"Hubungan antara petani dan industri juga harus dekat, itu kita siapkan," ujarnya.

Trenggono turut mengungkapkan budi daya rumput laut di Wakatobi sudah cukup bagus, sehingga pihaknya akan memberikan dukungan terkait sarana dan prasarana.. Termasuk, menghadirkan industri memproses rumput laut.

Hal tersebut disampaikan Trenggono terkait pernyataan Presiden Jokowi yang menyoroti posisi Indonesia yang justru kalah dari China dalam hal memasok produk hilir rumput laut dunia, sedangkan China adalah importir rumput laut terbesar dunia.

"Luas lautan kita 3,2 juta km, besar sekali. Potensinya belum kita apa-apakan. Saya berikan contoh, misalnya rumput laut. Indonesia itu eksportir nomor 1, tapi bahan mentah. Ekspor mentahan saja. Kalau RRT (China) itu importir nomor 1 rumput laut. Dia tidak produsen rumput laut," kata Presiden.

Sebagai informasi, Indonesia memiliki sebanyak 900 spesies rumput laut. Hal itu membuat Indonesia dinobatkan sebagai salah satu produsen rumput laut teratas (top seaweed producers).

Berdasarkan data FAO pada 2019, dari total 35,8 juta ton produksi rumput laut dunia yang disumbang 49 negara/wilayah, sebanyak 27,86% berasal dari Indonesia.

Indonesia juga tercatat sebagai produsen nomor satu dunia untuk produk gracilaria, cottoni dan spinosum yang merupakan bahan baku agar dan karagenan. Adapun untuk produk rumput laut tropis (Kappaphycus/Euchema), pangsa pasar Indonesia di dunia mencapai 75%.

Indonesia menjadi produsen kedua terbesar dunia setelah China dalam hal produksi rumput laut, dengan jumlah produksi sebesar 9,9 juta ton, sementara produksi rumput laut China mencapai 20,2 juta ton. 

Meskipun begitu, Indonesia juga menempati posisi kedua dalam hal nilai ekspor rumput laut setelah China, dengan nilai ekspor mencapai US$200 juta dan pangsa pasar sebesar 12,3%. China sendiri memiliki nilai ekspor rumput laut yang lebih besar yaitu mencapai US$578 juta dengan pangsa pasar sebesar 21,8%.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar