09 April 2025
14:00 WIB
Ketua DPRD Jakarta: Nasabah Jangan Ikuti Ajakan Kosongkan Rekening Bank DKI
Ketua DPRD DKI Jakarta mengimbau masyarakat tidak mengikuti ajakan mengosongkan rekening Bank DKI karena permasalahan sistem. Bank milik pemprov itu merupakan aset dengan dividen tertinggi.
Editor: Khairul Kahfi
Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin mengimbau masyarakat untuk tidak mengikuti ajakan mengosongkan rekening di Bank DKI karena permasalahan sistem, Jakarta, Selasa (8/4). Dok DPRD DKI Jakarta
JAKARTA - Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin mengimbau masyarakat untuk tidak mengikuti ajakan mengosongkan rekening di Bank DKI karena permasalahan sistem. Mengingat, bank milik pemprov itu merupakan aset daerah yang memberikan dividen tertinggi selama ini.
"Jangan ikuti ajakan untuk mengosongkan. Karena ini kan aset kita, aset Pemda, aset DKI," kata Khoirudin dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Rabu (9/4).
Menurutnya, saat ini perusahaan daerah (perumda) tersebut sedang mengatasi masalah layanan dan bekerja untuk mengembalikan layanan kembali normal.
Dirinya pun mengaku sempat kecewa dengan kondisi gangguan sistem yang terjadi di Bank DKI yang berimbas pada momentum Lebaran. Lantaran Khoirudin ikut terdampak langsung dan tidak nyaman akibat persoalan ini.
“Saya tidak bisa transfer. Akhirnya, saya minta tolong anak saya untuk transfer,” ujar Khoirudin.
Baca Juga: Terkait Pemulihan Sistem Saat Libur Lebaran, Berikut Klarifikasi Bank DKI
Meski demikian, dia kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak mengikuti ajakan mengosongkan rekening Bank DKI. Pasalnya, aksi ini dapat merugikan dalam sisi penerimaan daerah.
Secara objektif, dia menilai, selama ini Bank DKI merupakan salah satu BUMD terbaik, khususnya memberikan dividen terbesar ke Pemprov Jakarta. Karena itu, Khoirudin mengingatkan masyarakat agar tidak terpancing mengosongkan rekening di Bank DKI.
"Kadang ada salah, ada kekurangan. Tapi jangan karena kekurangan itu gerakan mengosongkan rekening di Bank DKI karena akan merugikan kita sendiri... Ini aset kita, aset warga Jakarta," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya juga meminta Manajemen Bank DKI segera menyelesaikan persoalan itu. Menurutnya, mencari tahu penyebab dari terganggunya pelayanan hingga berhari-hari sangat penting. Mengingat, banyak masyarakat yang mengandalkan Bank DKI untuk segala jenis transaksi.
“Kita berharap, setelah ketemu permasalahannya apa, bisa kita selesaikan dan tidak terjadi lagi,” tandasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank DKI Agus Haryoto Widodo mengklaim, layanan transaksi antarbank melalui ATM Bank DKI sudah kembali beroperasi secara penuh. Menyusul selesainya proses pemeliharaan sistem perbankan sejak 29 Maret 2025
"Nasabah kini dapat kembali melakukan berbagai transaksi seperti tarik tunai, cek saldo, transfer lintas bank (off-us), hingga pembayaran tagihan," kata Agus, Selasa (8/4).
Menurutnya, pulihnya layanan tersebut menyusul selesainya proses pemeliharaan sistem layanan sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas layanan dan penguatan sistem keamanan transaksi.
Dia menegaskan, Bank DKI terus memprioritaskan keamanan data dan dana nasabah selama proses pemeliharaan berlangsung. Pihaknya juga memastikan setiap permasalahan yang mungkin muncul telah ditindaklanjuti dan diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Rapat Dengan Pemprov Jakarta
Adapun, Gubernur Jakarta Pramono Anung menyampaikan akan memanggil jajaran Direksi Bank DKI untuk meminta penjelasan terkait gangguan sistem yang terjadi pada momen lebaran.
“Saya dan Wagub sudah memanggil Direksi Bank DKI,” tegas Pramono di Balaikota DKI, Selasa (8/4).
Dia mengungkapkan telah mempelajari dan memahami secara detail perihal gangguan sistem di Bank DKI. Pramono juga memastikan dana para nasabah tetap aman sehingga tidak perlu ada kekhawatiran.
Dia juga menegaskan, akan ada langkah lanjutan setelah evaluasi menyeluruh. Yakni, peta laporan permasalahan oleh direksi Bank DKI.
“Hari ini secara khusus, rapat pertama kami adalah menyangkut Bank DKI... Saya dan pak Wagub segera akan mengambil keputusan,” ungkap Pramono
Baca Juga: Ada Pemeliharaan Sistem, Pemprov Jakarta Tepis Isu Serangan Siber Bank DKI
Gangguan sistem Bank DKI pertama kali ramai dikeluhkan nasabah sejak 29 Maret 2025. Banyak nasabah melapor tidak bisa melakukan transfer antar bank, menggunakan fitur QRIS, maupun menarik uang tunai di ATM Bersama. Keluhan tersebut ramai disampaikan melalui medsos, khususnya di akun X (dulu Twitter) resmi Bank DKI.
Salah satu nasabah Bank DKI melaporkan ke akun X @bank_dki karena tidak dapat menemukan fitur transfer uang ke bank lain di Aplikasi JakOne Mobile pada 29 Maret 2025.
“Halo Bank DKI, ini kenapa ya dari siang tidak ada fitur transfer eksternal di Aplikasi JakOne, mohon segera diperbaiki ya karena saya mau transfer ke bank lain,” tulis akun X @archive.
Kemudian, pada 30 Maret 2025, pemilik akun @unknown mengunggah tangkapan layar dari pesan dan mengirimkan ke Instagram Bank DKI.
Akun tersebut komplain karena tidak dapat menggunakan QRIS m-banking. Pada aplikasi mobile banking Bank DKI hanya tertulis ‘Terjadi kesalahan, harap coba lagi nanti’.
Setelah pemilik akun mencoba transaksi yang sama sebanyak lima kali, ternyata saldonya sudah terpotong tapi tidak masuk ke dalam riwayat transaksi.
“Gimana nih @bank_dki??” tulis akun @unknown.
Masalah tersebut berlanjut saat Lebaran 2025, pada 31 Maret 2025. Nasabah dengan akun X @erza*22 menyuarakan kekesalan karena tidak bisa melakukan transaksi antarbank, membayar dengan debit atau QRIS, serta gagal tarik tunai di ATM Bersama.
“Hey @bank_dki sampai kapan maintenance sistemmu? Dari mudik tanggal 29 sampai sekarang gak bisa transaksi antar bank, gak bisa bayar debit, gak bisa bayar QRIS, gak bisa tarik tunai ATM bersama. Lu kira gerai ATM-mu udah nyebar ke daerah-daerah?,” tulisnya.