c

Selamat

Jumat, 26 April 2024

EKONOMI

21 September 2021

08:05 WIB

Ketua DPD Minta Pemerintah Lindungi Peternak Kecil

Peternak berhadapan dengan lonjakan biaya produksi dan penurunan daya beli

Editor: Fin Harini

Ketua DPD Minta Pemerintah Lindungi Peternak Kecil
Ketua DPD Minta Pemerintah Lindungi Peternak Kecil
Peternak membawa poster berisi tuntutan saat menggelar aksi di halaman kantor cabang Bank BNI Blitar, Jawa Timur, Selasa (14/9/2021). ANTARA FOTO/Irfan Anshori

JAKARTA – Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah membuat mekanisme perlindungan bagi peternak mandiri skala kecil, agar tidak tergilas dari dominasi korporasi besar. Pertarungan langsung antara peternak kecil dengan pengusaha besar tentu saja berjalan tak seimbang.

“Kondisi seperti itu akan menjadi tidak sehat dan harus diakhiri. Pemerintah harus hadir memberi perlindungan bagi peternak kecil," kata La Nyalla di Jakarta, Senin (20/9), dikutip dari Antara.

Dia mengatakan, banyak peternak kecil babak belur karena harus berhadapan langsung dengan pengusaha besar dalam memasarkan ayam hidup di pasar tradisional. Menurut La Nyalla, pemerintah perlu segera membuat mekanisme yang berkeadilan agar tidak menjadi bom waktu yang berpotensi pada permasalahan sosial. 

Dia berpendapat kondisi ini berpotensi meruntuhkan usaha peternakan kecil jika terus dibiarkan.

"Pemerintah wajib mengakomodasi permintaan dan harapan para peternak, sehingga mereka mampu bertahan di dalam usahanya," kata senator asal Jawa Timur itu.

Karena itu, La Nyalla berharap Presiden Joko Widodo menganulir peraturan Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian tentang harga acuan daging dan telur ayam ras.

"Peraturan Mendag dan Mentan tidak mampu melindungi peternak kecil ketika terjadi ketimpangan harga di tengah pasar karena harga bergerak dinamis mengikuti biaya produksi," ucap dia.

Pemerintah, kata La Nyalla, harus mempertimbangkan struktur biaya produksi dan distribusi, termasuk keuntungan masing-masing pelaku usaha.

“Jelas tidak adil saat peternak besar dan kecil memasarkan di pasar yang sama sementara biaya pokok yang dikeluarkan oleh keduanya berbeda. Para petani kecil pasti terus-menerus merugi karena biaya operasional yang tinggi, sementara korporasi mampu menekan biaya produksi dan lebih untung," katanya.

La Nyalla juga meminta persoalan para peternak kecil yang mengalami kesulitan pakan akibat pandemi covid-19 untuk dipecahkan. "Peternak kecil kesulitan untuk mendapatkan pakan, karena ada dugaan selain harganya yang tinggi, juga sudah dikuasai oleh pabrik-pabrik pakan. Pemerintah harus memastikan tidak terjadi monopoli juga dalam hal ini," kata dia.

Harga Jagung Tinggi
Sementara itu, peternak ayam di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengeluhkan harga telur ayam yang semakin turun menjadi hanya Rp13.800 per kilogram. Harga jual ini tidak sesuai dengan biaya perawatan.

"Hari ini harga telur ayam Rp13.800 per kilogram dari kandang. Kemarin Rp14.200 per kilogram," kata Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Putera) Blitar, Sukarman saat dikonfirmasi di Blitar, Senin.

Ia mengatakan, penurunan harga telur ayam ini sudah terjadi sejak awal pandemi covid-19. Kebijakan PPKM juga membuat harga telur ayam semakin turun. Produksi telur ayam tetap, sedangkan barang tidak bisa leluasa dikirim ke luar kota.

Kabupaten Blitar adalah salah satu penghasil telur ayam dari sentra peternakan ayam yang cukup besar. Telur-telur ini selain untuk memenuhi kebutuhan lokal, juga dikirim hingga berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jakarta. Bahkan, telur ayam asal Blitar juga sebagai salah satu penyokong kebutuhan telur nasional.

Sebelum pandemi covid-19, per hari pengiriman bisa hingga mencapai 450 ton. Namun, saat ini karena ada PPKM jumlah pengiriman itu pun menurun drastis. Misalnya di Jakarta, program pangan murah dihentikan sementara, sehingga permintaan telur pun turun.

"Jadi, garis besarnya ada pandemi sehingga lalu lintas manusia dikurangi. Ini akhirnya menjadikan harga telur turun, padahal produksi tetap. Pakan bahan bakunya impor, selama pandemi juga naik. Dengan demikian, ternak alami kesulitan, ditambah PPKM beberapa bulan terakhir itu lebih parah lagi," kata dia.

Selain harga telur yang terus mengalami penurunan, harga pakan juga masih mahal, sekitar Rp6.600 per kilogram untuk pakan jadi. Sementara, untuk jagung Rp6.000 per kilogram. Padahal, harga jagung sesuai peraturan Kementerian Perdagangan seharusnya Rp4.500 per kilogram.

Menurut dia, HPP telur idealnya adalah Rp20.500 per kilogram. Namun, karena harga saat ini sekitar Rp14 ribu per kilogram dari kandang, otomatis peternak mengalami kerugian sekitar Rp6.500 per kilogram.

Kondisi ini, lanjutnya, membuat banyak peternak yang gulung tikar. Dari sekitar 4.500 peternak di Kabupaten Blitar, ada sekitar 20% yang gulung tikar.

Pihaknya juga sudah bertemu dengan Presiden Joko Widodo dengan sejumlah peternak lain. Ia cukup lega, karena Presiden mau bertemu dengan para peternak dan memberikan solusi bagi sektor peternakan di masa pandemi covid-19 ini.

Suroto, peternak ayam asal Desa Suruhwadang, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, juga mengakui harga telur ayam terus mengalami penurunan. Hal itu berbanding terbalik dengan harga pakan yang mengalami kenaikan.

Ia mengatakan, harga jagung kini sekitar Rp6.000 per kilogram hingga Rp6.200 per kilogram. Padahal, seharusnya harga jagung adalah Rp4.500 per kilogram, sesuai aturan pemerintah. Selain mahal, jagung juga sulit dicari sehingga peternak pun kebingungan.

"Jagung sulit dicari dan harganya tinggi. Kalau mudah dicari, harganya tidak tinggi, padahal dari Kementerian Pertanian surplus 2 juta ton di 2021 ini," kata dia.

Sebagai peternak kecil, ia berharap harga jagung bisa normal sesuai dengan aturan pemerintah yakni Rp4.500 per kilogram. Dengan itu, peternak pun juga tentunya bisa bertahan di masa pandemi covid-19 ini.

 

Peternak memanen telur dari peternakan ayam miliknya di Malang, Jawa Timur, Rabu (16/6/2021). ANTARAFOTO/Ari Bowo Sucipto

 

Menanggapi keluhan soal jagung, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono mengatakan pihaknya akan memasok 1.000 ton pakan jagung ke daerah sentra peternak unggas petelur yaitu Blitar–Jawa Timur, Kendal–Jawa Tengah, dan Lampung untuk menyediakan pakan murah bagi peternak rakyat.

"Pak Menteri Pertanian sudah buat tiga skenario yaitu jangka pendek, jangka menegah, dan jangka panjang. Jangka pendek melalui Ditjen Tanaman Pangan menyuplai 1.000 ton jagung khusus pakan di Blitar, Kendal Jawa Tengah, dan Lampung," kata Kasdi dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin.

Selain itu, Kasdi mengatakan Kementerian Pertanian juga akan menyerap telur dari peternak rakyat oleh perusahaan integrator milik pemerintah guna mengatasi jatuhnya harga telur di pasaran.

Selanjutnya, penyerapan telur dari peternak rakyat tersebut nantinya akan berkelanjutan karena akan diolah menjadi tepung telur.

"Perlu waktu untuk merancang integrator mana yang nanti dibangunkan pabriknya, supaya telur tidak oversupply sehingga menyebabkan harga jatuh," kata Kasdi.

Untuk jangka panjang yang sifatnya lebih permanen, lanjut dia, komoditas jagung nantinya akan dibuat buffer stock atau cadangan pangan dan pakan agar pemerintah bisa mengatur harga komoditas tersebut di pasaran layaknya pengendalian harga beras.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi menerangkan solusi lain untuk pengendalian harga jagung yaitu dengan memperlancar distribusi dari daerah sentra jagung langsung ke peternak. Dia juga mengatakan Kementan mendorong kemitraan petani jagung yang dibina di bawah Kementerian Pertanian dengan peternak rakyat.

"Petani jagung yang kami bina untuk bermitra kepada peternak kecil, sehingga ada jaminan pasokan, dan harga disepakati bersama. Sehingga enak sama enak antara petani jagung dan peternak telur," kata Suwandi.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan kepada Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk menyediakan jagung untuk pakan ternak sebanyak 30 ribu ton dengan harga Rp4.500 per kg. Kebijakan tersebut untuk meringankan beban peternak rakyat agar bisa berproduksi dengan maksimal dan bisa menjual telur atau ayam pedaging di atas HPP.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar